LEWOLEBA,SELATANINDONESIA.COM – Pengamat Gunung Api Ile Lewotolok, Kabupaten Lembata, Stanislaus Ara Kian mengatakan, telah terjadi erupsi Gunung Ile Lewotolok, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 17 April 2021 pukul 06:35 Wita. Erupsi tersebut mengakibatkan tinggi kolom abu teramati ± 1.300 m di atas puncak atau ± 2.723 m di atas permukaan laut.
“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah Barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 27 mm dan durasi ± 40 detik. Dan terjadi letusan disertai dentuman sedang. Saat ini Gunung Ile Lewotolok berada pada Status Level III (Siaga) dan direkoemnadasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan diminta agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak/kawah Gunung Ile Lewotolok,” sebut Stanislaus Ara Kian, kepada SelatanIndonesia.com, Sabtu (17/4/2021).
Disebutkan Ara Kian, masyarakat Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya longsoran material lapuk yang dapat disertai oleh awan panas dari bagian tenggara puncak/kawah Gunung Ile Lewotolok. “Mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya maka masyarakat yang berada disekitar Gunung Ile Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit,” sebutnya.
Ia menambahkan, mengingat abu vulkanik hingga saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling Gunung Ile Lewotolok maka masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ile Lewotolok agar mewaspadai ancaman lahar terutama disaat musim hujan.
“Seluruh masyarakat maupun instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan status maupun rekomendasi Gunung Ile Lewotolok setiap saat melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Play. Para pemangku kepentingan di sektor penerbangan dapat mengakses fitur VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation),” ujarnya.
Ara Kian juga mengatakan, seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di Pulau Lembata, dan tidak menyebarkan narasi bohong (hoax) dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Ili Lewotolok yang tidak jelas sumbernya. “Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos PGA Ile Lewotolok di Desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung,” ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, lantaran terjebak informasi hoax akan ada tsunami membuat ratusan warga kota Lewoleba termasuk warga pengungsi lari berhamburan keluar rumah. Mereka lari dan berusaha mencapai beberapa daerah dataran tinggi di kota itu. Mereka ingin berlindung.
Namun tidak bisa dielakan bahwa sebagian besar dari penduduk semalam terjebak panik dan membuat mereka hilang konsentrasi. Akibatnya, dua orang meninggal dunia dan satu orang ibu hamil asal desa Waimatan terpaksa dilarikan ke rumah sakit.
Lisa Deran Atamaking (82), lansia dan juga warga desa Lamagute harus meninggal dunia. Dia tertabrak sepeda motor sewaktu hendak menyeberang ke pinggir jalan. Akibat itu, nenek Lisa mengalami patah tulang di bagian kaki kanan serta beberapa luka di badan. Lansia itu juga sempat dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan tindakan medis, namun meninggal dunia.
“Sekitar jam 01.00 lewat. Karena panik mereka sekeluarga lari, termasuk nenek itu (Lisa Deran Aka Making.red). Dia ditabrak motor saat menyebrang”, kata Wilfridus Usfinit yang juga warga Desa Lamagute, ketika ditemui wartawan di IGD RSUD Lewoleba, Sabtu (17/4/2021).***Laurens Leba Tukan