Dapur Hidup, Anak Sehat: Umbu Djoka Buka Jalan Kolaborasi Cegah Stunting

59
Wakil Bupati Sumba Tengah, Martinus Umbu Djoka ketika berbicara dalam forum Kick Off Kolaborasi Pelaksanaan Program Tahun 2025, Rabu (18 /6/2025). Foto: ProkopimSTeng

Kick Off Program 2025 di Sumba Tengah: Kolaborasi Pemerintah Daerah dan LSM untuk Atasi Stunting

WAIBAKUL,SELATANINDONESIA.COM – Aula Bappelitbangda Kabupaten Sumba Tengah siang itu tak seperti biasanya. Deretan kursi penuh oleh para kepala dinas, camat, kepala puskesmas, hingga kepala desa. Di barisan depan, duduk pula perwakilan Yayasan Wahana Komunikasi Wanita dan Save the Children. Dua lembaga non-pemerintah yang sudah lama berkutat di isu pemberdayaan perempuan dan anak-anak. Di tengah ruang yang kental dengan nuansa birokrasi, Wakil Bupati Sumba Tengah, M. Umbu Djoka, berdiri tegas membuka agenda yang disebut sebagai Kick Off Kolaborasi Pelaksanaan Program Tahun 2025, Rabu, 18 Juni 2025.

“Kalau kita ingin generasi emas Sumba Tengah lahir dan tumbuh sehat, kita harus mulai dari ibu hamil dan bayi dalam kandungan,” kata Umbu Djoka membuka sambutannya, dengan nada yang lebih menyerupai ajakan daripada perintah.

Sorotannya tajam, bukan hanya pada data stunting yang masih membayangi kabupaten di jantung Pulau Sumba itu, tetapi juga pada potensi lokal yang selama ini belum dimaksimalkan. Baginya, pemenuhan gizi bukan melulu soal intervensi medis atau bantuan pangan dari luar. “Mulai dari kebun kecil di belakang rumah. Jadikan itu dapur hidup. Tanam sayur. Pelihara ayam atau babi. Itu bukan sekadar bertani, tapi investasi masa depan anak-anak kita,” ujar mantan birokrat kehutanan itu.

Kolaborasi yang diluncurkan hari itu menjadi penanda awal dari sinkronisasi program lintas sektor, antara pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, hingga elemen akar rumput seperti pemerintah desa. Yayasan Wahana Komunikasi Wanita dan Save the Children akan memfokuskan upaya mereka pada pendidikan gizi, intervensi berbasis keluarga, serta pelatihan penguatan ekonomi rumah tangga yang berpihak pada perempuan.

Kepala Bapelitbangda Kabupaten Sumba Tengah, Melki Umbu Ngailu, dalam paparannya menyebut bahwa tahun 2025 menjadi momentum penting untuk mempercepat penurunan angka stunting yang masih berada di atas rata-rata provinsi. “Kami akan fokuskan kebijakan anggaran dan pembangunan pada intervensi sensitif dan spesifik berbasis data desa,” katanya.

Sementara itu, perwakilan Save the Children menekankan pentingnya sinergi berkelanjutan dan pendekatan berbasis komunitas. “Kami percaya bahwa solusi terbaik lahir dari komunitas itu sendiri, kami hanya menjadi mitra yang membantu membuka akses dan memperkuat kapasitas,” ujarnya.

Seusai sambutan, para peserta rapat berdiskusi tentang langkah-langkah konkret: integrasi data kesehatan ibu-anak, pemetaan rumah tangga rawan gizi, hingga pelibatan tokoh agama dan adat dalam kampanye gizi.

Dalam suasana yang penuh semangat itu, Wakil Bupati menutup dengan pernyataan yang menggema hingga sore hari: “Anak-anak Sumba Tengah tidak boleh kalah bersaing. Gizi yang baik adalah hak mereka. Mari mulai dari hal paling sederhana: kebun, ternak, dan cinta.”

Rapat hari itu bukan hanya soal rencana kerja tahunan. Ia menjelma jadi panggung kecil untuk menata masa depan Sumba Tengah dari dapur rumah tangga dan ladang-ladang kecil yang selama ini luput dari perhatian.*/ProkopimSTeng/Laurens Leba Tukan

 

Center Align Buttons in Bootstrap