Pengendalian Inflasi di Provinsi NTT

264
Aktifitas ekonomi di Pasar Boru, Kabupaten Flores Timur. Foto:Ebed De Rosrai

Perekonomian NTT pada Tw II-2022 tercatat tumbuh sebesar 3,01% (yoy) meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,86% (yoy). Kinerja perekonomian NTT pada triwulan ll 2022 tersebut terutama bersumber dari Konsumsi Rumah Tangga (KRT) dan Ekspor. Sementara, dari sisi lapangan usaha (LU) kinerja LU Pertanian dan LU Perdagangan Besar dan Eceran menjadi penopang pertumbuhan ekonomi NTT.

Secara kumulatif, kinerja perekonomian Provinsi NTT pada tahun 2021 tercatat sebesar 2,51% (ctc), lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2020 yang terkontraksi -0,83% (ctc). Pada tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT diperkirakan terus berlanjut mencapai 2,79-3,59% (ctc). Perbaikan ini sejalan dengan semakin terkendalinya penyebaran Covid-19 dan pelonggaran kebijakan pembatasan oleh pemerintah sehingga mengakselerasi aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat.

Di samping itu, program pemerintah seperti Food Estate, Ekosistem TJPS/T Pola Kemitraan yang semakin berkembang di seluruh wilayah Provinsi NTT, Pembangunan Infrastruktur dari Pinjaman PT. SMI, mengakselerasi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Pada September 2022, Provinsi NTT mengalami inflasi sebesar 1,64% (mtm) setelah bulan sebelumnya mengalami deflasi cukup dalam sebesar 0,93% (mtm). Inflasi terutama didorong oleh komoditas bensin dan angkutan dalam kota seiring dengan penyesuaian harga BBM. Inflasi juga didorong oleh kenaikan harga sawi hijau, ikan tembang, dan ikan cakalang.

Sementara itu, komoditas holtikultura seperti tomat, bawang merah, cabai rawit dan cabai merah masih melanjutkan tren deflasi. Secara tahunan, inflasi NTT pada September 2022 tercatat sebesar 6,97% (yoy). Tekanan pada bulan september tersebut terutama didorong oleh meningkatnya harga kelompok administered prices dan volatile food.

Bank Indonesia Perwakilan NTT antara lain melakukan pembinaan terhadap tujuh Klaster Ketahanan Pangan yang berlokasi di beberapa wilayah di NTT yang berkontribusi terhadap pengendalian inflasi di NTT dengan terus menjaga produksi. Lebih lanjut terkait kluster tersebut adalah; 1) Komoditas Beras yaitu klaster Padi Maju Bersama di Desa Poco Rutang pada tahun inisiasi 2015; klaster Padi Ingin Jaya di Desa Siru pada tahun inisiasi 2015; 2) Komoditas Cabai yaitu klaster Cabai Usaha Baru di Desa Kadi Wanno pada tahun inisiasi  2016; 3) Komoditas Sapi potong yaitu klaster Sapi Noetnana dan kluster Sapi Sehati di Kelurahan Fatukoa Kota Kupang pada tahun inisiasi 2015; 4) Komoditas Bawang Merah yaitu klaster Bawang Merah Noekele di Desa Noekele pada tahun inisiasi 2018; klaster Bawang Merah Kakuluk di Desa Daulus dan Fatuketi pada tahun inisiasi 2016; 5) KAD Komoditas Sapi antara NTT dan Kaltim secara B2B antara Koperasi Cahaya Mandiri Jaya (NTT) dan Koperasi Berkat Salamah Jaya (Kaltim) pada tahun 2021; KAD Komoditas Sapi antara Jakarta secara B@B antara PT. Dharma Jaya (DKI Jakarta) dan PT. Flobamor (NTT) pada tahun 2021.

Upaya lainnya dalam rangka pengendalian inflasi yang melibatkan multi stakeholder diantaranya HLM TPID dipimpin langsung gubernur di kabupaten/kota se Provinsi NTT, rapat-rapat teknis, pemantauan dan sidak pasar, operasi pasar murah, Gerakan Kampung Sadar Inflasi; Gerakan tanam pangan cepat panen dipimpin langsung Gubernur sampai ke tingkat 2 desa, penyusunan data, penyusunan neraca pangan, kerja sama antar daerah, sinerji TPID pusat, provinsi dan kabupaten/kota, penyadaran masyarakat tentang inflasi dipimpin langusng oleh gubernur sampai ke tingkat desa, pelaksanaan SE Mendagri 500/4825 tentang penggunaan BTT dalam rangka pengendalian inflasi dan PMK 134/2022 tentang belanja wajib dalam rangka penanganan dampak inflasi tahun anggaran 2022, telah dilaksanakan kerja sama antar daerah (KAD) pembentukan tim pangan daerah, program P2L/KRPL, menanam pangan cepat panen, gelar pangan murah, fasilitasi distribusi pangan, aplikasi “B Pung Petani” oleh Bank NTT dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT mendukung pendataan supply-demand komoditi pangan, penyediaan cold storage; penyaluran dana sosial kepada kelompok usaha bersama (KUBE) oleh Dinas Sosial; bantuan peralatan bagi peserta pelatihan dalam rangka penciptaan lapangan kerja oleh Dinas Kopnaker; bantuan bagi nelayanbudi daya rumput laut oleh Dinas Kelautan dan Perikanan; subsidi angkutan umum oleh Dinas Perhubungan; pemantauan harga dan operasi pasar murah oleh Dinas Perindag; koordinasi pengendalian inflasi dan lain- lain oleh Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan dan OPD terkait bersama Bank Indonesia Perwakilan NTT juga keterlibatan Bank NTT.

