Gubernur Melki, Alunan Sasando, dan Diplomasi Tarian Maumere di Jantung Eropa Timur

87
Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena bersama Menteri Kebudayaan Indonesia Fadli Zon, Gubernur Bali Wayan Koster, dalam acara Bali Indah Cultural Park di Marsaw, Polandia, Eropa Timur, Senin (16/6/2025). Foto: Dok.MLL

POLANDIA,SELATANINDONESIA.COM – Di tengah hamparan hijau seluas 100 hektare di kawasan Dollina Charlotty Resort, bendera Merah Putih dan Bendera Polandia berkibar bersisian. Musik tradisional Bali mengalun lirih, menjemput para tamu yang tiba satu per satu dalam balutan jas formal dan kebaya anggun. Di antara mereka, tampak Menteri Kebudayaan Indonesia Fadli Zon, Gubernur Bali Wayan Koster, Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena, dan sejumlah pejabat dari DKI Jakarta, Kementerian Luar Negeri, hingga pimpinan BUMN pariwisata, InJourney.

Malam itu, Senin (16/6/2025), menjadi saksi pembukaan Bali Indah Cultural Park—sebuah ruang etalase budaya Indonesia di jantung Eropa Timur. Anjungan pertama yang dibangun adalah representasi Pulau Dewata. Menyusul kemudian, rencana anjungan Nusa Tenggara Timur (NTT) bertema rumah adat Sumba, dengan tenun ikat dan sasando sebagai identitas kultural utama.

Acara berlangsung meriah. Tarian tradisional, jamuan makan malam, dan pertunjukan musik sasando oleh maestro Djitron Pah, membawa suasana Indonesia ke dalam benak dan hati para tamu Polandia yang hadir, termasuk menteri kebudayaan negara tuan rumah, sejumlah anggota parlemen, dan para pebisnis lokal. Gubernur Melki Laka Lena bahkan ikut menyanyikan lagu “Maumere” dan menari bersama delegasi lintas daerah dan negara.

Di balik megahnya acara lintas budaya ini, berdiri sosok visioner: Miroslaw Wawrowski, pemilik kawasan Dollina Charlotty dan Konsul Kehormatan RI di Warsawa. Sosok yang sejak lama jatuh cinta pada Indonesia, khususnya Bali, NTT, dan NTB. Dengan dana pribadi, tanpa satu rupiah pun dari APBN atau APBD, Miroslaw membangun taman budaya ini, sekaligus menanggung semua biaya perjalanan rombongan pemerintah pusat, Pemda Bali, NTT, dan DKI untuk menghadiri pembukaan.

“Beliau tamu pertama saya sebagai Gubernur NTT,” ujar Melki Laka Lena yang dihubungi SelatanIndonesia.com, mengenang pertemuan mereka yang berlangsung hangat di Rumah Jabatan Gubernur NTT di Kupang, sehari setelah pelantikannya.

Tidak berhenti di panggung kebudayaan, hubungan kedua negara terus dirajut lewat forum bisnis keesokan harinya. Delegasi Indonesia dan Polandia mendiskusikan potensi investasi dan kerja sama ekonomi, terutama di sektor pariwisata, energi terbarukan, dan produk lokal unggulan dari kawasan timur Indonesia.

Upaya membangun wajah Indonesia di Eropa bukan semata lewat diplomasi formal. Di Warsaw, diplomasi kebudayaan tampil sebagai kekuatan lembut yang mengikat: dari alunan sasando hingga aroma sate lilit, dari tawa Gubernur Bali dan NTT hingga langkah lincah penari muda dari Polandia yang meliuk mengikuti irama gamelan.

“Ini baru permulaan,” ujar Fadli Zon, Menteri Kebudayaan, sembari tersenyum.

Dan dari Warsaw, suara itu melintasi benua, Ayo Bangun NTT, Ayo Bangun Indonesia.*/Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap