Reaksi Cepat Bupati Rote Ndao Atasi Abrasi Oenggae

558
Kondisi rumah warga di Desa Oenggae, Kecamatan Pante Baru, Kabupaten Rote Ndao yang terdampak abrasi. Foto;SelatanIndonesia.com/max

ROTENDAO,SELATANINDONESIA.COM – Abrasi pantai yang melanda wilayah desa Oenggae, Kecamatan Pantai Baru, Kabupaten Rote Ndao telah terjadi sejak lama. Sebagian wilayah pemukiman penduduk pun telah hilang tergerus, sehingga puluhan rumah penduduk terpaksa direlokasi. Diketahui, terdapat 22 (dua puluh dua) kepala keluarga dengan 71 jiwa yang terdampak langsung ancaman abrasi itu. Jumlah tersebut tersebar di dusun Olibeu dan Ampono.

Melalui program pembangunan Rumah Layak Huni (RLH), pemerintah Desa Oenggae baru merelokasi dan membangun 12 unit rumah yang didiami 21 orang. Kegiatan relokasi itu dilaksanakan selama dua tahun yakni 2018 dan 2019, dengan rincian 5 unit rumah dibangun pada tahun 2018 dan 7 unit ditahun 2019. Pembangunan itu menggunakan Dana Desa (DD) tahun 2019.

Hal itu dijelaskan Marselinus Mesah, Penjabat (Pj) Kepala Desa Oenggae kepada wartawan di Oenggae, Jumad (14/2/2020). “Kami pemerintah Desa Oenggae telah membantu 12 Kepala Keluarga yang direlokasi untuk membangun rumah yang terdampak abrasi. Sisanya dibangun sendiri oleh pemilik rumah itu sendiri,” kata Marselinus Mesah.

Terpisah, Paulus Hendrik Mesah mengungkap keprihantinannya terhadap kerusakan akibat abrasi yang kian meluas. Sembari menunjukan ke arah laut, pria yang memangku sebagai salah satu anggota BPD Oenggae ini berusaha memperlihatkan batas pantai sebelum diperparah oleh abrasi.

“Keadaan ini sudah sangat parah. Padahal dulu, ada rumah-rumah di sana, (telunjuknya menunjuk sekira 50-an meter ke arah laut). Dan jarak pantai dengan posing (batas laut dalam dan dangkal) tidak sejauh ini”, kata Hendrik. Dia pun menunjuk pada tembok penahan abrasi yang kini nyaris tak tersisa. Tak lebih dari sepuluh meter yang tersisa dari 700 meter yang dibangun.

Bupati Rote Ndao Ny. Paulina Haning-Bullu, didamping Kepala Dinas Perumahan dan Lingkungan Hidup (Perkim), Leksi Foeh, dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Dominggus Modok, meninjau langsung lokasi terdampak abrasi itu. Di sana, Bupati melihat langsung kerusakan itu. “Ini harus cepat ditanggulangi. Kalau tidak nanti kerusakannya semakin meluas ke permukiman penduduk”, kata Bupati saat meninjau lokasi abrasi bersama beberapa warga Oenggae.

Bupati Paulina mengatakan, pemerintah mengusahakan agar di tahun 2020 segera dibangun penahan abrasi dengan pendanaanya bersumber dari APBD II untuk 400 meter panjang penahan abrasi menggunakan bronjong.**max/laurens leba tukan

Center Align Buttons in Bootstrap