Herlin Pindi, Nakes Sumba Timur Sisihkan Gaji untuk Perbaikan Gizi Anak Stunting Raih Penghargaan Menkes

230
Herlin Pidi, tenaga kesehatan di RS Kristen Imanuel Sumba Timur ketika menerima penghargaan dari Menkes RI dan Apresiasi dari Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena atas dedikasihnya menyisihkan gajinya mengurus perbaikan gizi anak stunting di Sumba Timur. Foto: Dok.Herlin Pidi

WAINGAPU,SELATANINDONESIA.COM – Nuraninya terpanggil untuk menolong anak-anak kurang gizi dan terkategori stuning atau gagal tumbu. Apalagi, anak-anak itu berasal dari keluarga kurang mampu di pedalaman Kabupaten Sumba Timur. Ia bahkan menyisihkan gajinya sebagai tenaga Kesehatan (nakes) khususnya nutrision di Rumah Sakit Swasta Imanuel Sumba Timur untuk menolong anak stunting.

Berbekal ilmu yang dimilikinya serta rasa ibah yang mendalam ketika melihat anak manusia terpapar tak berdaya lantaran kekurangan asupan gizi, membuat nuraninya terpanggil untuk memberikan pertolongan. Dia adalah Herlina Pindi Njola, S.Gz

Sejak awal tahun 2017, ia menaruh perhatian serius terhadap kehidupan gizi anak-anak yang ditemuinya di pedalaman Sumba Timur dari keluarga miskin. “Saya ibah sekali melihat anak-anak yang terpapar stunting. Saya lalu memberikan terapi nutrisi. Saya meracik formula dan bahan-bahan makanan bergizi lainnya dari alam sekitar. Saya juga membantu sebisa saya memenuhi beberapa kebutuhan sosial ekonomi anak-anak gizi buruk yang sudah tidak punya orang tua. Juga yang orang tuanya tidak mampu. Saya sisihkan dari gaji saya yang kecil,” sebut Herlina Pindi kepada SelatanIndonesia.com, Kamis (24/8/2023).

Ia mengaku bahwa, sebenarnya hal utama yang dilakukannya itu tidak ada motivasi lain selain karena merasa terpanggil dan rindu untuk melayani anak-anak yang dipercayainya sebagai titipan Tuhan yang membutuhkan bantuan sesuai profesinya. “Awalnya dari salah satu pasien yang opname di Rumah Sakit Imanuel tempat saya bekerja. Anak ini didiagnosa oleh dokter dengan status gizi buruk. Saya melihat anak ini seperti sudah tidak punya harapan untuk hidup karena sangat kurus kering dan betul-betul tinggal kulit pembalut tulang. Bagaimana mungkin dia berusia 6 tahun tapi dengan berat badan hanya 5 kg,” jelasnya.

“Dari situ, hati saya benar-benar digerakkan oleh Tuhan dan terpanggil untuk membantu dia hingga berlanjut sampai ketika anak ini sudah boleh pulang ke rumah hingga saat ini. Dan akhirnya terus berlanjut membantu anak-anak lain yang mengalami sakit yang sama. Akan tetapi tidak banyak anak yang bisa saya jangkau karena keterbatasan dana yang saya miliki,” ujarnya menambahkan.

Tidak hanya itu, hal lain yang memotivasinya untuk melakukan aksi kemanusiaan dari gajinya itu karana banyak orang di luar sana yang menganggap dengan sebelah mata profesinya sebagai ahli gizi. “Bahkan cibiran orang-orang itu saya mendengar sendiri, bahwa profesi kami sebagai Ahli Gizi ini tidak begitu penting. Anggapan itu sangat membuat hati saya sakit. Saya mau menunjukan kepada dunia, bahwa profesi gizi sangatlah penting dan sangat-sangat dibutuhkan keberadaannya di dunia ini khususnya di Indonesia, apalagi kita di NTT,” katanya.

Aksi kemanusiaan yang dilakukan Herlin Pindi telah menyelamatkan banyak anak stunting di pedalaman Pulau Sumba. “Total pastinya saya kurang ingat. Tetapi sekitar belasan orang. Sekarang tersisa 7 orang anak, lima orang anak sudah membaik dan sudah mulai saya lepas untuk mandiri. Sedangkan 2 orangnya masih dalam proses pemberian terapi karena dua anak ini tidak murni gizi buruk, tetapi ada penyakit penyerta yang membutuh biaya pengobatan yang lebih besar,” katanya.

Ia menjelaskan, dari kedua anak ini, satu diantaranya sedang dalam proses fisioterapi yang ia biayai dengan dana pribadi untuk biaya sewa ahli fisioterapi. “Satunya lagi, kemarin dulu dokter minta harus segera dirujuk ke Denpasar untuk pengobatan lebih lanjut karena sudah tidak ada obatnya di NTT. Dan saya bingung sekarang harus bagaimana kaena orang tua anak ini sama sekali tidak mampu dan sayapun tidak mampu dan tidak punya dana untuk biayai pengobatan ke Denpasar. Semoga ada pihak yang tergerak untuk membantu,” sebutnya berharap.

Herlin Pindi mengatakan, respon orang tua yang anaknya dibantu sangat menaruh kepercayaan dan harapan yang besar padanya. “Saya sangat bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan karena dengan pertolongan Tuhan, saya bisa hadir di tengah-tengah anak-anak stunting ini. Karena kepercayaan yang diberikan orang tua kepada saya juga yang membuat saya berhasil membrikan terapi kepada anak-anak stunting,” katanya.

Dia mengisahkan bahwa sempat tidak percaya ketika awal mula dihubungi oleh pihak Kementrian Kesehatan RI pada akhir Maret 2023 silam. “Awalnya saya bilang ke tim Kemenkses yang hubungi saya itu bahwa ini penipuan. Selama kurang lebih 3 minggu mereka hubungi saya lagi dan saya tetap tidak respons, karena memang saya tidak ada niatan bahwa bekerja membantu anak-anak stunting itu lalu mengharapkan penghargaan. Sampai akhirnya mereka hubungi pihak manajemen Rumah Sakit Imanuel tempat saya bekerja. Dari situ baru saya layani dan merespons apa yang mereka minta. Kemudian saya diuji oleh 7 orang penguji dari Kemenkes. Dari tujuh penguji itu ada Profesor dan dokter-dokter ahli. Setelah lolos tahap seleksi tersebut, tim dari Kemenkes datang langsung ke Sumba Timur pada 20-23 Juli untuk melakukan penilaian dan uji petik di lapangan. Setelah itu ternyata saya mewakili Sumba Timur dan lolos seleksi dan diundang ke Jakarta untuk terima penghargaan,” katanya mengisahkan.

Kebanggan Herlin Pindi semakin memuncak ketika dari sekian banyak peserta dari seluruh Indonesia, ia dari Sumba Timur dipilih untuk hadir mengikuti Pidato Kenegaraan Presiden RI dalam pembukaan Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang bersama DPR RI dan DPD RI di Gedung Nusantara Senayan pada 16 Agustus 2023. “Saya juga diundang ke kantor Kementrian Kesehatan RI untuk upacara dan diberikan kesempatan belajar banyak hal. Saya juga diundang untuk mengikuti dialog dan diskusi dengan para pejabat eslon atas. Ini kesempatan yang luar biasa bagi saya yang hanya dari kampung pedalaman Sumba,” katanya.

Bagi dia, penghargaan yang diterimanya itu membuat ia semakin bersemangat untuk terus membantu orang lain khususnya anak-anak yang membutuhkan bantuan. “Penghargaan ini membuat saya semakin termotivasi untuk terus berkarya. Juga penghargaan ini saya anggap sebagai tanda dari Tuhan bahwa, Tuhan tidak akan pernah kasi tinggal saya dan terus melihat saya dalam mengurus anak-anak stunting, ujar lulusan Universitas Respati Yogyakarta tahun 2013 ini.

Herlin Pindi masih bergumul serius dengan satu anak stunting yang punya sakit bawaan yang sedang ditanganinya. “Saya diminta oleh dokter harus segera berobat ke Denpasar. Sebelum saya berangkat ke Jakarta pada 14 Agustus lalu, tanggal 13 Agustus saya masih mengunjunginya. Dia dalam kondisi sehat, berat badan nya bagus. Setelah enak hari saya di Jakarta, ketika Kembali saya kunjungan lagi kemarin, anaknya sakit berat dan sudah kurus sekali. Saya hampir pingsan melihatnya. Dalam waktu 6 hari itu dia turun berat badan dalam sekejap dan benar-benar kurus. Dokter minta harus segera dibawa ke Denpasar untuk pengobatan. Pemberian terapi gizi saja tidak cukup. Penyakit utamanya harus segera diobati dulu. Dan sekrang saya benar-benar tidak tau harus bagaimana. Bisa saja saya kasi tinggal, hanya mereka sudah seperti adik saya sendiri. Ini butuh biaya besar selama di Denpasar, dan saya sudah tidak mampu untuk itu,” katanya.

Apresiasi Melki Laka Lena

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI yang juga Ketua DPD I Partai Golkar NTT Emanuel Melkiades Laka Lena memberikan apresiasi dan rasa hormat kepada Herlin Pindi. Juga dokter Edi Setiawan yang menerima penghargaan sebagai nakes terbaik Nasional dari Kemenkes RI.

“Saya waktu bertemu dengan Herlin Pindi dan dr. Edi Siswanto, keduanya adalah nakes teladan yang diberikan oleh Kemenkes. Herlin sendiri adalah seorang nutrisionis yang bekerja di RS Kristen Imanuel Sumba Timur, dan dr. Edi Siswanto sendiri pernah bekerja di Sumba Timur kemudian sekarang berkiprah sebagai tenaga medis di Rumah Sakit Ibu dan Anak Harapan Kita di Jakarta,” sebut Melki Laka Lena.

Menurut Melki Laka Lena, keduanya ini tentu kerena berbagai kriteria yang sudah diberikan lalu mendapatkan penghargaan. “Kami secara khusus bertemu setelah selesai acara Kemerdekaan RI bersama Presiden Jokowi dan seluruh pimpinan kementrian lembaga di istana negara untuk memberikan apresiasi kepada Herlin dan juga dr. Edi,” katanya.

“Secara khusus kepada Herlin Pindi, tentu ini adalah pencapaian yang luar biasa karena bisa membuktikan bahwa ternyata penanganan stunting itu bisa dilakukan oleh parah ahli gizi dengan ilmu pengetahuan yang mereka miliki. Mereka bisa meramu berbagai jenis makan lokal yang kemudian itu bisa membantu menangani gizi buruk ataupun stunting bagi anak-anak di Sumba Timur. Yang saya lihat dari foto anak-anak yang dibantu itu pada kondisi yang ekstrem sekalipun itu bisa dibantu. Sebagai contoh ada seorang anak yang berusia 6 tahun dengan berat 5 kg, itu ternyata setelah 2 tahun kemudian setelah diintervensi oleh makanan bergizi yang diramu secara khusus oleh Herlin, ternyata bisa naik belasan kilo gram. Kemudian anak ini menjadi normal Kembali,” sambung Melki Laka Lena.

Menurut Melki Laka Lena, fakta ini menunjukan bahwa memang ternyata kerja menangani stunting ini menjadi kerja banyak pihak. Kerja kolaborasi pemerintah, DPRD, DPR RI kemudian lembaga masyarakat, tokoh adat, tokoh masyarakat , tokoh agama, termasuk juga para lembaga kesehatan khususnya mereka yang bergerak di bidang gizi dengan pengetahuan dan juga pengalamannya. “Mereka bisa meramu pangan-pangan lokal ini menjadi nilai gizi yang berguna, dan ini saya apresiasi betul ibu Herlin karena bisa menjadi contoh bahwa dengan kerja bersinergi kita bisa menangani stunting dengan baik. Sekali lagi saya berikan hormat kepada Herlin Pini dan kepada siapa saja yang secara khusus membantu anak-anak stunting secara pribadi ataupun kelembagaan, teruslah berkarya, Tuhan memberkati dalam langkah membantu penanganan stunting di tanah air, khususnya di NTT, dan Sumba Timur,” pungkas Melki Laka Lena.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap