ADONARA,SELATANINDONESIA.COM – Penjabat Bupati Flores Timur, Drs. Doris Alexander Rihi, M.Si., menyerukan pesan persatuan dan kekeluargaan saat menghadiri acara puncak Ritual Adat Helok Lapen Koke Bale di area Namatukan, Kecamatan Witihama, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Jumad (02/09/2022).
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Anggota DPRD Kabupaten Flores Timur Martinus Ola Anen,SE, dan Ahmad Muktar. Juga Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Petrus Pemang Liku, S.Sos,MT., Kepala Badan Kesbangpol Andreas Kewa Aman,SH., Sekretaris Dinas PUPR Saul Paulus Lagadoni Hekin, ST.M.Si., Camat Witihama Laurensius Lebu Raya, SH., Hadir pula mantan Kepala Biro Kantor Berita Antara Papua, Asis Key Tokan, Pemangku Adat Witihama Boro Tura Muhammad, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan warga masyarakat se-Kecamatan Witihama.
Doris Rihi mengatakan, rasa syukur dan bangga karena bisa hadir di tengah masyarakat Witihama. Menurutnya, moment tersebut adalah salah satu moment luar biasa yang harus dijaga dan dilestarikan untuk generasi selanjutnya. “Saya dapat mengambil makna bahwa ritual ini adalah suatu proses yang dilahirkan dan dipertahankan oleh orang tua kita. Makna penting yang bisa dipetik adalah dengan adanya proses ini maka kita dipersatukan dan dapat bergandengan tangan untuk maju bersama serta menyelesaikan permasalahan hidup bersama”, kata Doris Rihi.
Dikatakan Doris Rihi, dengan berkumpulnya seluruh masyarakat yang terlibat dalam ritual adat tersebut merupakan bukti bahwa masyarakat Witihama adalah satu keluarga besar yang diyakini dapat menyelesaikan semua permasalahan bersama. “Sekali lagi marilah kita tetap bersatu dalam satu keluarga besar sehingga semua permasalahan dan semua kebutuhan hidup bersama dapat terpenuhi dengan duduk bersama”, pesan Doris Rihi.
Pemangku Adat Witihama, Boro Tura Muhammad dalam sapaan adatnya menyampaikan terima kasih yang berlimpah kepada seluruh warga masyarakat di Witihama. Juga kepada semua suku yang terlibat dan telah mendukung ritual adat yang telah berlangsung sekitar dua minggu sampai pada puncaknya.
Boro Tura juga turut menyampaikan terima kasih kepada Penjabat Bupati Flotim yang berkenan hadir untuk menyaksikan langsung puncak ritual adat tersebut. Di akhir sapaannya, Boro Tura menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh pihak yang terlibat apabila ada kekurangan selama proses pelaksanaan ritual adat.
Salah satu anak suku, Mikael Boro Bebe mengatakan, ritual adat Helok Lapen Koke Bale sebenarnya adalah Ritual Pemugaran Rumah Adat yang mengindikasikan kekerabatan, kekeluargaan, persatuan, keadilan, senasib sepenanggungan, toleransi, kesabaran, saling menghargai, menghormati harkat dan martabat, gotong royong, dan nilai religiositas sebagai ‘Ata Diken’ (Manusia) yang beradab.
“Bentuk pelestarian pemugaran rumah adat ini adalah bagian dari manifestasi para warga terhadap Lewotana (Kampung Halaman) sebagai “mehik goka-worakek durut (tanah tumpah darahku-bumi ketubanku pecah) serta merupakan andil besar dalam membesarkan, membangun dunia global, membangun Nusantara, membangun NTT, membangun Flores Timur, yg sudah dan sedang dimulai dari kampung halaman yg disebut “Lewo”. Dengan demikian eksistensi, entitas dan identitas masyarakat Lamaholot akan semakin kokoh, bermartabat, berbudaya dan beradab”, kata Mikael Boro Bebe.
Ritual Adat Helok Lapen Koke Bale Witihama adalah ritual adat yang biasanya diadakan 20 tahun sekali dengan melibatkan seluruh suku adat di wilayah Witihama. Untuk ritual tahun ini telah dimulai sejak tanggal 18 Agustus 2022 dan puncaknya pada tanggal 2 September 2022.
Sebelum menghadiri Ritual Adat di Witihama, Penjabat Bupati menyempatkan waktu untuk meninjau ruas jalan Simpang Watodei – Witihama yang rencananya akan dianggarkan dalam Musrenbangdes selanjutnya dan meminta seluruh pihak terkait untuk mengawal rencana tersebut sampai tuntas.*/)ProkopimFlotim
Editor: Laurens Leba Tukan