
Gubernur NTT membawa pesan budaya dan pariwisata ke Eropa. Sasando dan balap sepeda menjadi alat diplomasi yang menyuarakan Indonesia dari timur.
ROMA,SELATANINDONESIA.COM – Nada-nada lembut dari dawai Sasando melantun di ruang pertemuan KBRI Roma, getaran demi getaran menyatu dalam percakapan hangat antara Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena dan Duta Besar RI untuk Italia, Junimart Girsang. Di jantung kota tua Eropa itu, diplomasi Indonesia datang bukan lewat pidato panjang, melainkan lewat lontar, sepeda, dan semangat dari timur.
Gubernur Melki Laka Lena, yang datang bersama Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT Noldy Pelokila, tak sekadar membicarakan agenda kenegaraan. Ia datang membawa satu misi, menjadikan budaya dan alam NTT sebagai jembatan penghubung antara Indonesia dan Italia, dan lebih jauh lagi, Eropa.
“Kami tidak datang membawa proposal, kami datang membawa cerita,” ujar sang gubernur, Rabu (18/6/2025) yang dihubungi SelatanIndonesia.com. Gubernur bercerita tentang penangkapan ikan paus secara tradisional di laut Lamalera Lembata, sabana di Sumba, nyanyian laut Rote, dan bunyi Sasando yang telah bertahun-tahun menjadi jiwa dari musik tradisional mereka.
Salah satu agenda utama yang dibahas adalah penyelenggaraan Tour de Nusa Tenggara Timur (Tour de ENTETE), sebuah ajang balap sepeda internasional yang akan digelar September 2025 mendatang. Bukan semata ajang olahraga, Tour de ENTETE adalah narasi visual tentang NTT tentang tanjakan di Bajawa, tikungan sempit di Adonara, dan debur pantai di Labuan Bajo.
Disebutkan Gubernur Melki, tour the ENTETE merupakan ajang sport tourism olahraga kelas dunia, juga untuk perkenalkan wisata alam budaya NTT juga pesona kuliner dan karamahan orang NTT.
“Kami juga membahas potensi kerjasama dengan Italia terkait potensi alam yang bisa dikembangkan pengusaha dari Italia dan potensi hasil OVOP dan hilirisasi di NTT yang bisa tembus pasar Italia,” sebut Gubernur Melki.
“Tour de ENTETE bukan sekadar lomba. Ini adalah perayaan keragaman dan kebhinekaan, dari lembah ke pesisir, dari daratan ke pulau,” ujar Kadis Pariwisata NTT yang turut hadir.
KBRI Roma menyambut inisiatif ini dengan tangan terbuka. Dubes Junimart Girsang memastikan bahwa pihaknya siap memfasilitasi kerja sama promosi budaya dan wisata di Italia dan kawasan Eropa. “NTT punya kekuatan yang otentik. Kami siap bantu menjembatani ke pasar internasional,” katanya.
Tak ketinggalan, Sasando menjadi pusat perhatian. Alat musik petik dari daun lontar itu tengah disiapkan untuk dipromosikan secara masif di Eropa sebagai simbol harmoni antara budaya dan alam. Ramah lingkungan, penuh filosofi, dan nyaring di telinga siapa pun yang mendengarnya.
“Bayangkan nada Sasando menggema di panggung Eropa. Itulah diplomasi budaya sejati,” ujar sang gubernur sambil tersenyum.
Kunjungan ini bukanlah akhir dari langkah kecil NTT menuju panggung dunia. Ia baru permulaan. Sebuah gebrakan lembut dari provinsi di timur Indonesia, yang perlahan tapi pasti, membunyikan diplomasi dengan irama sendiri.*/Igo/Laurens Leba Tukan