TAMBOLAKA,SELATANINDONESIA.COM – Percepatan penurunan stunting butuh kolaborasi kerja bersama semua elemen masyarakat, termasuk para tokoh agama. Itu pasalnya, anggota Komisi IX DPR RI, Ratu Wulla Talu meminta para pemuka agama dan penceramah bisa menyisipkan materi-materi kampanye percepatan penurunan stunting melalui mimbar agama kepada umat.
Hal ini penting dilakukan agar masyarakat bisa mendapatkan pemahaman soal percepatan stunting. Ratu Wulla, politisi NasDem asal pulau Sumba mengatakan itu pada kegiatan kampanye Percepatan Penurunan Stunting bersama mitra BKKBN Wilayah NTT di Masjid Sayyid Sulaiman, Waikelo, Desa Radamata, Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Kamis (12/5/2022).
Ratu Wulla mengatakan, karena kondisi Indonesia dan NTT yang hingga kini prevalensi stuntingnya masih cukup tinggi maka penanganan stunting harus dipercepat.
“Bagaimana pun stunting ini adalah masalah serius Negara karena ini menyangkut generasi emas masa depan Bangsa sehingga kita harus berusaha mengupayakan segala cara agar prevalensi stunting bisa turun,” katanya.
Disebutkan Ratu Wulla, salah satu upaya itu adalah dengan terus menggelar kegiatan sosialiasi dan kampanye seperti ini. Namun demikian butuh kerja semua pihak termasuk para pemuka agama.
“Kita butuh pemuka agama terlibat mengkampanyekan penurunan stunting melalui mimbar keagamaan,” tegasnya.
Selain itu, penanganan stuntingpun terang Ratu Wulla juga saat ini terus dilakukan pemerintah bekerja sama legislatif dengan mengupayakan sanitasi yang baik dan memenuhi kekurangan air bersih pada masyarakat.
“Faktor untuk stunting itu sangat komplekssehingga untuk mempercepat penurunan stunting perlu upaya dari hulu ke hilir,” ungkapnya lagi.
Hal yang sama diungkapkan oleh Kepala BKKBN wilayah NTT, Marianus Mau Kuru yang di kesempatan itu menyebut mimbar agama bisa dijadikan saluran untuk mengkampanyekan percepatan penurunan stunting.
Hal ini dikarenakan rumah ibadah merupakan salah satu tempat berkumpulnya masyarakat. “Ini untuk mendukung program pemerintah melalui penyampaian program pemerintah untuk kebaikan masyarakat,” tegasnya lagi.
Lebih lanjut Marianus memotivasi pasangan muda yang ingin berkeluarga untuk mempersiapkan pernikahan dan kehamilan sebagai sebuah rencana yang matang.
“BKKBN mewajibkan calon pasangan pengantin untuk melakukan pemeriksaan kesehatan 3 bulan sebelum pernikahan. Tujuannya untuk mencegah anak mengalami stunting atau gizi buruk. Kesehatan calon pengantin dianggap penting untuk menurunkan angka gizi buruk pada anak Indonesia,” tegasnya lagi.*/)TimRWT
Editor: Laurens Leba Tukan