OVOP Tumbuh, KUR Rp1 Triliun Segera Mengalir Lewat Bank NTT

10
Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena selaku Pemegang Saham Pengendali Bank NTT.

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM — Dalam diam-diam yang penuh kalkulasi, Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena, merajut benang panjang antara ruang rapat di Kupang hingga meja birokrat pusat di Jakarta. Hasilnya, sebuah komitmen konkret, dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp1 triliun disiapkan untuk masuk melalui Bank NTT, menopang pertumbuhan ekonomi akar rumput dan mempercepat pelaksanaan program One Village One Product (OVOP) di seluruh wilayah provinsi.

“Sudah berproses lama. Kami dorong agar Bank NTT bisa masuk sebagai bank penyalur KUR,” ujar Gubernur Melki Laka Lena di Kupang, Rabu (4/6/2025). Ia menyebut, upaya ini tak lepas dari komunikasi intensif dengan Menteri Koperasi dan UKM, Maman Abdurrahman, serta sejumlah pengambil keputusan di kementerian teknis.

Namun jalan menuju Rp1 triliun itu tak sepenuhnya mulus. Gubernur Melki menyebutkan bahwa sempat muncul ganjalan teknis berupa tingginya rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) Bank NTT. “Tapi kami intervensi lewat RUPS, NPL-nya berhasil ditekan ke bawah batas maksimal. Itu jadi pintu masuk,” kata Gubernur Melki yang juga menjabat Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar.

Jika tak ada aral melintang, pada Juni atau Juli 2025, Bank NTT akan resmi masuk dalam daftar lembaga penyalur KUR nasional, khusus untuk wilayah timur Indonesia. Dana jumbo ini akan diarahkan secara spesifik untuk mendukung pertanian, kelautan, perikanan, peternakan, hingga industri kecil berbasis desa dalam skema OVOP.

“Kami pastikan penyaluran KUR ini harus menyentuh sektor riil, dan disertai pendampingan. Lembaga keagamaan, kampus, pemerintah daerah, dan para pengusaha akan dilibatkan langsung agar KUR ini benar-benar produktif,” ujar Melki.

Program OVOP sendiri merupakan salah satu andalan Gubernur Melki sejak awal menjabat, dengan target setiap desa memiliki satu produk unggulan berbasis potensi lokal—baik kopi, garam, tenun, kakao, maupun hasil laut. Dengan dukungan KUR, program ini tak lagi sekadar wacana, tapi bisa bertransformasi menjadi skema industri rakyat yang terintegrasi.

Di balik strategi finansial ini, Gubernur Melki juga tengah menyusun ulang cetak biru bisnis Bank NTT bersama jajaran komisaris dan pemegang saham utama seperti para bupati dan wali kota. “Kami akan merapikan rencana bisnis Bank NTT. Jangan hanya jadi bank simpan pinjam, tapi jadi motor ekonomi NTT,” tandasnya.

Langkah ini sekaligus menegaskan gaya kepemimpinan Melki Laka Lena yang mengawinkan politik lobi pusat dengan tata kelola ekonomi daerah, sesuatu yang selama ini kerap terputus dalam tradisi birokrasi provinsi termiskin ketiga di Indonesia ini.

Bila dana KUR Rp1 triliun itu benar-benar mengucur, ini akan menjadi salah satu suntikan terbesar dalam sejarah penyaluran kredit mikro NTT. Sekaligus pembuktian bahwa di balik senyum khasnya, Melki sedang menyiapkan ledakan ekonomi dari desa.*/ab/llt

Center Align Buttons in Bootstrap