Hugo Kalembu Soroti Tiga Masalah yang Melilit Bank NTT

724
Gedung Utama Bank NTT. Foto:Metrobuana.com

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Ketua Komisi III DPRD Provinsi NTT, Hugo Rehi Kalembu menyoroti tiga masalah yang kini sedang melilit Bank NTT. Ketiga masalah itu diantaranya, kekurangan modal inti sebesar Rp 1,3 T untuk mencapai jumlah 3 T pada tahun 2024 seperti dipersyaratkan OJK.

Masalah ini sudah coba diatasi oleh para pemegang saham yang adalah para Kepala Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota di NTT dengan menyepakati tàmbahan penyertaan modal sebesar 1% dari APBD masing-masing. Hanya saja, sampai dengan RUPS terakhir, baru 16 Daerah yang sudah merampungkan Perda Penambahan modalnya,” sebut Hugo Kalembu kepada SelatanIndonesia.com, Jumat (12/2/2021).

Itu pasalnya, sebut Hugo, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat sebagai pemegang saham pengendali mengingatkan para pemegang saham akan perlunya suntikan modal dari investor atau mitra strategis, manakala pemegang saham sendiri tidak bisa memenuhi kecukupan modal inti Rp 3 T pada tahun 2024.

Sebenarnya dalam rapat dengan pihak Bank NTT DPRD, melalui Komisi III, menyarankan agar Pemda Provinsi NTT menutup kekurangan yang tak diisi oleh Pemda Kabupaten/Kota. Tetapi karena Pemda Provinsi sendiri harus mencicil pinjaman daerah selama dua tahun terakhir ini untuk jangka waktu 10 tahun ke depan, maka ide tersebut menjadi agak berat diwujudkan,” katanya.

Hugo Kalembu membeberkan, masalah kedua yang tengah dihadapi Bank Kebanggan masyarakat NTT saat ini adalah, konsolidasi internal Nank NTT. “Selain formasi direktur yang belum terisi penuh, profesionalitas SDM Bank NTT juga sudah jadi catatan BPK. Masalah ikutannya adalah ketidak hati-hatian pengelolaan dana pihak III, kredit macet, dana nasabah yang bermasalah. Ada indikasi Fraud yang harus dibereskan oleh manajemen baru sekarang ini. Sementara itu para komisaris bank NTT menurut pantauan komisi III belum optimal menjalankan tugasnya,” ujar Hugo.

Ketua Fraksi Partai Golkar, DPRD Provinsi NTT ini menyebut, masalah ketiga, adalah target keuntungan Rp 0,5 T yang dipatok pemegang saham rasanya terlalu tinggi untuk kondisi bank sekarang. “Dirut Bank NTT yang lama diberhentikan antara lain, karena tidak mencapai target keuntungan yang Rp 0,5 T tersebut. Kalau pemegang saham konsisten menerapkan kriteria ini untuk menilai kinerja Dirut yang baru, kita bisa bayangkan apa yang akan terjadi,” ujarnya.

Hugo memberikan dukungan penuh terkait target para pemegang saham agar Bank NTT menjadi bank devisa seiring dengan meningkatnya volume perdagangan dengan luar negeri, peningkatan arus wisatawan, setelah pelbagai infra struktur dibenahi. “Dengan demikian geliat dan pertumbuhan ekonomi akan meningkat serta lapangan kerja baru akan terbuka. Tentu hal ini harus sejalan dengan upaya penanganan Covid-19 yang harus menjadi tanggung jawab kita semua tanpa kecuali,” ujarnya.

Tidak hanya itu, politisi seior Partai Golkar Provinsi NTT ini mengatakan, dengan dilantiknya Paulus Steven Messakh sebagai Direktur Pemasaran Kredit, Bank NTT juga belum dapat mendayung full speed karena pada saat bersamaan ada terjadi kekosongan kursi Direktur Pemasaran Dana, setelah Absalom Sine mengundurkan diri. “Jadi konsolidasi belum bisa berjalan penuh karena Dirut juga harus merangkap jabatan Direktur Pemasaran Dana. Kita beri selamat bertugas kepada Pak Direktur Pemasaran Kredit yang baru dan semoga pengisian jabatan Direktur Pemasaran dana segera diproses cepat,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat telah melantik Paulus Steven Messakh sebagai Direktur Pemasaran Kredit Bank NTT. Ada banyak harapan yang dititipkan masyarakat NTT di pundak Paulus Steven Messakh agar carut marut kredit yang menimpa Bank kebanggan masyarakat NTT itu bisa terurai di tangan bekas Kepala Devisi SDM Bank NTT itu.

Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho menyebut, dengan kehadiran Direktur Pemasaran Kerdit yang definitif maka kewenengan dan konsterasi fokus untuk menanganai masalah kredit bisa dilakukan. “Terutama dampak Covid yang membawa banyak hal diantaranya, pertumbuhan kredit yang sangat terbatas dan juga permasalahan NPL yang tinggi,” sebut Alex Riwu Kaho usai pelantikan Direktur Pemsaran dan Kredit Bank NTT di Aula Fernandez, Gedung Sasando, kantor Gubernur NTT, Rabu (10/2/2021).

Menurut Dirut Alex, keberadaan direktur Pemasaran Kredit yang baru dan defintif akan menaikan akselerasi penanganan yang lebih baik dan fokus sehingga tahapan penyelesaian kredit yang bermasalah serta ekspansi kredit di sektor-sektor sesuai target akan dicapai lebih optimal.

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat selaku Pemagang Saham Pengendali (PSP) menawarkan agar dilakukan antisipasi untuk capai modal inti sesuai aturan OJK. Sembari berupaya keras melakukan penyetoran modal sesuai Perda dan surat kesanggupan, juga dibuka ruang pembicaraan dengan investor.

Dalam situasi seperti ini, kita harus jalan dan antisipasi ibaratnya seperti dua mesin untuk pesawat. Kalau satu mesin saja dan tiba-tiba macet, ibarat pesawat, kita bisa jatuh. Karenanya saya minta dalam RUPS ini untuk dibuka kesempatan bagi Komisaris dan Direksi untuk membuka ruang pembicaraan dengan investor. Sehingga kalau kita meleset atau kurang capai target, ada investor yang bisa membantu kita. Saran saya, kita membuka ruang untuk menawarkan saham-saham kita kepada investor secara bertahap mulai 2022 sesuai anjuran direksi tadi,” sebut Gubernur Laiskodat ketika memimpin Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa Bank NTT secara virtual dengan para Bupati/Walikot se-NTT selaku Pemegang Saham Seri A dan para pemegang Saham Seri B di ruang Rapat Gubernur, Rabu (10/2/2021).***Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap