TAMBOLAKA,SELATANINDONESIA.COM – Anggota Komisi IX DPR RI dai Fraksi Partai NasDem, Ny. Ratu Wulla menggandeng mitranya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar kampanye lanjutan percepatan penurunan stunting. Jumat (17/3/2023), Ratu Wulla an mitranya BKKBN melakukan kampanye tersebut untuk Jemaat GKS Waikadada, Desa Anagoka, Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD).
Ratu Wulla mengajak seluruh masyarakat untuk secara pro aktif melawan stunting. “Untuk memutus mata rantai stunting maka kita sama-sama menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Juga persiapan kehamilan dan pemenuhan gizi ibu hamil dan balita. Serta menjaga jarak kehamilan pada pasangan usia subur,” sebut Ratu Wulla.
Ia mengatakan, kampanye percepatan stunting dan upaya memutus mata rantai stunting yang dilakukan selama ini sedikit memberikan hasil positif. Pasalnya, secara Nasional hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dimana prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022.
“Prevalensi balita yang mengalami stunting di Indonesia sebesar 21,6% pada 2022, dan walaupun ada penurunan secara nasional tetapi Nusa Tenggara Timur tetap menempati prevalensi stunting tertinggi di Indonesia, yakni 35,3% itu menurut SSGI,” kata Ratu Wulla.
Berdasarkan data tersebut, Ratu Wulla mengatakan, secara Nasional memang ada penurunan namun secara konteks untuk Nusa Tenggara Timur masih tetap menempati peringkat tertinggi untuk prevalensi stunting yakni 35%. “Angka ini masih sangat tinggi sehingga saya meminta agar masyarakat NTT untuk tetap berkomitmen mendorong percepatan penurunan stunting di NTT. Sedangkan menurut survey by name bay adres di NTT posisi stunting 17,7 %,” katanya.
Disebutkan Ratu Wulla, angka stunting NTT masih sangat tinggi dan ini jadi masslah yang harus sama-sama ditangani demi masa depan generasi NTT. “Bapa, mama pastinya tidak ingin anak-anak kita tidak sehat, tidak cerdas dan apalagi yang namanya gagal tumbuh. Oleh karena itu, bapa-bapa kalau istri sedang hamil harus usahakan kasih makanan yang bergizi, karena jika anak dalam kandungan terpenuhi gizinya maka pertumbuhannya bisa bagus. Namun tidak hanya pada masa kehamilan tapi setelah anak lahir tetap harus diperhatikan gizinya. Dengan begitu kondisi stunting atau gagal tumbuh bisa kita hindari dan anak-anak menjadi sehat, cerdas dan bisa menjadi harapan keluarga dan bangsa di masa depan,” ujarnya.
Isteri Bupati SBD periode 2014-2019 itu mengatakan, terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting. “Perbaikan terhadap pola makan atau asupan bergizi pada ibu hamil dan balita, pola asuh dan sanitasi serta akses terhadap air bersih,” katanya.
Kegiatan Kampanye percepatan Stunting di Jemaat Waikadada, Cabang Leteloko di Desa Anagoka, Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya tidak hanya diikuti oleh jemaat di Gereja tersebut namun juga diikuti oleh masyarakat sekitar desa Anagoka.
Masyarakat yang hadir dengan seksama mengikuti materi yang disampaikan oleh para narasumber yakni dari Komisi IX DPR RI Ratu Wulla, dan Narasumber BKKBN Kantor Perwakilan NTT dan DP3A Kabupaten Sumba Barat Daya.*/)TimRWT
Editor: Laurens Leba Tukan