Peran Startegis Bank NTT Sukseskan TJPS Pola Kemitraan

211
Atas: Gubernur NTT Viktor BUngtilu Laiskodat ktika melakukan panan raya jagung program TJPS di Kabupaten Timor Tengah Utara. Bawah: Kadis Pertanian Tanaman Pangan Provinsi NTT Lecky F. Koli dan Dirut Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho. Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan/Adit Adu

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Program unggulangan Pemerintah Provinsi NTT dibawah pimpinan Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wagub Josef Nae Soi, salah satunya adalah Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) Pola Kemitraan. Disebut Pola Kemitraan karena sejumlah unsur penting terlibat langsung bersama wirausahawan baru (petani) yaitu Bank NTT dan perusahaan oftaker.

“Dari awal program ini digulirkan, yang terlibat aktif dalam ekosistem pembiayaan para wirausahawan baru di desa-desa adalah Bank NTT. Saya setiap kali ke lapangan selalu sama-sama dengan pak Dirut Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho. Beliau juga sampai masuk ke pelosok-pelosok desa. Dan, saya belum pernah menemukan diraktur Bank yang seperti beliau yang menyelami betul kondisi masyarakat,” sebut Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi NTT, Lecky F Koli kepada SelatanIndonesia.com, Jumat (3/3/2023).

Menurut Kadis Lecky F. Koli, Dirut Bank NTT jika ke lapangan tidak hanya melihat TJPS. Jika ditemukan ada potensi-potensi komoditas atau kebutuhan aktifitas ekonomi masyarakat di desa-desa, langsung mengambil kebijakan-kebijakan sesuai dengan kewenangannya untuk mengintervensi. “Terbukti, banyak sekali penetrasi Bank NTT masuk ke desa-desa, pelosok-pelosok bahkan daerah-daerah yang tidak pernah dijangkau. Beliau bisa buat kebijakan-kebijakan disana untuk membantu masyarakat  yang membutuhkan bantuan,” sebutnya.

Dikatakan, Langkah strategis yang langsung dieksekusi Dirut Alex Riwu Kaho itu disesuaikan dengan persyaratan perbankan untuk  kemudian bisa membantu dalam bentuk bantuan lunak atau CSR dan lainnya. “Itu selalu saya temukan di lapangan ketika bersama dengan Pak Dirut Alex Riwu Kaho,” ujarnya.

Menurut Kadis Lecky Koli, model pendekatan perbankan yang dimotori oleh Bank NTT untuk pembangunan di NTT termasuk TJPS, perlu terus diperkuat. “Terus kita tingkatkan dan kita terus menjaga, memelihara kesehatan Bank NTT melalui semua yang dia berikan untuk kita untuk kemudian nanti kita bisa menjadi besar dari pendekatan-pendekatan seperti begini. Apalagi masyarakat juga mempercayai bank NTT dan terbukti Bank NTT mengintervensi dan semuanya mendapat respon positif, tentu tidak 100% . Tetapi bagi mereka yang sudah terlibat mereka merasakan manfaatnya,” sebut Kadis Lecky Koli.

Ia menambahkan, peran penting dalam aspek pembiayaan oleh Bank NTT selama ini sangat membantu masyarakat. “Sekian lama kita biarkan biaya datang dari masyarakat maka akan terbatas. Maka kini dibiayai sebagian besarnya oleh Bank NTT. Bank yang memang milik rakyat NTT, dan melalui Kredit Mikro Merdeka itu kemudian mereka bisa menyalurkan ke masyarakat,” sebutnya.

Tahun lalu di 2022, Kadis Lecky Koli mengatakan, Bank NTT menyalurkan sekitar Rp 20 miliar. “Nilai itu juga cukup baik, sebagai respon dan tanggung jawab Bank NTT kepada masyarakat. Bahkan, menurut catatan Bank NTT untuk kemacetan itu hampir tidak ada, tentu ini potensi yang baik. Jadi bagaimana kita di Pemerintah Provinsi NTT untuk memperdayakan kapasitas sumber daya lokal untuk bisa menggenjot produksi dan pertumbuhan ekonomi masyarakat,” sebutnya.

Kadis Lecky Koli menjelaskan, aspek penting lainnya adalah pemasaran. Disebutkan, masalah yang penting di pertanian itu adalah jaminan pembiayaan dan jaminan pemasaran. Apa yang diproduksi oleh masyarakat dijamin pasarnya.  “Artinya, pergerakan arus produksi, distribusi dan pemasaran itu terjadi, nah itu baru kemudian menjadi satu kesatuan yang disebut sebagai ekonomi. Dan ini sudah disiapkan oleh Pemerintah. Dan ekosistemnya itu kita tunjuk ada tujuh oftaker yang bertanggung jawab untuk mentakeover, membeli semua hasil produksi jagung untuk nanti dengan harga yang disepakati untuk bisa merangsang masyarakat untuk terus termotivasi oleh karena sudah ada jaminan pasar,” jelasnya.

Dijelaskan, dua hal prinsip itu yang terus dijaga untuk bisa ada keberlanjutannya dan untuk mempersipakan 300 ribu hektar lahan TJPS yang sedang dikerjakan. “Untuk tahap awalnya kita akan  menanam 40 ribu hektar dan saat ini sudah sedang berjalan persiapan-persiapan di Bank NTT untuk kemudian nanti di bulan ini mulai ada penyaluran-penyaluran bibit, pupuk, dan lain sebagainya kepada petani-petani yang akan menanam di Musim Tanam II April – September ini,” katanya.

Dikatakan Kadis Lecky Koli, inilah upaya untuk menstabilkan sirkulasi produksi. “Jadi musim ke musim itu selalu kita upayakan untuk selalu ada tanam dan panen. Sehingga bisa menjamin stabilitas suplay sehingga nanti irama itu kita jaga. Lama-lama nanti menjadi kebiasaan dan itu berarti perekonomian masyarakat sudah bisa berjalan dengan sendirinya sehingga pemerintah bisa menggeser kebijakannya untuk melihat potensi-potensi sumber daya lokal apalagi yang dapat kita kapitalisasi untuk kemudian kita intervensi lagi,” ujarnya.*/)AditAdu

Editor: Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap