KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Paulus Harjon yang sehari hari sebagai supir angkutan umun atau bemo di Kota Kupang, NTT, berhasil meraih juara pertama lomba karya menulis gagasan konkrit pencegagan dan penanganan Vovid-19, yang diinisiasi DPD Golkar NTT. Karya sang supir berjudul: “Supir Sebagai Garda Terdepan Melawan
Covid-19.”
Hebatnya lagi, karya tulis Harjon itu terbaik dari 823 artikel yang dilombakan dan dinilai 37 juri. Para juri pun bukan sembarang tokoh. Mereka diantaranya Wagub NTT, Yoseph Nae Soi, Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Pdt. Dr. Mery Kolimon, Romo Maxi Un Bria Pr, Prof. Dr. Frans Salesman, Dr. Marius Jelamu, Dr. Rudi Rohi, Dr. dr. Hyeron Fernandez, Dr. John Keban, Pdt. Dr. Eben Nuban Timo, Dr. dr. Domi Mere, Lasa Jehamat MSI, Dr. Ermi Ndoen, Ana Djukana, dan lainnya dari lingkungan Golkar NTT. Mereka mewakili 11 elemen seperti pemda, tokoh agama, akademisi, pelaku bidang kesehatan, aktivis, jurnalis dan lainnya. Pengumuman hasil penjurian ini disampaikan oleh Ketua DPD Golkar NTT, Melki Laka Lena kepada pers melalui media virtual, Senin (1/2/2021) malam.
Proses lomba dan penjurian pun, waktunya pendek saja. Karya tulis yang diharuskan hanya satu halaman, terhimpun hanya selama seminggu, hingga Sabtu (31/1/2021) malam. Begitu pula proses penjurian, waktunya hanya tiga hari.
Pdt. Dr. Mery Kolimon yang juga hadir saat pengumuman hasil sayembara itu, menyampaikan apresiasi tinggi kepada DPD Golkar NTT, yang telah menginisiasi sayembara ini. Bagi dia, sayembara ini adalah gagasan cemerlang yang dipadukan praktek cerdas bagaimaba menghimpun kekuatan bersama memerangi Covid-19.
Apresiasi yang sama disampaikan sejumlah juri lainnya. “Tentu saja Pemda NTT merasa sangat terbantu dengan berbagai masukan yang disampaikan melalui ratusan artikel sayembara ini. Aspirasi mereka bisa dianggap mewakili masyarajat NTT karena melibatkan 823 peserta, yang berarti sekitar 13 persen dari jumlah penduduk NTT kini,” papar Marius Jelamu yang adalah Kepala Biro Humas Pemda NTT.
“Sayembara ini luar biasa. Sebanyak 823 karya tulis terhimpun dalam waktu sangat singkat. Kontennya pun hebat, berupa masukan konkrit menghadapi Covid. Sayembara ini sungguh merupakan wujud kepekaan Golkar sesuai jargonnya: Suara Golkar Suara Rakyat,” begitu terstimoni Frans Salesman yang kini Rektor Universitas Citra Bangsa di Kupang.
Aktivis Libby Sinlaeloe, salah satu dewan juri, mengaku kagum dengan gagasan yang disampaikan oleh Paulinus dalam tulisannya bahwa ia rela mengurangi pemasukan hariannya sebagai supir angkutan dengan membatasi jumlah penumpang yang naik ke mikroletnya.
“Ini gagasan luar biasa dari seorang supir angkutan umum yang rela merugi untuk membatasi penumpang. Juga Paulinus mengharapkan agar ada regulasi yang dibuat oleh Pemerintah agar mengikat para pengusaha angkutan umum baik di darat, laut dan udara untuk membatasi penumpang di masa pendemi Covid-19,” sebut aktivis perempuan NTT itu.
Selain Paulinus, sejumlah nama lain yang menjadi juara dalam sayembara itu diantaranya, Scholastika Konsita Nino. Tenaga medis di Kabupaten Flores Timur itu meraih juara dua dengan judul tulisan, “Visualisasi gerakan khusus berilustrasi malaikat maut untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat sekitar pada prokes”.
Sedangkan juara ketiga diraih oleh P. Polseno Niron dengan judul tulisan “Apa Yang Harus Dilakukan Dalam Menghadapi Pandemi Seperti Covid-19, Kenali Covid 19 dan Segala Ancamannya, Hindari Dia, Amankan Diri Kita”.
Untuk diketahui, DPD I Partai Golkar NTT menggelar sayembara dengan tema, “Mencari Gagasan Konkrit Pencegahan dan Penanganan Covid-19.”
Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan, ide awal penyelenggaraan sayembara itu dalah bagaimana melibatkan masyarakat dalam perang melawan Covid-19, terutama di NTT. “Di tengah pandemi yang semakin menakutkan ini, Partai Golkar ingin melakukan sesuatu. Maka lahirlah gagasan untuk melakukan sayembara ini. Semangat dari sayembara ini adalah mencari praktek cerdas, ide/gagasan cerdas yang bisa diadopsi, ditiru dan diaplikasikan untuk melawan Covid-19,” sebut Melki Laka Lena.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI mengatakan, salah satu syarat dari sayembara adalah naskah hanya 1 halaman. Para jurinya juga datang dari beragam kalangan dengan profesi dan latar belakang pendidikan beragam. “Ada Wakil Gubernur NTT, ada anggota DPRD, pegiat Covid-19, ada pensiunan Kepala Dinas, ada Rektor Universitas, ada Ketua GMIT, ada Pastor, ada Pendeta, ada jurnalis, ada aktivis LSM. Total juri sebanyak 37 orang. Mengapa begitu banyak juri, sengaja juri diperbanyak untuk merepresentasikan elemen-elemen masyarakat. Dengan juri yang begitu banyak dan datang dari kalangan profesional yang namanya sudah luas dikenal, Partai Golkar ingin agar sayembara ini elegan, berbobot dan mempunyai manfaat besar untuk melawan Covid,” jelas Melki Laka Lena.
Diuraikan Melki Laka Lena, dari temanya, panitia membagi lagi dalam 13 item tema yang lebih spesifik lagi, dan para peserta bebas memilih 13 tema yang disodorkan. “Para peserta terbanyak dari NTT, tetapi juga orang NTT yang tinggal di luar NTT mengirimkan naskahnya. Para peserta ini juga beragam profesi. Ada ASN, ada jurnalis, ada mahasiswa, ada pelajar, pensiunan, ada supir, bidan, dosen, bahkan ada juga pelajar SMP yang baru berumur 16 tahun. Bagi Partai Golkar, begitu banyak peserta yang mengirim naskahnya memberi makna bahwa Covid-19 menjadi keprihatinan semua pihak, semua kalangan, semua elemen masyarakat,” sebut Melki.
Ia menambahkan, sisi lain dari pandemi Covid-19 adalah mampu melahirkan solididitas dan solidaritas bersama untuk melawan virus ini. “Partai Golkar berharap prakte-praktek cerdas, gagasan-gagasan menarik dan aplikatif ini bisa dipakai untuk melawan Covid-19. Kita akan rangkum semua gagasan yang masuk ini dalam bentuk buku yang nanti dikoordinir oleh Pak Frans sarong dan Tony Kleden,” ujar Melki Laka Lena.
Berikut ini para pemenang sayembara Menulis Gagasan Konkrit Pencegahan dan Penanganan COVID-19 yang diinisiasi DPD Partai Golkar Provinsi Nusa Tenggara Timur:
-
Paulinus Harjo, “Supir Sebagai Garda Terdepan Melawan Covid-19”
-
Scholastika Konsita Nino, “Visualisasi gerakan khusus berilustrasi malaikat maut untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat sekitar pada prokes”.
-
P. Polseno Niron dengan judul tulisan “Apa Yang Harus Dilakukan Dalam Menghadapi Pandemi Seperti Covid-19, Kenali Covid 19 dan Segala Ancamannya, Hindari Dia, Amankan Diri Kita”.
-
Ni Nyoman Yuliani, Apt, M.Si, “Pola Kampanye Dan Edukasi Yang Tepat Bagi Masyarakat Melibatkan Semua Sektor Agar Mudah Memahami Dan Menjalankan Protokol Kesehatan Baik Untuk Diri Sendiri Keluarga, Lingkungan Dekat”.
-
Cornelius Kulas “Bagaimana Pasangan Manula Survive Di Tengah Pandemi”.
-
Robertus Elyakim Lahok Bau, “Membangun Satgas Keluarga”.
-
Abdul Munir Sara, “Menganjurkan proses mitigasi covid 19 seperti yang dilakukan di kampungnya di Bogor”.
-
Yosephina Kurniawata Mr. “Melindungi Garda Terdepan di Perang Melawan Covid-19”.
-
Paulus Pradatama Raga Come, “Dukungan Pemda, Legislatif, Satgas, dan Swasta dalam Rangka Testing, Tracing, Penelusuran dan Treatment atau Pengobatan Kepada Terduga atau Warga Yang Kena Covid 19”.
