KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Kerja serius dan ikhlas yang dilakukan oleh Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu untuk membangun sektor pertanian bersama para petani rupanya dipantau terus oleh Istana Negara.
“Sumba Tengah itu Bupatinya bersama para petani kerja kebun sampai malam hari. Saya dapat laporan dari Istana Presiden, rupanya mereka pasang CCTV di Sumba Tengah dan mereka memantau bahwa Pak Bupati dengan patani di Sumba Tengah kerja kebun sampai malam hari,” sebut Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dalam forum pemenuhan modal inti BPD sesuai POJK No. 12/POJK.03/2020 tentang Bank Umum dan Pengukuhan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah Kabupaten/Kota se-NTT. Forum tersebut dirangkai dengan Penandatanganan Kesepakatan Bersama Ekosistem Pembiayaan Sektor Pertanian yang digelar Jumat (19/11/2021) di aula Rumah Jabatan Gubernur NTT.
Itu pasalnya, Gubernur Laiskodat menyampaikan terimakasih khusus kepada Bupati Sumba Tengah dlam forum tersebut. “Terimaksih Pak Bupati Sumba Tengah yang bekerja bersama para petani sampai malam. Dan ini laporan saya terima langsung dari Istana Negara. Kerja-kerja seperti ini yang diharapkan untuk kemajuan NTT maka butuh dukungan PLN,” ujar Gubernur Laiskodat.
Gubernur Laiskodat juga menyampaikan apresiasi kepada Bank Indonesia (BI) Perwakilan NTT dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTT yang telah menginisasi untuk membangun ekoksosotim pebiayaan pertanian dengan lembaga-lembaga keuangan dan para offtaker untuk membangun pertanian di NTT. Menurut dia, sektor pertanian selama ini tidak pernah disentuh karena tingkat resiko yang sangat tinggi dari aspek bisnis. “Tetapi jika dikerjakan seperti saat ini dengan membangun ekosistim pembiayaan, maka resko yang ditakuti itu tidak akan terjadi,” ujarnya.
Ia menambahkan, kedepan, seteah produksi jagung di NTT meningkat maka dibangun Pabrik Pakan Ternak. Pemasok utama jagung akan datang dari 10 Kabupaten di NTT yang terkategori miskin ekstrim. Bahkan, sesuai rencana, bakal disiapkan 60.000 Ha lahan untuk pengembangan jagung tanpa sentuhan APBD. “Semuanya akan ditangani oleh lembaga perbankan dan para offtaker dan jika ini jadi, maka akan terjadi lompatan yang sangat serius pada sektor pertanian,” ujar Gubernur Laiskodat.
Dirut Bank NTT, Harry Alekasander Riwu Kaho mengatakan, pemenuhan modal inti merupakan penguat untuk peningkatan daya tahan, daya saing, dan daya tumbuh Bank NTT. Karena itu, Bank NTT juga terlibat langsung dalam setiap program pembangunan, termasuk menjadi bagian dari Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah, Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah Kabupaten/Kota se-NTT, serta terlibat dalam ekosistem pembiayaan sektor pertanian, khususnya komoditi jagung di Nusa Tenggara Timur.
“Khusus komoditi jagung, target penanaman 60.000 Ha, dengan pembiayaan dari KUR (Kredit Usaha Rakyat) sebesar Rp 600 miliar. la berharap semua program yang telah dicanangkan tersebut dapat berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat Nusa Tenggara Timur.
Hadir saat itu dari OJK pusat yakni, Roberto Akyuwen STP selaku Analis Eksekutif Senior Pengawasan Perbankan, Winter Marbun selaku Analis Eksekutif Pengawasan Perbankan, serta Subekti Heriyanto selaku Direktur Operasional Asosiasi Bank Daerah (ASBANDA). Hadir pula Drs. Budi Santosa, M.Si selaku Direktur BUMD, BLUD dan Barang Milik Daerah Kementerian Dalam Negeri, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja, serta seluruh Bupati/Walikota dan Pimpinan DPRD Provinsi NTT dan Kabupaten/Kota seluruh NTT.***Laurens Leba Tukan