Upaya pengendalian inflasi, melibatkan unsur provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, Bank Indonesia dan Bank NTT serta LJK lainnya, koperasi, offtaker, lembaga penjaminan, TNI Polri, sekolah, Puskesmas, tokoh agama, pemuda, wanita, LSM dan masyarakat luas bahkan anak sekolah, dipimpin langsung Gubernur dan Wakil Gubernur serta Bupati dan Walikota.

Secara umum, strategi pengendalian inflasi di Provinsi NTT dalam jangka pendek diantaranya 1) Mengintensifkan Operasi Pasar yaitu memastikan ketersediaan pasokan di pasar; kegiatan pasar murah, sidak pasar, pemantauan harga baik dipasar maupun ke gudang distributor akhir tahun 2022; 2) Kerja sama Antar Daerah (KAD) yaitu dilakukan dengan memanfaatkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) terutama untuk komoditi yang mempunyai andil besar terhadap inflasi di Provinsi NTT seperti bawang merah, cabai merah, cabai rawit, dll; 3) Pemetaan Produksi dan Distribusi Serta Pengkinian Database yaitu pemanfaatan platform perdagangan digital untuk memperlancar distribusi; mapping produksi dan distribusi komoditas di daerah; membuat, merapikan dan melakukan pengkinian database distributor komoditas holtikultura disetiap darah, termasuk neraca komoditas pangan strategi; 4) Komunikasi Penggunaan Produk Olahan yaitu sosialisasi kepada masyarakat terkait perluasan penggunaan produk olahan sebagai pengganti komoditas pokok (bubuk cabai, minyak kelapa, gula lokal, dll; 5) Subsidi Biaya Angkut dan Optimalisasi APBD yaitu berupaya memberikan subsidi biaya angkut komoditas holtikultura guna menurunkan biaya logistik; optimalisasi alokasi anggaran APBD khususnya belanja tidak terduga dalam rangka
pengendalian inflasi di daerah sebgaimana arahan Mendagri; 6) Kampung Sadar Inflasi yaitu mengajak masyarakat untuk menanam komoditas penyumbang inflasi, terutama cabai; dibentuk kampung sadar inflasi di kelurahan Kayu Putih, Kota Kupang. Harapannya dapat menjadi pilot project untuk menjadi awal dari kegiatan serupa di seluruh Provinsi NTT.

Selanjutnya, beberapa strategi jangka menengah hingga jangka panjang diantaranya 1) Ketersediaan Data Sektoral yaitu memastikan ketersediaan data sektoral yang dapat diakses secara online melalui website masing-masing Kabupaten; data yang lengkap, akurat, kini dan 3 utuh (LAKU); 2) Klaster Komoditas Ketahanan Pangan yaitu membentuk klaster komoditas ketahanan pangan yang kuat guna mengurangi ketergantungan terhadap komoditas dari luar daerah; 3) Closed Loop Model Kemitraan Agribisnis yaitu membentuk Closed Loop (Model
Kemitraan Agribisnis) Program disetiap Kabupaten guna menciptakan ekosistem komoditas yang kuat; 4) Pembentukan Cold Storage yaitu membuat dan membentuk Cold Storage disetiap kabupaten di Pulau Flores guna menjamin ketersediaan staf komoditas; 5) Pakan Ternak yaitu penyediaan pakan ternak untuk mendukung stabilisasi produksi daging ayam ras, telur ayam dan daging babi; 6) Pengembangan Food Estate yaitu untuk mendorong ketahanan pangan komoditas strategi berbasis korporatisasi pertanian.

Sesuai arahan Presiden RI yang ditindaklanjuti Bank Indonesia, Menteri dan Kepala Daerah yaitu “jadikan masalah inflasi sebagai isu prioritas, kendalikan masalah inflasi dengan prinsip komunikasi yang efektif, kolaborasi, sinerji dan dengan dukungan data yang akurat, mengambil langkah-langkah extra effort”. Optimis masalah inflasi dapat dikendalikan dan kembalikan ke rentang sasarannya.*/) Dr. Lery Rupidara, M.Si (Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setda Provinsi NTT)

Center Align Buttons in Bootstrap