MBAY,SELATANINDONESIA.COM – Semangat toleransi terpancar indah dari Kampung Naganumba, Desa Nggolonio, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo. Betapa tidak, umat Katolik yang melihat sesama keluarganya penganut Islam menjalankan ibadah sholat di bawah pohon asam bersepakat untuk membangun Musholah.
Semangat toleransi dan kepedulian sesama warga itu terungkap ketika Tim Safari Ramahdan dari Pondok Pesantren Al Ummah Al Islamiyyah Mbay, melaksanakan safari atau kunjungan ke masjid-masjid menjumpai saudara muslim di sekitar Kabupaten Nagekeo. Mereka melakukan safari di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Woloea, Kecamatan Mauponggo dan di Kecamatan Aesesa, Senin (25/4/2022).
Mengakhiri Safari Ramadhan, Pondok Pesantren Al Ummah Al Islamiyyah Mbay menyambangi saudari muslim di Kampung Nanganumba, Desa Nggolonio, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo. Uniknya, saat pelaksanaan ibadah sholat Maghrib, Isya, Taraweh dan Tausiyah Agama dilaksanakan di tempat terbuka di bawah pohon asam dan dikawal keluarga yang beragama Katolik.
Usai ibadah, sebagai ungkapan keprihatinan atas prosesi ibadah yang dilaksanakan ditempat terbuka, para umat Katolik yang sempat hadir mengajak Tim Safari untuk berdiskusi tentang proses pembangunan rumah ibadah berupa musholah. Alhasil dari diskusi tersebut, disepakati untuk ditindaklanjuti pembangunan Musholah.
Adalah Ambros dan Sius Mining, umat Katolik di kampung Naganumba yang turut hadir dalam acara buka puasa bersama itu bersama umat Katolik lainnya di kampung itu untuk segera membangun Musholah. ”Kami prihatin dengan pelaksanaan ibadah ustadz mereka di bawah pohon asam ini, oleh karena itu mari kita duduk dan bahas dulu tentang proses pembangunan Musholah,” sebut Ambros diamine Sius Mining.
Menyambut gagasan Ambros, Tim Safari yang diwakili Hasbil Rena. Menurut Hasbil, keprihatinan yang ada dalam hati keluarga yang beragama Katolik karena tidak adanya rumah ibadah saudaranya yang muslim di Kampung Nanganumba ini merupakan, suara Tuhan sebagai berkah dari Perayaan Paskah dan juga bulan Ramadhan.
Itu pasalnya, Hasbil mengajak para umat muslim untuk segera menyambut baik pikiran ini dan perlu membentuk tim inisiator untuk menindaklanjuti pertemuan malam ini. ”Pikiran ini saya rasa suara Tuhan, sebagai berkah pesta Paskah dan bulan Ramadhan. Kita sambut baik pikiran ini dan untuk konkritnya kita perlu bentuk tim inisiator untuk tindaklanjut pertemuan kita, dan segera dikerjakan,” ujar Hasbil.
Kampung Naganumba dihuni oleh 15 Kepala Keluarga muslim yang hingga kini belum memiliki rumah ibadah. ”Mohon maaf Ustadz, kita sholat dibawah pohon saja ini, karena kami belum punya musholah,” ungkap Hasan Ninong, salah satu ummat Islam disana.
Meski demikian, ibadah sholat tetap khusyu dengan jumlah peserta sholat hampir 70an orang yang terdiri dari rombongan Tim Safari Pondok Pesantren Al Ummah Al Islamiyyah dan jamaah setempat. Selain ibadah sholat, juga diselingi tausiyah atau ceramah agama yang disampaikan oleh Ustadz Abdurrahman Karengga.
Kepala Seksi Pendidikan Islam dan Bimas Islam Kantor Kenterian Agama Kabupaten Nagekeo, Abdurahman mengingatkan tentang pentingnya memanfaatkan bulan ramadhan terutama pada sepuluh malam terakhir yang didalamnya akan datang Lailatul Qadar, dengan mengulas sejarah kehidupan Nabi Syam’un sebagai asbabun Nuzul Wahyu tentang datangnya Lailatul Qadar.
“Pada kesempatan sepuluh malam terakhir ini, marilah kita tingkatkan ibadah kita kepada Allah SWT, karena diantaranya ada malam Lailatul Qadar, yang nilainya sama dengan 1000 bulan. Lailatul Qadar adalah hadiah kepada ummat Islam yang usianya lebih singkat dari ummat terdahulu, termasuk para Nabi diantaranya Nabi Syam’un”, jelas Abdurahman.
Selain prosesi ibadah sholat dan tausiyah, Tim safari dari pondok Al Ummah Al Islamiyyah Mbay juga membagi-bagi bingkisan berupa Jilbab dan beras kepada ummat Islam dikampung tersebut.*/ Miindonews/ Zainudin Abdulah
Editor: Laurens Leba Tukan