Bupati Paulus Sambut Kampus dari Bali: Bangun Pendidikan Tinggi Berbasis Desa di Sumba Tengah

245
Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu bersama perwakilan dari Universitas Teknologi Indonesia (UTI) Bali di Kantor Bupati Sumba Tengah, Selasa (24/6/2025). Foto: ProkopimSTeng

WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM — Ruang kerja Bupati Sumba Tengah, Drs. Paulus S. K. Limu, mendadak berubah menjadi ruang gagasan masa depan. Pada Selasa (24/6/2025), sang kepala daerah menerima audiensi delegasi Universitas Teknologi Indonesia (UTI) Bali untuk membahas rencana kerja sama yang bisa menjadi tonggak awal lahirnya pendidikan tinggi berbasis potensi lokal di pulau yang selama ini jauh dari pusat pendidikan.

Didampingi jajaran pejabat strategis, Bupati Paulus menyambut hangat kunjungan Wakil Rektor II, Wakil Rektor III, dan Sekretaris Yayasan Cempaka Surya dari UTI. Agenda utamanya adalah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang akan mencakup pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Namun bukan sekadar seremoni. Pertemuan itu berubah menjadi forum diskusi yang sarat makna. “Kita ingin kerja sama ini benar-benar memberi dampak langsung bagi masyarakat. MoU harus mencerminkan kebutuhan dan arah pembangunan daerah,” kata Bupati Paulus tegas.

Kampus untuk Rakyat

Pihak UTI menegaskan komitmen mereka untuk hadir tidak hanya sebagai lembaga akademik, tetapi sebagai mitra pembangunan. Melalui pendekatan “membangun dari desa”, UTI ingin menjadikan Sumba Tengah sebagai kawasan percontohan dari program university mandatory, sebuah konsep kampus yang bukan hanya mengajar, tapi juga membangun.

Salah satu bentuk konkret kontribusi itu adalah rencana UTI melakukan riset langsung di Sumba Tengah. Fokusnya menyasar sektor-sektor andalan seperti pertanian, peternakan, dan pariwisata. “Hasilnya tidak berhenti di laporan, tetapi akan kami integrasikan dalam perkuliahan dan program pengabdian masyarakat,” ujar perwakilan UTI.

Beasiswa Abadi dan Mimpi Perguruan Tinggi Sendiri

Bupati Paulus juga menyampaikan satu kebanggaan daerah, Program Beasiswa Abadi yang telah berjalan sejak lima tahun lalu. “Hampir 3.000 mahasiswa sudah menikmati beasiswa ini. Tahun ini kita buka lagi untuk 300 mahasiswa,” katanya. Namun, sistem akan diperketat. Ke depan, pemilihan penerima beasiswa akan disesuaikan dengan kebutuhan strategis daerah. Mahasiswa kesehatan, misalnya, diarahkan untuk kembali membenahi fasilitas medis lokal.

Tak kalah penting, alur dana beasiswa pun diubah, tak lagi langsung ke mahasiswa, tapi ke rekening perguruan tinggi. “Ini bagian dari komitmen kita untuk akuntabilitas dan transparansi,” jelas Bupati.

Sayangnya, hingga kini Sumba Tengah belum memiliki perguruan tinggi sendiri. Maka rencana UTI membuka layanan kuliah hybrid, kombinasi tatap muka dan daring disambut sebagai angin segar. “Ini bisa menjadi solusi jangka pendek agar akses pendidikan tinggi makin dekat bagi masyarakat,” kata Bupati Paulus.

Menuju Kerja Sama Nyata

Audiensi ditutup dengan kesepakatan bersama untuk menyusun draf kerja sama yang tidak berhenti di kertas, tapi menyentuh kebutuhan riil masyarakat. Pemetaan potensi wilayah dan kebutuhan pembangunan akan menjadi dasar pijakan awal sebelum penandatanganan MoU resmi.

Sumba Tengah kini sedang membuka pintu masa depan. Dan universitas dari Bali datang, bukan membawa janji kosong, tetapi rencana-rencana konkret yang berakar dari desa.*/ProkopimSTeng/Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap