Ama Kalake, Pesan LBP dan “Garam” di NTT

360
Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia G. L. Kalake dan Isteri Sofiana Milawati Kalake ketika tiba di Kupang, Kamis (7/9/2023). Foto: BiroAdpim

Oleh : Valerius P. Guru

(Alumnus Pascasarjana IAKN Kupang)

Atmosfir publikasi sejumlah media mainstream dan media sosial di Provinsi NTT  pasca kepemimpinan Viktor Bungtilu Laiskodat dan Josef A. Nae Soi diwarnai dengan tampilnya Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia GL. Kalake (Sekretaris Kemenko Marves RI) yang telah dilantik pada Selasa, 5 September 2023. Saat tiba di Kupang, pada Kamis, 7 September 2023; Ayodhia GL. Kalake yang didampingi istri Sofiana Milawati Kalake nampak sangat anggun dibalut tenun ikat khas NTT. Mereka disambut dengan tarian Hedung dari Adonara Kabupaten Flores Timur, Kataga dari Sumba dan sapaan khas Natoni dari Timor.

“Terima kasih atas penyambutan dengan adat budaya tarian daerah. Saya bersama istri sangat senang untuk datang ke Provinsi NTT. Dan, sebagai Penjabat Gubernur NTT, saya siap melaksanakan tugas disini,” tegas Ayodhia GL. Kalake seperti dikutip dalam headline harian Pos Kupang, Jumat 8 September 2023.

Tatkala tiba di Kupang Ayodhia GL. Kalake langsung terjadwal untuk bertatap muka dan berdialog dengan para tokoh agama yakni Ketua Sinode GMIT Pdt. Dr. Mery Kolimon dan jajarannya, Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang, Ketua MUI NTT, Drs. Mad Wongso dan jajarannya. Karena itu, Sinode GMIT menitipkan sejumlah masalah krusial di NTT antara lain masalah garam, TPPO dan stunting. “Kami berpikir satu tahun itu waktu yang tidak panjang. Semoga Pak Penjabat bisa pulang dengan meninggalkan jejak kaki yang baik bagi pembangunan NTT,” harap Ibu Ketua Sinode GMIT, Pdt. Dr. Mery Kolimon (Harian pagi Timor Express, Jumat 8 September 2023, halaman 1).

Artikel ini sesungguhnya terinspirasi ketika mendengar ‘testimoni” Menko Marves RI, Luhut Binsar Panjaitan (LBP) saat menghadiri acara syukuran pelantikan Penjabat Gubernur NTT di Jakarta, Selasa malam.

Tiga pesan bernada catatan kritis sekaligus arahan nan bijak yang disampaikan Menko Marves kepada Ayodhia GL. Kalake. Pertama, reputasi dan kapasitas Ayodhia GL. Kalake sebagai Sesmenko yang berkelas dan terbaik. “Saya tahu reputasinya Pak Odhy ini, ya kelas satu. Beliau menjabat Sesmenko saya yang terbaik. Jadi semua administrasi itu sangat tertib. Saya berharap dengan adanya Pak Odhy disana akan bisa menyelesaikan banyak masalah,” tandas LBP.

Kedua, hindari konflik dan kerja dengan team work. “Karena itu, Saya titip sama Pak Odhy masalah garam dituntasin. Sebenarnya jadi pemimpin itu jangan ada conflic of interest. Kalau anda tidak punya agenda sendiri apa aja musti diselesaikan dan team work. Saya kira Pak Odhy sudah tahu dan nanti Pak Sekda; kalian kerjalah dalam team work. Tidak boleh ada yang bilang aku paling tahu; paling hebat. Tidak ada itu. Semua sama saja. kalau kita bekerja team work membuat kita bisa sukses, kita mau mendengar pendapat orang lain,” kata LBP.

Ketiga, kerjakanlah dengan hati dan jangan pernah takut sama siapa saja. “Saya minta Sekda; anda bantu kalau ada yang saya perlu bantu dari Jakarta. Sekali lagi Pak Odhy selamat dan anda punya tanggung jawab sebelum anda jadi Duta Besar yah. Saya punya banyak harapan sama Pak Odhy tapi ya kerjakanlah. Kerjakan dengan hati jangan takut sama siapa aja; jangan pernah takut sama siapa saja. Apa yang kita takut tadi bahwa kita tidak kerja benar saja. Kalau lain dari itu tidak ada yang kebal hukum. Ya, saya ulangi tidak ada yang kebal hukum. Anda audit saja semua mulai dari nol,” tegas LBP.

Garam dalam Perspektif Alkitab

Lalu muncul pertanyaan : apa relevansi Penjabat Gubernur NTT dan makna garam dalam perspektif Alkitab seturut ajaran Kristiani? Alkitab menyatakan bahwa garam merupakan bagian terpenting dalam menu manusia, sebagai bumbu makanan (Ayub 6:6).  Garam juga dapat digolongkan sebagai sesuatu yang baik dan berguna; dipakai untuk penambah sedapnya makanan dan menjadi tawar apabila kena udara.

Karena itu, makna Garam dan Terang Dunia merupakan sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Tuhan sebagaimana kita manusia harus bisa menjadi garam yang baik; yang artinya, garam merupakan pemberi rasa. Dianalogikan bahwa kita sebagai manusia harus memberi rasa, berupa pengaruh yang baik bagi sesama dan lingkungan di sekitar kita.

Menjadi garam berarti kita harus memiliki peranan yang berguna dan menghidupkan sesama. Peranan yang berguna dengan memberikan pertolongan nyata di tengah kesulitan yang dihadapi orang lain

Salah satu tuntutan Yesus dari para pengikut-Nya ialah menjadi “Garam dan Terang Dunia”. Peryataan ini menyadarkan bahwa orang Kristen dapat menunjukkan pengaruh yang baik dan benar kepada orang lain. Menjadi garam dan terang dunia mencakup semua aspek kehidupan. Hal ini harus dijunjung tinggi oleh pengikut-Nya. Para pengikut-Nya harus dapat membawa diri sesuai dengan panggilannya. Tidak saja di dalam Gcreja, tetapi juga di luar Gereja.

Orang Kristen harus senantiasa memiliki persekutuan dengan Tuhan dan sesama setiap saat. Sarana yang digunakan untuk bersekutu adalah Gereja dan melalui persekutuan tersebut, orang Kristen mendapat kekuatan dari Tuhan dan memberi kesaksian tentang Tuhan kepada orang lain. Itulah sebabnya mimbar gereja dipakai sebagai sarana untuk memberitakan Injil tentang dosa, pengampunan, keselamatan dan nasihat-nasihat untuk hidup dalam kebenaran. Dan untuk mewujudkan sebagai garam dan terang dunia, Gereja dan pemimpin Gereja harus berperan aktif untuk memenuhi tuntutan Kristus karena Gereja dan pemimpin Gereja dipanggil oleh Tuhan Allah secara khusus dengan satu tujuan untuk memberitakan keselamatan kepada orang yang belum percaya, dan pengikut-Nya dipanggil menjadi saksi iman bagi dunia. Karena itu, para pengikut Tuhan wajib menjadi garam dan terang bagi sekelilingnya, sehingga nama Allah dipermuliakan.

Untuk membawa orang lain kepada Kristus, pengikut Kristus harus terlebih dahulu menjadi contoh yang baik; baik dalam hal perkataan, perbuatan, maupun dalam perjuangan imannya. Orang-orang di luar Kristen selalu melihat perbuatan dan perkataan pengikut Kristus. Jikalau pengikut Kristus tidak memberi contoh yang baik bagi komunitasnya dan orang yang tidak seiman, hal itu akan mengakibatkan bahan olokan dari sekelilinganya. Demikian halnya jikalau orang Kristen tidak menunjukkan kehidupan yang benar, orang Kristen telah kehilangan jati diri, orang Kristen tidak memiliki etika-moral yang baik maka rusaklah panggilannya sebagai garam dan terang bagi orang lain.

Di titik inilah dialog dan perjumpaan Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia GL. Kalake dengan para tokoh agama khususnya dengan Uskup Agung Kupang dan Ketua Sinode GMIT menjadi penting dan strategis. Artinya, Penjabat Gubernur NTT sangat membutuhkan doa dan dukungan dari para tokoh agama. Meski Ayodhia GL. Kalake merupakan seorang muslim namun ia sangat paham bahwa keberhasilannya dalam memimpin Nusa Terindah Toleransi; Provinsi NTT harus bersinergi dan berkolaborasi dengan para pemimpin agama.

Karena itu, jika kamu belajar tentang agama, belajar juga tentang kemanusiaan; supaya kamu tidak hanya pintar ibadah tapi juga pandai menghargai orang lain. Apapun yang kamu hadapi dan kerjakan, Tuhan ada bersamamu. Selamat datang dan selamat bekerja Ama Kelake. Ketahuilah bahwa tidak pernah sekalipun Tuhan meninggalkanmu. Ibrani 13:5… Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” (**

Center Align Buttons in Bootstrap