KSPAMS Produk Baru Bank NTT, Buka Akses Pinjaman untuk Program Air Minum dan Sanitasi

254
Kasubdiv Kredit Sektor Lainnya di Divisi Mikro Kecil dan Konsumen, Bank NTT Edison Tafui (kedua dari kiri) dan Plt. Kepala Bappelitbangda NTT, Alfonsius Theodorus (ketiga dari kiri) ketika tampil menjadi pembicara dalam rapat koordinasi lintas sektor membahas penyediaan air minum dan sanitasi di NTT di Hotel Aston, Kupang, Rabu (26/10/2022). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Bank NTT terus berinovasi menghasilkan berbagai program untuk melayani kebutuhan dasar masyarakat. Kali ini, bank kebanggaan masyarakat NTT ini membuka peluang bagi masyarakat untuk melakukan pinjaman untuk pembiayaan program air minum dan sanitasi.

Namanya Kredit Sistim Peyediaan Air Minum dan Sanitasi (KSPAMS). “Kredit ini diberikan kepada kelompok di desa dalam penanganan air minum aman dan layak, termasuk untuk sanitasi,” sebut Kasubdiv Kredit Sektor Lainnya di Divisi Mikro Kecil dan Konsumen, Bank NTT Jhon Edison Tafuy ketika tampil menjadi pembicara dalam rapat koordinasi lintas sektor membahas penyediaan air minum dan sanitasi di NTT di Hotel Aston, Kupang, Rabu (26/10/2022).

Disebutkan Edison, layanan kredit tersebut untuk rumah tangga dengan menggunakan Kredit Mikro Merdeka. Sejauh ini, bank NTT telah memulai layanan tersebut di BP SPAMS “SAEF RABA” Kelurahan Tuatuka Bank NTT Cabang Oelamasi. “Ada 11 warga menerima pengajuan pinjaman itu di Oelamasi. Maksimal untuk kredit perorangan sebesar Rp 2 juta. Pembiayaan juga disesuaikan dengan RAB yang diajukan,” sebut Edison.

Dijelaskan Edison, program KSPAMS dari Bank NTT tidak melakukan pembiayaan dalam bentuk uang tunai, namun pada sisi penyediaan material yang dibutuhkan. “Bank NTT bekerjasama dengan kelompok SPAM yang ada di desa,” katanya.

Menurut Edison, masyarakat atau kelompok yang ada dibawa Pamsimas bisa mengajukan melalui kelompok di desa. Selain perorangan, bisa juga pengajuan untuk kelompok seperti Bumdes. “Proses pengajuan, masyarakat mengajukan ke kelompok SPAM, selanjutnya kelompok SPAM akan mengajukan pembiayaan ke Bank NTT dengan mengirim RAB yang ada. Jadi harus ada rekomendasi dari kelompok pengelolanya. Dan itu kita bersinergi untuk pembiayaan ini. Kelompok SPAM juga harus tauh dan mereka juga ikut bertanggungjawab atas pengembalian kredit,” katanya.

Edison menjelaskan, untuk skema pengembalian, petugas dari Kelompok SPAM akan ikut menagih pokok pengembalian. “Syarat yang dibutuhkan yakni kartu keluarga, kartu tanda penduduk dan foto dari debitur serta rekomendasi dari kelompok SPAM,” ujar dia.

Pelayanan ini berlaku untuk semua unit wilayah kerja bank NTT atau di seluruh provinsi NTT. “Bank NTT tidak mematok target, intinya agar semua masyarakat bisa memiliki SR. Ia menyarankan agar pemohon atau masyarakat bisa mendatangi kantor Bank NTT terdekat guna mendapat informasi lebih detail,” kata Edison.

Bappenas Berharap Bank NTT Bantu Pembiayaan Penyediaan Air Minum

Nur Aisyah Nasution, perwakilan dari Bappenas RI, mengharapkan Bank NTT untuk bisa membantu pembiayaan dalam akses air minum bagi masyarakat. Ia meminta agar semua pihak bisa berkolaborasi dalam mengerjakan program-program untuk sanitasi dan air minum. “Menurut saya sangat penting dalan proses pendanaan dari pihak lain, atau tidak bergantung saja pada APBN. Hemat kami ini menjadi kolaborasi bersama dengan Bank NTT terutama membuka pinjaman langsung ke rumah tangga,” ujar Nur Aisyah.

Kerja sama ini, kata dia, bisa mendorong program pembiayaan dari APBD, APBN, hingga ke bank pembangunan daerah. Pemerintah daerah bisa melakukan koordinasi lebih intens di daerah terutama untuk pembiayaan bagi rumah tangga.

Plt. Kepala Bappelitbangda NTT, Alfonsius Theodorus yang juga ketua Pokja dari Bappelitbangda NTT mengatakan, kegiatan ini bertujuan agar masyarakat yang tidak memiliki sambungan rumahtangga (SR) bisa tertolong. Sasaran akan diberikan kepada masyarakat yang berada di dekat PDAM.

Disebutkan Alfonisius, papat koordinasi itu juga melihat Pamsimas yang selama ini konsen dengan masalah air di desa-desa.

“Water.org sebagai lembaga penyuplai atau pendukung utama kolaborasi ini akan membidik masyarakat yang belum tersentuh program Pamsimas. Alfonsius menyebut, tentu program yang ada akan tetap disandingkan. Banyak langkah Pemerintah Provinsi untuk menyediakan air minum. Kepadatan penduduk di NTT tidak terpusat sehingga dengan sumber air ini akan sangat membantu. Kehadiran water.org akan sangat membantu kegiatan. Pembiayaan dengan melalui Bank NTT pada intervensi sektor lima pilar STBM terutama pada sisi penyediaan air minum,” ujarnya.

Alfonsius menegaskan, dengan STBM akan memudahkan untuk verifikasi ke tingkat desa. Sinergitas dengan semua pihak menjadi sangat penting dikerjakan untuk mendorong penyediaan air bagi SR. “Kita selesaikan infrastruktur tentang air minum bagi masyarakat,” jelasnya.

Dengan melibatkan Bank NTT untuk pembiayaan, masyarakat yang belum memiliki SR bisa melakukan pinjaman dengan tanpa bunga. Sehingga diharapkan jumlah warga yang memiliki SR bisa lebih banyak.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap