Gubernur Viktor Bebaskan Warga Matim yang Terisolir

416
Handiro Marteni Jeharu di desa Ranambata, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Selasa (25/2/2020). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

BORONG,SELATANINDONESIA.COM – Warga sejumlah desa di Kecamatan Kota Komba dan Kecamatan Elar Selatan Kabupaten Manggarai Timur merasa terbebaskan dari belenggu keterisolasian yang melilit wilayah itu belasan tahun lamanya.

Beberapa desa yang tertolong dengan pembangunan infrastruktur jalan di wilayah itu adalah desa Raranbata, Mukelmorit, dan Watupari serta desa lain di Kecamatan Elar Selatan. “Kami rasa bersyukur karena jalur transportasi bagi kami sudah terbuka. Kami berterimakasih kepada Gubernur Laiskodat dan Wakil Gubernur Nae Soi yang sudah perhatikan kami, bahkan bapak Wagub sendiri datang lihat langsung,” ujar Handiro Marteni Jeharu yang ditemui SelatanIndonesia.com di desa Ranambata, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Selasa (25/2/2020).

Handrio Marteni Jeharu adalah masyarakat petani di desa Ranambata. Meski demikian, ketika jalur jalan di wilayah itu mulai dibangun, Jeharu mengisi hari-harinya dengan berjualan ikan dan tahu. “Saya selama ini hanya bertani jagung dan padi, sekarang setelah jalan dibuka, saya mulai ada kerja tambahan  jual ikan dan tahu, kami sangat terbantu dengan pembangunan jalan ini,” ujarnya.

Jeharu mengatakan, jalur jalan itu sebelumnya rawan dengan longsor yang mengancam keselamatan warga. “Dari dulu hanya ada jalan lapen dengan kondisi rusak berat sehingga membuat wilayah kami terisolir. Sekarang kami sudah terbebaskan dan sudah memperlancar usaha kami,” katanya.

Ia juga menjelaskan, semua hasil komoditi masyarakat saat ini mulai lancar untuk dipasarkan ke Ruteng. “Dulu harga kopi, kemiri dan cengkeh dibeli dengan murah. Bahkan kami harus pikul dan muat di kuda untuk dibawa ke Ruteng,” sebutnya.

Jeharu menaruh harap kepada kontraktor PT. Agogo Golden Grup agar dalam mengerjakan pembangunan jalan di jalur Bealaing-Mukun-Mbazang dengan tetap menjaga kualitas pekerjaan. Tahun ini PT AGG tengah mengerjakan 3 (tiga) Paket Proyek yang bersumber dari dana APBD 1 di Manggarai Timur, dan APBN di wilayah Nagekeo dan Ende. Tiga paket proyek itu tengah dikebut pengerjaannya sehingga dapat selesai dalam waktu cepat.

Direktur PT. Agogo Golden Grup Rekta Hendrawan kepada wartawan mengatakan, kondisi cuaca alam dengan curah hujan yang cukup tinggi di wilayah Flores berdampak pada pengerjaan sejumlah proyek infrastruktur seperti pengerukan tanah, pelebaran jalan, dan pengerjaan drainase di wilayah itu.

“Hujan turun hampir setiap hari, mungkin bisa tanya juga di BMKG soal kondisi hujan ini. Ini menyebabkan pekerjaan terhambat dan akhirnya membutuhkan waktu lebih dan juga dapat berdampak pada kualitas. Namun kami terus berusaha agar kualitas pekerjaan itu tetap baik,” ujar Rekta.

Dikataknnya, pengangkutan material proyek seperti urpil, kerikil, dan pasir jadi terhambat. Bahkan, hujan mengakibatkan medan jalan yang dilalui truk pengangkut bahan proyek jadi curam dan licin. “Saat pergi antarnya aman pa, karena kondisi truk memiliki beban. Tapi pas pulang bisa tertahan hingga satu hari lagi karena truk macet. Itu karena medan jalannya curam dan licin, dan kami tidak bisa paksa, sopir truk pengangkut bahan takut juga terjadi kecelakaan. Ya akibatnya terlambat angkut,” ujarnya.

Ditambahkan, pekerjaan proyek infrastruktur dapat melebihi batas waktu kontrak yang telah ditetapkan.  Itu pasalnya, Rekta berharap, mitra pemerintah dan juga masyarakat umum bisa memahami dampak dari cuaca terhadap kondisi proyek. Namu demikian ia tetap optimis untuk menuntaskan semua pekerjaan dengan tetap menjamin kualitas pekerjaannya.***Laurens Leba Tukan

Papan nama proyek pembangunan jalan Bealaing-Mukun-Mbazang. Gambar diambil Selasa (25/2/2020).Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan
Center Align Buttons in Bootstrap