WAIKABUBAK,SELATANINDONESIA.COM – Belum berakhir pandemi Covid-19, kini sedang mewabah virus African Swine Fever (ASF) yang menyerang ternak babi hampir seluruh wilayah Kecamatan di Kabupaten Sumba Barat.
Wabah ini berdampak luas dan mengganggu stablitasi ekonomi masyarakat Sumba Barat. Itu pasalnya, Sekretaris Fraksi Partai Golkar DPRD Kabupaten Sumba Barat, David Beko mendesak Pemerintah Kabupaten Sumba Barat agar segera mengambil langah darurat untuk mencegah meluasnya virus.
“Karena sampe sekarang belum ditemukan obatnya, sehingga saran kami ke Pemerintah agar melakukan disinfektan semua kandang milik masyarakat sekaligus sosialisasikan ke masyarakat agar dipastikan betul kandang bekas babi yang terkena virus, bersih dari lalat dan limbah babi sebelumnya. Juga jangan dulu diisi babi yang baru,” sebut David Beko kepada SelatanIndonesia.com, Minggu (13/6/2021).
Disebutkan David Beko, bagi masyarakat Sumba pada umumnya, babi merupakan hewan yang memiliki nilai adat sangat tinggi sehingga ketika terjadi pandemi virus babi seperti saat ini sangat mengganggu perekonomian masyarakat. “Dalam berbagai urusan adat di masyarakat Sumba, babi adalh jenis hewan yang paling utama dibutuhkan serta memiliki nilai bisnis yang tinggi. Sehingga Pemda jangan membiarkan penyebaran virus ini terus meluas,” ujar bekas aktivia GMKI ini.
Dikatakan David Beko, dampak dari penyebaran virus ini mengakibatkan harga babi di masyarakat makin mahal dan sulit terjangkau. “Untuk mendapatan babi sehat saat ini sangat sulit sehingga berpengaruh pada harga,” katanya.
Ia menambahkan, dampak terjadinya virus babi juga terjadi di Breeding Center Babi Kecamatan Lamboya dan Kecamatan Kota Waikabubak. “Ada sisa pakan di dua Breeding Center Babi tersebut yang tertumpuk di gudang agar segera dicarikan solusi sesuai dengan aturan yang berlaku,” katanya.***Laurens Leba Tukan
