GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Kesehatan
Beranda / Kesehatan / Perempuan Kupang Melawan Kanker Serviks: Kolaborasi Bupati, Biofarma, dan Metro Medika

Perempuan Kupang Melawan Kanker Serviks: Kolaborasi Bupati, Biofarma, dan Metro Medika

Catharina Sigit, pendiri dan CEO PT CML Metro Medika berbicara dalam forum seminar bertajuk Road To Zero HPV di Kantor Bupati Kupang, Kamis (24/7/2025). Foto: Mekson

Seminar kolaboratif Pemkab Kupang, Biofarma, dan Metro Medika membuka jalan baru dalam eliminasi HPV. Dari ruang seminar ke ruang keluarga.

OELAMASI,SELATANINDONESIA.COM – Pagi itu, Kamis (24/7/2025), lantai aula Kantor Bupati Kupang terasa berbeda. Tak hanya dipadati kursi dan spanduk seminar kesehatan, tapi juga dipenuhi semangat dan tekad: dari guru sekolah dasar, kepala puskesmas, tokoh perempuan, hingga para pejabat. Semua bersatu membicarakan satu hal, virus yang selama ini diam-diam merenggut nyawa para perempuan: Human Papilloma Virus (HPV), penyebab utama kanker serviks.

Pemerintah Kabupaten Kupang tak sendiri. Dua mitra strategis ikut mendorong langkah besar ini, PT Biofarma dan PT CML Metro Medika. Bertajuk Road To Zero HPV, seminar ini menjadi bagian dari kampanye nasional menuju eliminasi kanker leher rahim pada 2030.

“Ini bukan semata urusan medis,” kata Bupati Kupang, Yosef Lede, dalam sambutan pembuka. “Ini soal martabat perempuan, soal ketahanan keluarga, dan soal masa depan bangsa.”

Bupati Yosef bicara lugas. Baginya, vaksinasi HPV gratis bagi anak perempuan SD adalah langkah strategis. Tapi, kata dia, vaksin saja tak cukup. Ia ingin gerakan ini menyentuh lebih dalam: edukasi lintas usia, skrining rutin, dan partisipasi masyarakat akar rumput. “Saya sudah perintahkan semua kepala puskesmas bekerja sama dengan sekolah untuk mendata murid dan ibu-ibu. Kita siapkan perencanaan anggaran,” tegasnya.

Empat Nyali, Satu Arah: Umbu, Amandio, Danny Ferdito, dan Kingstone Menggeliatkan Indonesia di Arena Drift Dunia

Langkah itu diamini Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Kupang, Habel Mbate, yang hadir bersama para pejabat kecamatan dan kepala desa. Mbate bahkan mengusulkan skema skrining sebagai prasyarat pelayanan kesehatan dasar. “Kalau perlu, sebelum ke puskesmas, warga wajib punya kartu skrining. Ini bentuk keseriusan kita,” ujarnya.

Dalam perspektif Mbate, kebijakan anggaran dan perlindungan kesehatan perempuan bukan semata urusan Dinas Kesehatan, tapi menyangkut regulasi, koordinasi, dan kaderisasi. Ia menyarankan agar tiap kecamatan punya duta serviks, orang-orang yang paham soal deteksi dini dan bisa menjadi motor edukasi.

Langkah Pemerintah Kabupaten Kupang menuai pujian dari Catharina Sigit, pendiri dan CEO PT CML Metro Medika. “Awalnya kami rencanakan seminar ini di Agustus, tapi Pak Bupati bilang, ‘terlalu lama, percepat ke Juli’. Kami senang sekali karena responsnya sangat cepat dan konkret,” ucapnya.

Metro Medika sendiri sejak 2015 telah menyelenggarakan seminar serupa di berbagai daerah. Catharina menegaskan, penting untuk mulai memperluas cakupan vaksinasi, bukan hanya untuk anak perempuan, tapi juga anak laki-laki. “Kanker juga bisa menyerang organ reproduksi pria. Vaksinasi ini bentuk perlindungan menyeluruh,” ujarnya.

Senada, Fery Arie Nugroho, Manajer Regional PT Biofarma, menyebut kolaborasi lintas sektor ini sebagai contoh ideal sinergi pusat-daerah-swasta. “Ini bukan sekadar wacana kesehatan. Ini kerja konkret membangun generasi sehat dan produktif,” katanya.

Dari Peluh Umat, Berdirilah Rumah Bunda Selalu Menolong di Kambajawa

Fery, yang juga membawa materi soal vaksinasi dalam seminar itu, menekankan bahwa Biofarma sebagai mitra resmi Kementerian Kesehatan RI mendukung penuh eliminasi HPV. Vaksinasi bukan semata tindakan medis, tapi bagian dari strategi pembangunan nasional.

Di sesi akhir seminar, dokter spesialis Herwinda Geraldine menyampaikan materi teknis tentang deteksi dini kanker serviks. Ia menjelaskan pentingnya Pap smear berkala, edukasi organ reproduksi sejak dini, dan perubahan gaya hidup sehat.

Di balik data, layar presentasi, dan pidato kebijakan, tersimpan satu harapan besar: agar anak-anak perempuan Kupang yang kini duduk di bangku kelas 5 SD kelak tak mengenal kata kanker serviks. Harapan bahwa suatu hari, di tahun 2030 nanti, Kupang bisa berdiri di garis depan sebagai wilayah yang bebas dari HPV.

Tentu saja, harapan itu hanya bisa terwujud jika gerakan ini tak berhenti di ruang seminar. Ia harus menembus sekolah, puskesmas, dan dapur rumah-rumah sederhana di desa-desa. Seperti kata Bupati Lede, “Kita tidak sedang berbicara soal statistik, tapi soal nyawa dan masa depan.” */Mercy/Mekson/Laurens Leba Tukan

Gubernur NTT Dorong Digitalisasi untuk Tingkatkan Kualitas Layanan Publik

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement