GESER UNTUK LANJUT MEMBACA
Berita Hari Ini NTT Daerah Eksbis Gubernur NTT Pemerintah Propinsi NTT Politik
Beranda / Politik / Dari Lemadak, Gereja dan Pemerintah Bertaut Tangan

Dari Lemadak, Gereja dan Pemerintah Bertaut Tangan

Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Johni Asadoma dan Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Samuel Pandie disambut dengan sapaan adat saat penthabisan dan pengresmian Gedung GMIT Getsemani Lemadak, Kecamatan Sulamo, Kabupaten Kupang, Minggu (15/6/2025). Foto: Imanuel

Wakil Gubernur Johanis Asadoma Resmikan Gedung GMIT Getsemani Lemadak: “Dari Gereja Kita Bangun NTT”

KUPANG,SELATANINDONESIA.COMDi sebuah desa kecil bernama Lemadak di Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, lonceng gereja berdentang lebih kencang dari biasanya. Minggu pagi, (15/6/2025), jemaat GMIT Getsemani Lemadak mengenakan pakaian terbaik mereka, bukan sekadar untuk mengikuti ibadah minggu, tapi untuk merayakan momentum yang tak datang setiap tahun, pentahbisan gedung gereja baru mereka.

Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Johni Asadoma, berdiri di antara jemaat, memimpin peresmian bersama para pemimpin gereja dan pemerintah. Tak hanya menandatangani prasasti dan memotong pita, Wagub Johni, sapaan akrab mantan jenderal polisi itu menyerahkan kunci simbolik gedung gereja kepada pendeta jemaat, Pdt. Betaria Eli Manafe. Di halaman gereja, batu pertama pembangunan pagar juga diletakkan, menandai satu lagi langkah kecil dari pembangunan berkelanjutan.

“Dari gereja kita akan membangun Sulamu, dari gereja kita membangun Kabupaten Kupang, dan dari gereja kita akan membangun Provinsi NTT,” tegas Wagub Johni dalam sambutannya yang disambut tepuk tangan panjang jemaat.

Peresmian ini tak sekadar seremoni sakral, tapi juga menjadi ruang temu antara iman dan pembangunan. Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Samuel Pandie, yang hadir dalam acara itu, menyampaikan pesan penting: GMIT harus lebih dari sekadar lembaga spiritual. Ia harus menjadi role model dalam mendukung pembangunan NTT.

Dari Peluh Umat, Berdirilah Rumah Bunda Selalu Menolong di Kambajawa

“GMIT punya 2,2 juta anggota. Kalau seluruh jemaat bersatu, kita bisa hadir dalam pendidikan, teknologi, pertanian, peternakan, dan ikut membantu pemerintah mengatasi kemiskinan dan stunting,” ujarnya.

Nada yang sama digaungkan Wakil Gubernur Johni. Ia menekankan agar gereja-gereja tak hanya menjadi tempat ibadah mingguan, tetapi menjadi ruang sosial yang hidup tempat bagi paduan suara, ibadah kaum muda, diskusi warga, bahkan pelatihan ekonomi produktif. Ia menyebut, gereja bisa dan harus menjadi simpul pembangunan lokal yang bergerak dari bawah.

“Gedung gereja ini harus berdampak, bukan hanya spiritual, tapi juga sosial dan ekonomi. Dari tempat ini, sektor pertanian, perikanan, dan peternakan di Sulamu harus ikut bangkit,” katanya.

Acara ditutup dengan pelelangan hasil bumi: pisang, pepaya, ubi, kelapa, sayuran, hingga ayam dan ikan. Hasil yang terkumpul bukan hanya nominal rupiah, tapi semangat gotong royong, solidaritas desa, dan keyakinan bahwa iman bisa menjadi fondasi peradaban yang lebih adil dan sejahtera.*/ Charles Gunawan/Laurens Leba Tukan

Ketika Bank NTT dan Lembata Menjahit Mimpi di Jalur Wisata

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement