Ketua Golkar Matim Pelopori Tanaman Porang bagi Milenial

832
Ketua DPD II Partai Golkar Manggarai Timur, Vinsensius Reamur ketika berada di lokasi tanaman porang di desa Gunung, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur. Foto: Dok: VR

BORONG,SELATANINDONESIA.COM – Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Vinsensius Reamur sejak tahun 2019 silam gencar mengajak kaum muda milenial dan para petani untuk mengembangkan tanaman porang.

Meski belum memiliki data yang pasti tentang berapa jumlah warga Manggarai Timur yang sudah mengembangkan tanaman porang, namun anggota DPRD Manggarai Timur dua periode itu memperkirakan sekitar 3000-an petani di Matim sudah melakukan budidaya tanaman porang.

Dari asek ekonomi, dengan menanam porang dapat dipastikan dalam kurun waktu 3 tahun sudah bisa mendapatkan uang dari hasil menjual porang untuk membiayai pendidikan anak ke Perguruan Tinggi. Apalagi saat ini anak sudah berada di bangku SLTA, saya sangat yakin akan sangat membantu sampai pendidikannya selesai,” sebut Vinsenisus kepada SelatanIndonesia.com, Sabtu (20/3/2021).

Disebutkan Vinsensius, tanaman porang sangat menjanjikan sehingga ia meyakini dengan semakin gencarnya petani menanam porang akan semakin terbuka luas ruang untuk membuka kran eksport baru di Negeri ini. “Petani porang pasti akan semakin termotivasi membudidayakan porang,” katanya.

Lahan yang dipersiapkan untuk tanaman porang di desa Gunung, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur. Foto: Dok: VR

Meski wilayah Manggarai Timur sudah dikenal dengan komoditi kopi, cengkeh, dan kakao, tanaman porang tidak mengganggu tanaman komoditi tanaman yang ada. “Tanaman porang akan ditanam diantara tanaman umur panjang tersebut, dan malah akan sangat baik jika jarak tanam porang ditata dengan benar,” sebutnya.

Vinsenisus mengatakan, respons masyarakat sangat baik, asalkan ada figur yang menjadi motivator. “Andaikan seorang anak usia SLTP Kelas III menanam 10.000 pohon saja maka dapat dipastikan tiga tahun kemudian akan mendapatkan uang dari menjual porang sebesar Rp 400.000.000. (10.000 pohon x 4 kg = 40.000 x Rp 10.000 saja) apalagi prediksi harga porang tahun 2021 bisa melambung diatas Ro 10.000 jika pandemi covid segera berlalu,” katanya.

Ia berharap, setiap orang yang mendengar kendati tidak melihat namun tetap yakin bahwa porang memiliki nilai jual yang sangat baik apalagi 70 % digunakan sebagai bahan makanan. “Wajib bagi saya memotivasi petani demi peningkatan pendapat dan kesejahteraan mereka,” sebutnya.

Tentang dukungan pemerintah daerha Kabupaten Manggarai Timur, terhadap petani porang, Vinsensius mengatakan, sampai saat ini petani porang di Matim masih melakukan penanaman karena inisiatif sendiri. “Pemerintah belum mengalokasikan anggaran khusus untuk petani porang Manggarai Timur,” ujarnya.

Ia menambahkan, di Manggarai Timur saat ini sudah banyak pembeli umbi porang. “Umbi yang dibeli dari petani langsung dikirim ke Jawa menggunakan kendaraan ekspedisi. Mudah-mudahan dengan semakin meningkatnya jumlah petani porang di Matim dapat mendorong investor untuk hadir di Matim sehingga masyarakat dapat menikmati harga yang layak,” katanya.

Vinsenisus menambahkan, ia mendapatkan bibit porang dari Madiun, kendati jumlahnya sangat terbatas. “Kebetulan ada sahabat kuliah saya dulu yang saat ini sudah sangat sukses sebagai petani porang, sehingga banyak pelajaran yang saya dapatkan dari beliau dan saya pun tidak sungkan untuk coba meniru,” katanya.

Ia mengaku kendala yang dihadapi masyarakat petani porang di Manggarai Timur adalah kesulitan mendapatkan bibit yang berkualitas serta pendampingan dari penyuluh profesional terhadap petani porang, juga lahan yang terbatas.***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap