Selebrasi Pemilih

98
Kornelis Abon, Ketua KPU Flotim

 Oleh Kornelis Abon, Ketua KPU Flotim

Selebrasi, umumnya dikenal sebagai bentuk ungkapan, ekspresi spontan, cara dan gaya perayaan untuk sebuah keberhasilan, atau pencapaian hal atau level tertentu.

Selebrasi berbiasa dilakukan orang atau sekelompok orang tertentu dalam sebuah tim, komunitas ataupun pula para group best friends (bestie) dengan berbagai bentuk semisal membuat simbol gerakan tangan atau kaki, badan dll, menari-nari, meniup terompet, menabuh drum dan sebagainya.

Selebrasi biasanya kita jumpai saat menonton sebuah pertandingan bola sepak, bola volly, bulu tangkis, futasal dan lainnya.

Di sepak bola, pemain top dunia semisal Ronaldo, Lionel Messi, Paul Poghb, Mbape, Neymar, Luiz Suares, dan lain lain biasanya punya selebrasi khas usai mencetak goal. Selebrasi mereka menghibur, nyeleneh, memompa semangat tim bahkan tak jarang memprovokasi, memancing emosi lawan.

Papaun itu, selebrasi para bintang top dunia itu ikonik. Digemari dan bahkan banyak dicontohi para pesepak bola maupun penggemar. Selebrasi para bintang itu dilakukan secara spontan, refleks tatkala menjebol gawang lawan, sebagai ungkapan kebahagiaan, kegembiraaan atas pencapaian itu yang tentunya mengalir apa adanya, bahkan tiba-tiba datang mujur.

Selebrasi adalah jembatan kegembiraan. Ungkapan kesempurnaan bahagia atas sesuatu. Selebrasi karena itu, dia mewakili suasana jiwa, bathin dan perasaan yang boleh saja melankolis.

Pemilu sebagai pesta demokrasi sejatinya berwajah sebuah pesta rakyat. Karena sebuah pesta, ia menyerupai, ia mewakili kegembiraan, sorak-sorai, bahkan tak jarang histeria.

Sekalipun Peemilu adalah medan, gelanggang para politisi bertarung merebut dan mepertahankan kuasa dan jabatan urus negara dan daerah di jabatan publik, jabatan politik dan karena itu berwarna-warni pula intrik dan trik, provokasi, kampanye hitam, kegaduhan narasi para alite politik dan bahkan tak jarang ada benturan massa akar rumput. Sejatinya sebuah pesta itu adalah antusiasme. Sebuah pesta adalah ekspresi kegembiraaan di ujung sana. Pesta demokrasi tanpa curah kegembiraan laksana sayur tanpa garam. Hambar, seng ada rasa apa apa.

Pemilih yang berdaulat sejatinya pemilik pesta demokrasi itu. Melalui Pemilu, rakyat yang pemilih itu menyatakan dan menaruh kedaulatannya. Menimang-nimang lalu memilih calon pemimpinnya yang dia beri mandat.

Usai dia berhasil memilih calon pemimpinnya dengan menggunakan hak suara di bilik suara, pemilih pantas melakukan selebrasi. Bahwa dia dapat menggunakan hak pillihnya, hak politiknya, hak menaruh kedaulatannya, memercayai orang -orang sebagai penyambung lidahnya.

Selebrasi bahkan bila perlu, pemilih ungkapkan jauh sebelum hari H pemilihan, terutama tatkala pemilih dijamin haknya memilih dengan didaftarkannya dia sebagai pemilih oleh penyelenggara pemilu. Pemilih memenangi pertarungan hak politiknya memilih bahwa dia lolos sejumlah syarat untuk didaftar panitia pemilu.

Di Pemilu, anda sebagai pemilih perlu mengonfirmasi apakah benar gembira di pesta demokrasi, apakah mendapatkan ekspresi kegembiraan yang spontan,ikonik bahkan nyeleneh? Mari cek nama anda dan keluarga anda sebagai pemilih di link cekdptonline.kpu.go.id. */)

Center Align Buttons in Bootstrap