-
Boldainus Angga, “Strategi Peningkatan Kualitas Pengelolaan Anggaran COVID-19”.
-
Damasus Badur, “Memasang “Bendera” Di Rumah Warga Reaktif/Positif Covid 19”.
-
Yoseph Boli Bataona, “Pemanfaatan Pangan Lokal demi Kesehatan Berkualitas di Tengah Pandemi Covid-19”.
-
Agustinus Y.Ola Paon, “SATGAS COVID-19 TINGKAT RT, PERLU DAN MENDESAK”
-
Amirudin Bapang, “Desa Siaga Covid -19 : Sebuah Solusi”
-
Yulius Regang, “Keluarga Jantung Pertahanan di Tengah Pandemi”.
JUARA FAVORIT :
-
Blasius Dao Kapo, “Pengalaman Praktis pencegahan covid di desa”.
-
Daniel Hendrik, “Peran Tenaga Kesehatan Dalam Pencegahan COVID melalui Kerjasama dengan Pemerintah Kelurahan”.
-
Anselmus Kaise, “Gagasan Konkrit Pencegahan dan Penanganan Covid”.
-
Gerson Molina, “Bagaimana membangun kemampuan semacam Satgas untuk melawan Covid-19 berbasis komunitas RT/RW, Desa/Kampung dalam rangka mencegah dan menangani Covid-19”.
-
Getrudis Rambu Bangi, “Mendorong Masyarakat Untuk Hidup Bersih dan Sehat”.
-
Yosef Christian Teguh Acry, “Manfaat Kunyit Sebagai Antioksidan Melindungi Diri dari Bahaya Covid-19”.
-
Dionisius Mite Kota, “Judul Dor to Dor Ala TNI”.
-
Maria Donatasia Nisri, ““Bagaimana membantu masyarakat sadar dan mau ikut protokol kesehatan baik di rumah atau saat keluar rumah secara sukarela dan penuh kesadaran”.
-
Deviyanti Marlinda Pellokila, “Bagaimana peran pemda dan legislatif daerah serta para tokoh masyarakat (agama, adat, pendidik, pemuda, perempuan, aktivis dan lainnya) rangka penanganan warga yang terpapar Covid”.
-
Yohana Amul, ““Bagaimana Membantu masyarakat sadar dan mau ikut protokol kesehatan baik di rumah atau saat keluar rumah secara sukarela dan penuh kesadaran.”
-
Hildegardis M Kasi, “Gagasan Konkrit Pencegahan dan Penanganan Covid”.
-
Celin. J.M Ratuarat, “Membagikan pengalaman konkrit mengatasi covid saat terpapar pertama”.
-
Petrus Natom, “Judul Tulisan Menggebuk Covid 19 Dari Desa”.
Untuk Diketahui, semua tulisan yang masuk dinilai oleh Tim Dewan Juri yang terdiri dari :
Koordinator Juri
– Ansgerius Takalapeta
Pemda NTT
– Drs. Josef A. Nae Soi
– Marius Jelamu
Legislatif/FPG
– Hugo Regu Kalembu
– Inche Sayuna
– Mohammad Ansor
– Maximilianus Adipati Pari
– Gabriel Manek
– Jonas Salean
– Yohanes De Rosari
– Thomas Tiba
– Bereckmans Roby Tulus
Akademisi
– Prof. Dr. Frans Salesman
– Dr. Rudi Rohi
– Dr. Lasarus Jehamat
– Dr. Pius Weraman
– Dr. Ahmad Atang
Tenaga Kesehatan
– Dr. Hironimus Fernandez
– Frahma Pollo-Taopan
Pegiat Lawan Covid
– Dr. Eemi Ndoen
– Jhon Keban
Satgas Lawan Covid
– Dr. dr. Dominikus Mere, M.Kes
– Ernest Ludji
Tokoh Agama
– Pdt. Dr. Mery Kolimon
– Romo Maksi Un Bria, Pr.
Tokoh Masyarakat
– Pdt. Ebebhaizer Imanuel Nuban Timo
Tokoh Perempuan
– Anna Djukana
– Aksa Blegur
Jurnalis
– Frans Sarong
– Tony Kleden
– Laurens Leba Tukan
Pengusaha
– Alain Nitti Susanto
– Johan Oematan
– FX. Suhardi
Milenial
– Mira Pellu
– Heru Dupe ***Laurens Leba Tukan