
LABUANBAJO,SELATANINDONESIA.COM – Wae Bobok dulunya adalah wisata hutan lindung. Desa dengan pesona alam yang indah ini berjarak sekitar 15 Km dari pusat Kota Labuan Bajo. Wae Bobok masuk dalam wilayah admnistrasi Desa Tanjung Boleng, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat.
Berkat sentuhan kolaborasi antara Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi NTT dengan Bank NTT, wisata Wae Bobok bakal ditata dan dijadikan sebagai Desa Binaan Bank NTT, dengan tetap menjaga kearifan lockal yang ada di masyarakat.
“Kita membangun dan menata lokasi ini dengan tetap menjaga kearifan lokalnya. Rencananya obyek wisata Wae Bobok ini akan menjadi desa binaan Bank NTT kedepannya, dan akan mulai diterpakan tahun ini,” sebut Direktur Utama (Dirut) Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho ketika bersama Kadis LHK Provinsi NTT mengunjungi Wae Bobok, Kamis (31/3/2022).
Menurut Dorut Alex Riwu Kaho, Labuan Bajo telah menjadi Pusat Wisata Suer Premium dengan memiliki tempat pariwisata yang begitu indah. Selain memiliki potensi laut yang sangat indah, juga memiliki tempat wisata alam yang begitu mengagumkan. “Kita akan menggali potensi yang ada ditempat wisata di sini dan menjadikannya obyek wisata unggulan,” katanya.
Dijelsakan Dirut Aleks, potensi unggulan ini akan dilihat dari keindahan alamnya dan telah ditemukan sebuah ekosistem yang akan dibangun bukan sekedar menjual keindahan alam saja tetapi ada juga produk-produk unggulan, seperti serabe, rebok dan kripik. Menurutnya, ini menggambarkan bahwa masih ada potensi-potensi yang mesti dimaksimalkan untuk dijual disini.
Tidak hanya itu, Bank NTT juga akan berkolaborasi dengan Yayasan Bambu Lestari (YBL) untuk membangun Home Stay yang bahan-bahanya semua berasal dari alam Labuan Bajo. “Konsep Home Stay yang akan kita bangun disini nanti itu tidak menggunakan material-material dari luar, tetapi kita memanfaatkan semua bahan bangunan yang ada dari alam ini agar tetap menjaga kelestariannya,” ujar dia.
Dirut Aleks berharap peran serta dari Pemda Kabupaten Manggarai Barat untuk menyediakan BTS agar masyarakat bisa dengan mudah mengakses internet di daerah tersebut.
“Kita akan terapkan metode pembayaran yang kita lakukan disini nantinya menggunakan Quick Response Indonesia Standard (QRIS) sehingga membutuhkan jaringan internet. Saya berharap kepada pemerintah daerah untuk menyediakan fasilitas berupa BTS di wilayah ini,” ujarnya.
Basilius, selaku sekertaris kelompok Tani Hutan Canai Wae Bobok sangat berterima kasih terhadap kehadiran Bank NTT dalam mengelola wisata Wae Bobok. “Kami sebagai kelompok disini sangat berterima dan sangat antusias atas kehadiran dari Bank NTT demi kemajuan Wae Bobok”, ungkapnya.
Menurut Basilius dengan kehadiran Bank NTT, kelompok kuliner yang ada di tempat wisata Wae Bobok akan mampu membantu meningkatkan perekonomian warga Wae Bobok. “Dalam membangun kawasan wisata alam memang sangat membutuhkan peran dari berbagai pihak dalam mengelolanya, sehingga bisa memberikan dampak positif kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup,” ujar Basilius.
Untuk diketahui QRIS (Quick Response Indonesia Standard) adalah Metode transaksi pembayaran dengan menggunakan Scan kode QR yang sudah distandarisasi oleh Bank Indonesia sehingga seluruh pengguna aplikasi yang menyediakan pembayaran QR dapat bertransaksi di seluruh merchant yang menerima pembayaran QR berbasis QRIS. Bank NTT sudah lama menerapkan metode pembayaran QRIS untuk menghidari transaksi tunai, apalagi di masa pandemi Covid-19 saat ini.*/)AA
Editor: Laurens Leba Tukan