KUPANG,SELATANINDONESI.COM – Pandemi Covid-19 yang menyerang umat manusia di dunia termasuk di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, tidak menyurutkan kreativitas civitas pelajar dan para guru di SMPK St. Agustinus Adisucipto Penfui dalam melestarikan budaya literasi. Mereka menggelar lomba menulis Surat Cinta untuk Orang tua atau guru.
“Lomba pada momentum “Valentine Day” ini digelar secara virtual dan diikuti seluruh siswa dan siswi sekolah itu sebagai selingan hadapi Covid-19 yang berdampak pada kegiatan belajar mengajar online dari rumah,” sebut Kepala SMPK Adisucipto Penfui, RD. Yonatas Kamlasi, S.Fil, MM, di Kupang, Kamis, (4/3/2021) usai penyerahan hadiah bagi para juwara dalam lomba tersebut.
Romo Yonas, demikian akrabnya saat itu didampingi Ketua Panitia Lomba, Fr. Tommy Kampur, mengatakan, lomba itu telah menghasilkan enam orang siswa meraih juara Satu, Dua dan Tiga serta juara harapan 1-3 dan baru diumumkan hari ini, Kamis, 4 Maret 2021.
Frater Tommy yang sedang menjalani Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di sekolah Katolik ini bersama Wali Kelas VIIA, Yos Lange, mengumumkan nama nama juara diantaranya Juara I Anna Maria Cinta Aman (VII B) dengan judul Surat Untuk Mama meraih nilai 97, Juara II Gloria J.M.P Wolo (VIII A) dengan judul Surat Cinta Untuk Ibu Febri dengan nilai 96, dan juara III Gadiza Indah Hakim Bifel (VIII A) judul Surat Untuk Mama dengan skor
94.
“Sedangkan Juara Harapan I Fatra (VIII B) berjudul Valentine dengan skor 93, Juara Harapan II Oktaviani Naihala (VIII A), Juara Harapan III
Maria Seran (VII A),” sebut Fr. Tommy.
Seperti disaksikan langsung di Aula SMPK Adisucipto Penfui, Penyerahan Hadiah didampingi para orabg tua siswa/wi terjadi pada Kamis, 4 Maret 2021, Setelah Simulasi Ujian Tengah Semester (UTS) secara Virtual yang sedianya digelar, Jumat, 5 Maret 2021. “Untuk juara 1-3 masing masing mendapatkan Piala, Piagam Penghargaan dan uang motivasi. Sedangkan juara harapan 1-3 masing masing mendapatkan uang pembinaan dan piagam penghargaan,” kata Frater Tommy dibenarkan Wali Kelas VIIIA, Ny. Vebriana Nada.
Menurut Romo Yonas Kamlasi, era globalisasi dengan segala implikasinya menjadi salah satu pemicu cepatnya perubahan yang terjadi pada berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan bila tidak ada upaya sungguh-sungguh untuk mengantisipasinya maka hal tersebut akan menjadi maslah yang sangat serius.
Dalam hal ini kata Rohaniawan Katolik di Keuskupan Agung Kupang ini, dunia pendidikan mempunyai tanggung jawab yang besar, terutama dalam menyiapkan sumber daya manusia yang tangguh sehingga mampu hidup selaras didalam perubahan itu sendiri.
Pendidikan kata Pastor di Paroki St Yoseph Pekerja Penfui itu, merupakan investasi jangka panjang yang hasilnya tidak dapat dilihat dan dirasakan secara instan, sehingga sekolah sebagai ujung tombak dilapangan harus memiliki arah pengembangan jangka panjang dengan tahapan pencapaiannya yang jelas dan tetap mengakomodir tuntutan permasalahan faktual kekinian yang ada di masyarakat.
Ia menyebut, dalam konteks hadapi Covid19, berbagai terobosan sudah dilakukan pemerintah dan berbagai pihak, namun pandemi ini tak kunjung berakhir. “Perjuangan melawan pandemi itu, para dokter, perawat dan paramedis telah menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19,, sehingga seluruh komponen anak bangsa harus menaati Protokol Kesehatan yang tengah diberlakukan pemerintah secara nasional dan daerah,” katanya. *)HB
Editor: Laurens Leba Tukan