KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Mantan Bupati Alor dua periode, Ans Takalapeta punya pikiran dan solusi cerdas Ketika semua negara secara global kini menghadapi ancaman krisis pangan dan energi tahun 2023 mendatang.
Politisi senior Partai Golkar NTT ini menyebut, di Indonesia, khususnya di NTT, pada penghujung tahun 2022, mulai mengalami kekurangan bahan bakar minyak tanah dan tren kenaikan harga bahan pangan. “Ini isyarat dini, dan pertanda awal untuk awas. Tentu tiap negara dan daerah punya strategi mengantisipasi dan mengatasinya,” sebut Ans Takalapeta di Kupang, Selasa (6/12/2022).
Disebutkan, Indonesia sebagai “negara agraris” dengan potensi sumber daya alam pertanian yang besar dan dukungan kondisi agroklimat yang cocok, maka peningkatan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian menjadi pilihan tepat. “Demikian juga sebagai “negeri bahari” yang kaya berbagai jenis ikan dan hasil laut non ikan serta keindahan pantai dan taman laut, hendaklah menjadi pilihan medan peningkatan usaha dan produksi menghadapi ancaman krisis,” katanya.
Dikatakan Ans Takalapeta, pemerintah tentu punya kebijakan strategis dan program operasional untuk mengantisipasi dan mengatasi ancaman krisis. “Namun kita semua baik sebagai perorangan, keluarga, komunitas dan kelembagaan masyarakat diajak untuk “Kembali ke Desa dan Pertanian” serta menjangkau usaha ke laut dan perikanan. Ini bukan jargon, tetapi dapat menjadi suatu aksi nyata dalam menyikapi ancaman krisis,” sebutnya.
Ia menambahkan, dengan meningkatkan pola usaha produksi pangan yang beragam dan konsumsi pangan beragam, akan menjamin katahanan pangan masyarakat. “Dan dengan sikap hemat energi, diversifikasi energi dan produksi energi terbarukan akan membentuk ketahanan energi. Kiranya Tuhan memberkati niat dan karya kita masing-masing dan bersama-sama,” ujar Ans Takalapeta.***Laurens Leba Tukan