KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pertama kali mendapatkan referensi pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) setelah terbentuknya Forum PRB di NTT. Kini, keberadaan Forum PRB sudah terbentuk di 34 provinsi di seluruh Indonesia.
“Forum PRB memiliki peran yang sangat strategis dalam hal pendekatan kebijakan untuk melakukan edukasi dan sosialiasi kepada masyarakat tentang upaya penanggulangan bencana alam yang berbasis penanggulangan risiko bencana,” sebut Analisis Kebijakan Ahli Muda, Ketua Tim Pentahelix BNPB, Iis Yulianti ketika berbicara dalam Musyawarah III Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Provinsi NTT, Kamis (23/6/2022) di Neo Aston Hotel, Kota Kupang.
Iis Yulianti menyebut, Forum PRB bisa mengawal dan mengedukasi berbagai program penanggulangan risiko bencana yang dilakukan bersama pemerintah. Ia juga mendesak perhatian dari BNPB untuk memberikan dukungan anggaran bagi Forum PRB. Pasalnya, hampir semua Forum PRB yang telah terbentuk banyak tidak aktif karena minim anggaran dalam melakukan kegiatan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT, Ambrosius Kodo, S.Sos mengatakan, Forum PRB adalah mitra terbaik dan terpenting dalam membangun ketangguhan penaganan bencana di NTT. “Kedepan, kita akan memberikan perhatian serius. Kita akan alokasikan anggaran untuk Forum PRB. Kami percaya bahwa dalam Forum PRB ini ada kekuatan dan potensi SDM yang memadai karena diisi oleh berbagai unsur,” sebutnya.
Ketua Pantia Musyawarah III Forum PRB NTT, Haris Oematan mengatakan, kegiatan yang digelar itu berlangsung selama dua hari. “Hari pertama fokus ada pembukaan dan penguatan kapasitas. Ada dua thema kunci diantaranya bagaimana membangun adapatasi yang efeketif terhadap bencana dan perubahan iklim. Dan juga apakah bencana-bencana yang ada sudah selaras dengan program-program yang sudah dilaukan Pemerutah, LSM atau lembaga lain sehingga benar-benar beradaptasi untuk mengatasi bencana,” ujarnya.
Selain itu, Haris Oematan mengatakan, unsur pentahelix mesti dimaksimalkan masuk dalam keluarga besar Forum PRB. “Media misalnya, setiap ada bencana, pasti yang memberi informasi ke publik adalah orang media. Maka orang media harus diajak masuk dalam Forum PRB. Demikian juga dunia usaha, teramsuk akademisi dan lainnya. Juga Forum PRB di Kabupaten dan Kota kita bangun sinergi dengan provinsi,” ujarnya.
Haris menjelaskan, pada hari kedua Musyawarah Forum PRB akan fokus pada bisnis meeting, membahas program, serta melengkapi struktur. “Kita ingin agar semua unsur pentahelix ini masuk menjadi pengurus Forum PRB. Nantinya semua perwakilan pentahelix akan membentuk semacam kaukus untuk masing-masing bidang,” sebutnya.***Laurens Leba Tukan