Melki Laka Lena Gandeng Suharso Monoarfa Bangun NTT dari Desa dan Kelurahan

123
Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena dan Suharso Monoarfa, mantan Menteri Bappenas dan mantan Ketua Banggar DPR RI di Jakarta, Senin (16/5/2025). Foto: Dok Pribadi MLL

Gubernur NTT, Melki Laka Lena Gaet Suharso Monoarfa Jadi Penasehat Gratis Pemprov NTT

JAKARTA,SELATANINDONESIA.COM – Di ruang pertemuan yang tak luas di Jakarta, Senin (16/6/2025), dua sosok berbeda generasi bersitatap serius di balik tumpukan peta dan rencana pembangunan ekonomi Nusa Tenggara Timur. Emanuel Melkiades Laka Lena, Gubernur NTT bersua dengan Suharso Monoarfa, tokoh senior lintas zaman yang kenyang makan garam politik dan perencanaan pembangunan.

Pertemuan itu bukan basa-basi politik. Melki datang membawa harapan besar: membangun kembali NTT dari potensi dasarnya desa, kelurahan, dan semangat lokal. Suharso Monoarfa pun menyambut dengan tangan terbuka. “Saya bersedia jadi penasihat Pemprov NTT tanpa dibayar,” kata Suharso, mantan Menteri Bappenas dan mantan Ketua Badan Anggaran DPR RI.

Tak butuh waktu lama bagi Suharso menyambut undangan ke daerah timur Indonesia itu. Dalam waktu dekat, ia akan terbang ke Kupang dan menjelajahi beberapa titik strategis pembangunan. “NTT punya potensi besar, tapi selama ini belum dipetakan secara optimal,” ujar Suharso.

Gubernur Melki menyebut pertemuan itu sebagai bagian dari strategi besar meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). “Kalau kita tahu potensi tiap desa dan kelurahan entah garam, pariwisata, pertanian, atau UMKM maka pembangunan tidak lagi menunggu pusat, tapi bergerak dari bawah,” kata Gubernur Melki.

Melki dan Suharso sepakat, sudah waktunya NTT tidak hanya menjadi daerah penerima bantuan, tetapi pemain aktif dalam arsitektur pembangunan nasional. Kerja sama ini menjadi semacam simbiosis antara energi muda dan kebijaksanaan tua. “Saya ingin Pak Suharso menjadi seperti peta hidup bagi kami. Beliau tahu di mana jebakan dan di mana jalan pintasnya,” ujar Melki sambil tersenyum.

Langkah konkret pun disiapkan. Salah satunya adalah penyusunan masterplan potensi berbasis desa dan kelurahan se-NTT. Data ini akan menjadi dasar pengambilan kebijakan fiskal, perencanaan proyek, hingga promosi investasi lokal. Pendeknya, desa dan kelurahan tak hanya jadi objek pembangunan, tapi aktor utama.

Di masa Suharso menjabat Menteri Bappenas, konsep pembangunan berbasis kawasan strategis menjadi andalannya. Kini, sebagai penasihat sukarela NTT, ia ingin mengawal provinsi itu menuju fase baru, membangun dari identitas lokal, bukan dari fotokopi kebijakan pusat.

“Kalau NTT ingin tumbuh, harus kenal dulu dirinya,” kata Suharso. “Dan itu dimulai dari mengenal potensi setiap jengkal tanah dan laut yang ada di sana.”*/Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap