SMAN Welaus Malaka Hadirkan Fasilitator Marselinus Tika Gelar IHT Implementasi Kurikulum Merdeka

141

BETUN,SELATANINDONESIA.COM – SMA Negeri Welaus, Kabupaten Malaka menghadirkan fasilitator hebat dari SMA Negeri 6 Kota Kupang Marselinus Tika, S. Pd.

Marselinus, sang guru penggerak yang juga pengajar praktik handal Kota Kupang diundang khusus untuk berbagi pengetahuan bagi para guru di SMAN Welaus.

Pasalnya, tahun ajaran 2023/2024 merupakan tahun awal pemberlakukan Kurikulum Merdeka secara mandiri di SMA Negeri Welaus. Dengan pilihan Mandiri Berubah. Kondisi mengharuskan sekolah untuk secara utuh menerapkan kurikulum merdeka. “Kurikulum ini memberikan keleluasaan kepada para pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik,” sebut Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN Welaus, Nur Ningsih Karim, SE kepada SelatanIndonesia.com, Sabtu (5/8/2023).

Disebutkan, sejauh ini kesiapan para pendidik dalam menyambut Kurikulum Merdeka, dengan pilihan Mandiri Berubah belum sepenuhnya maksimal. Sehingga, atas kebijakan Kepala SMA Negeri Welaus, Yanuarius K. N. Berek, S. Pd dengan diperkuat oleh Wakasek Bidang Kurikulum serta kesepakatan bersama dewan guru, pihaknya mengundang salah satu Fasilitator Guru Penggerak yang juga pengajar praktik yang luar biasa hebat dari Kota Kupang, Marselinus Tika, S. Pd.

“Pak Marselinus ini juga merupakan Wakasek Bidang Kurikulum di SMA Negeri 6 Kota Kupang untuk menjadi fasilitator pada kegiatan In House Training (IHT) Implememtasi Kurikulum Merdeka di SMAN Welaus. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari, yakni dari tanggal 4 sampai 6 Agustus 2023,” sebut wakasek Kurikulum sekaligus Ketua Panitia Kegiatan.

Ia menjelaskan, Marsel Tika sebagai fasilitator hebat memaparkan beberapa materi yang berkaitan dengan penerapan kurikulum merdeka di SMAN Welaus. Diantaranya struktur kurikulum merdeka, Penjabaran Capaian Pembelajaran (CP), Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). “Juga Pengembangan Modul Ajar, Assesment kurikulum dan Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5),” jelasnya.

Ningsih Karim menjelaskan, tujuan dari kegiatan IHT ini adalah agar para pendidik memahami dalam penyusunan perangkat ajar pada kurikulum merdeka ini. Serfa mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. “Selain itu, kegiatan IHT untuk mempersiapkan perangkat ajar dan asesmen yang sesuai implementasi kurikulum baru yang tentunya memiliki tantangan tersendiri bagi para pendidik,” katanya.

Dia menjelaskan, dalam proses penerapannya, tidak semudah yang dibayangkan, tetapi didapatkan berbagai tantangan yang perlu dielaborasi dan dipecahkan untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional dalam kerangka kurikulum merdeka.

“Tantangan dan tanggung jawab itu tentunya perlu direspon secara kritis dan komprehensif oleh para pendidik dan perangkat satuan Pendidikan di SMAN Welaus, apabila menginginkan tujuan ideal penerapan kurikulum merdeka tercapai,” katanya.

Kegiatan IHT tersebut diikuti sebanyak 44 orang guru dan pegawai di SMAN Welaus, Malaka. Disebutkan, hampir tidak akan ada gunanya jika sebaik apapun kurikulum jika gurunya tidak ikut meng-upgrade diri, untuk meningkatkan kompetensinya. “Maka kecil kemungkinan akan ada perubahan di dunia pendidikan kita. Karena guru ibarat pejuang, dan kurikulum ibarat senjata. Sebaik apapun kurikulum, secanggih apapun sebuah senjata, jika pejuang tersebut bermental anak TK, maka bisa jadi dia akan dibunuh oleh senjata itu sendiri,” ujarnya.

Ia menambahkan, guru memang bukan satu-satunya instrumen keberhasilan pendidikan. “Tapi mereka ibarat striker dalam permainan bola, jika mereka berhenti berlatih (belajar), maka mustahil gol akan mudah tercipta. Oleh sebab itu, tugas utama guru sesungguhnya bukan pada mengajar semata, tetapi pada belajar tanpa henti. Karena peserta didik dengan lingkungannya terus berkembang tanpa henti. Tanpa belajar, menu mengajaran hanya akan menjadi itu-itu saja, tertinggal dan kadaluarsa,” pungkasnya.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap