GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Daerah
Beranda / Daerah / Laki-Laki Api di Flores: Lewotobi Erupsi Lagi, Kolom Abu Tembus 19 Kilometer

Laki-Laki Api di Flores: Lewotobi Erupsi Lagi, Kolom Abu Tembus 19 Kilometer

Kondisi terkini Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur yang memuntahkan kolom abu vulkanik menjulang nyaris 20 kilometer ke langit pada Senin (7/7/2025) pukul 11.05 Wita. Foto: Dok. Pos Pengamatan Gunungapi Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur.

LARANTUKA,SELATANINDONESIA.COM – Gunung Lewotobi Laki-laki kembali menunjukkan murkanya. Pagi yang semula tenang di dataran timur Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, berubah menjadi kepanikan massal. Gunung api setinggi 1.584 meter itu memuntahkan kolom abu vulkanik yang menjulang nyaris 20 kilometer ke langit pada Senin (7/7/2025) pukul 11.05 Wita. Dentuman keras terdengar hingga ke desa-desa sekitar kaki gunung. Awan panas meluncur sejauh 5 kilometer ke arah utara dan timur laut, menggulung cepat seperti naga kelabu di langit gelap.

Erupsi ini merupakan yang paling eksplosif sejak status Level IV (Awas) ditetapkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bulan lalu. Kolom abu teramati menjulang setinggi ±18.000 meter di atas puncak gunung, atau sekitar 19.584 meter di atas permukaan laut. Kondisi ini menjadikannya salah satu letusan paling tinggi dalam sejarah gunung api di Indonesia dalam dua dekade terakhir.

“Erupsi masih berlangsung saat kami menyusun laporan ini,” ujar petugas Pos Pengamatan Gunungapi Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, yang berjaga dengan alat seismograf menunjukkan amplitudo 47,3 mm dengan durasi awal 6 menit 26 detik. Getarannya terasa hingga ke Larantuka, ibu kota kabupaten Flores Timur.

Laporan resmi PVMBG menyebut kolom abu berwarna kelabu-hitam pekat dengan intensitas tebal, terbawa angin ke arah utara, timur laut, dan barat laut. Erupsi ini bukan hanya menimbulkan kepanikan di daerah sekitar, tapi juga mengganggu aktivitas penerbangan dan jaringan komunikasi di wilayah timur Flores.

Zona Bahaya dan Ancaman Lahar Dingin

Empat Nyali, Satu Arah: Umbu, Amandio, Danny Ferdito, dan Kingstone Menggeliatkan Indonesia di Arena Drift Dunia

Dengan status Awas, masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 6 kilometer dari pusat erupsi, serta 7 kilometer sektoral dari barat daya hingga timur laut. Pemerintah daerah diminta siaga penuh dan memperingatkan warga yang bermukim di daerah rawan, terutama yang berada di jalur sungai yang berhulu di puncak gunung, seperti di Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote.

Ancaman banjir lahar hujan juga menghantui. Jika hujan turun deras, material vulkanik yang menggumpal di lereng bisa meluncur deras sebagai arus maut yang tak bisa dihentikan.

Masker dan Misinformasi

Di tengah kondisi genting, warga diimbau untuk tidak terpancing hoaks atau informasi yang tidak bersumber dari PVMBG, BPBD, atau pemerintah daerah. Penggunaan masker atau penutup hidung-mulut juga diwajibkan di wilayah terdampak hujan abu, untuk melindungi sistem pernapasan dari partikel silikat tajam yang membahayakan paru-paru.

PVMBG menyatakan koordinasi intensif terus dilakukan dengan BPBD Provinsi NTT, serta satlak penanggulangan bencana di tingkat kabupaten dan desa. Nomor darurat dan saluran informasi resmi dibuka untuk memastikan informasi valid dapat menjangkau warga dengan cepat.

Dari Peluh Umat, Berdirilah Rumah Bunda Selalu Menolong di Kambajawa

Jejak Sejarah Gunung Kembar

Lewotobi Laki-laki, bersama pasangannya Lewotobi Perempuan, dikenal sebagai “gunung kembar sakral” oleh masyarakat adat Flores Timur. Namun hari ini, yang laki-laki sedang mengamuk. Sejarah mencatat, letusan besar pernah terjadi tahun 1935 dan 2013, tapi yang terjadi saat ini bisa melampaui keduanya.

“Ini bukan hanya bencana geologi, tapi juga peringatan ekologis dan sosial,” ujar seorang tokoh adat di Desa Boru yang dievakuasi ke tempat pengungsian. “Gunung sedang bicara. Kita mesti dengar.”

Menanti Langit Tenang Kembali

Tim SAR dan relawan dari berbagai unsur, termasuk TNI, Polri, dan organisasi sipil, telah disiagakan untuk mendukung evakuasi dan distribusi logistik. Pemerintah daerah Flores Timur menggelar posko darurat di Hokeng, sementara dapur umum mulai dibuka di gereja-gereja dan sekolah-sekolah.

Ketika Bank NTT dan Lembata Menjahit Mimpi di Jalur Wisata

Di tengah awan gelap dan abu tebal, harapan masih menyala: bahwa badai akan berlalu, dan langit akan kembali cerah.

Laporan ini berdasarkan informasi resmi PVMBG, Pos Pengamatan Gunungapi Lewotobi Laki-laki.*/Mel/Laurens Leba Tukan

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement