GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Sumba Tengah
Beranda / Berita Hari Ini NTT / Sumba Tengah / Sendok di Tangan Bupati Paulus, Cinta di Balai-Balai

Sendok di Tangan Bupati Paulus, Cinta di Balai-Balai

Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu ketika meninjau langusng penanganan stunting di Desa Matawoga, Kabupaten Sumba Tengah, Kamis (10/7/2025). Foto: ProkopimSTeng

Bupati Sumba Tengah Paulus S. K. Limu mendatangi rumah-rumah warga di atas rumah panggung, menyuapi balita dengan tangan sendiri. Sebuah langkah sunyi tapi pasti untuk melawan stunting dan 2T di jantung Sumba.

WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Di atas balai-balai bambu di kolong rumah panggung milik seorang warga Dusun Laitotuk, terdengar suara lembut memanggil nama seorang balita. Seorang pria berbaju tenun, tangan kanannya memegang sendok kecil, perlahan menyuapkan sesendok nasi, sayur, dan telur ke mulut mungil yang tampak enggan membuka.

Pria itu bukan kader posyandu, bukan pula petugas gizi. Ia adalah Bupati Sumba Tengah, Drs. Paulus S. K. Limu, yang pagi itu, Kamis (10/7/2025) memutuskan untuk tidak hanya memantau program gizi dari kejauhan, melainkan menyentuh langsung denyut kehidupan anak-anak yang tengah berjuang keluar dari belenggu stunting dan gizi buruk.

“Kalau tidak kita yang turun langsung, bagaimana kita tahu rasa lapar anak-anak ini?” ucapnya sambil menyeka mulut seorang bocah lelaki berumur dua tahun yang berat badannya tak kunjung naik.

Kunjungan ke Desa Matawoga hari itu bukan sekadar inspeksi, tapi bagian dari program pendampingan intensif terhadap bayi stunting, 2T (berat badan tidak naik), dan underweight. Data Posyandu per Mei 2025 mencatat 33 anak dengan status 2T dan 30 lainnya mengalami stunting.

Reputasi Baru di Usia ke-63: Gubernur Melki Ingin Bank NTT Jadi Jantung Ekonomi Rakyat

Dari Kantor ke Kolong Rumah

Alih-alih menggelar seremoni di kantor desa, Bupati Paulus meminta timnya menyusuri dusun-dusun. Di setiap rumah yang memiliki balai-balai bambu atau kolong rumah panggung, ia duduk bersama keluarga, membawa serta menu makanan tambahan hasil racikan tenaga gizi: nasi, sayur labu, telur rebus, tahu, dan susu formula.

Di satu rumah, ia sempat mencicipi makanan lebih dulu sebelum menyuapkannya kepada balita. Di rumah lain, ia mengganti susu yang tidak cocok dengan merek yang lebih aman bagi lambung anak. “Tidak bisa kita paksa minum susu kalau anaknya muntah terus. Ganti saja dengan Dancow yang lebih netral,” katanya kepada petugas.

Tak hanya menyuapi, ia juga berdialog dengan para ibu: soal kebiasaan makan anak, cara memasak, sampai pantangan-pantangan lokal yang kadang memperburuk gizi balita. Ia meminta agar para kader posyandu tetap mendampingi dan memberikan edukasi berkelanjutan kepada orang tua.

“Bukan hanya memberi makan, tapi juga merawat dengan cinta. Karena yang menyembuhkan itu bukan cuma makanan, tapi juga kasih sayang,” ujarnya.

Meriah di Mbay: Jalan Sehat, Zumba, dan Semangat Sinergi Bank NTT

Langkah Kecil, Tekad Besar

Program makanan tambahan ini dilaksanakan serentak di lima titik Desa Matawoga. Namun, kehadiran langsung Bupati di rumah-rumah warga, di ruang makan yang tak bermeja, di balai-balai yang jadi dapur sekaligus ruang keluarga, memberi bobot moral yang berbeda. Ada makna yang melampaui angka.

Ia menekankan bahwa pendampingan tak cukup hanya sebulan. Bila perlu, program diperpanjang hingga tiga bulan, dengan pengawasan harian. “Jangan tunggu angka turun baru kita turun. Justru kita harus turun dulu supaya angka turun,” tegasnya.

Sebelum kembali ke mobil dinasnya, ia memeluk seorang anak yang habis makan dan tertidur di pangkuan ibunya. Di matanya tampak kelelahan, tapi juga kepuasan.

“Satu sendok yang habis dimakan hari ini bisa jadi satu langkah menuju masa depan yang lebih sehat,” katanya lirih.

Dua Embung Sumba Tengah: Perjuangan Dr. Umbu Rudi Kabunang Membuka Pintu Lahan Kemenhum

Pendekatan personal Bupati Sumba Tengah ini mencerminkan pergeseran penting dalam penanggulangan stunting: dari kebijakan makro ke kehadiran mikro, dari laporan kertas ke kasih sayang di balai-balai bambu.*/ProkopimSTeng/Laurens Leba Tukan

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement