Bank NTT Mengisi Kas TTS

4
Bupati Timor Tengah Selatan (TTS) Eduard Markus Lioe

Lewat sistem pembayaran pajak online, Bank NTT memperkuat kemitraan strategis dengan Pemda TTS. Targetnya: menaikkan PAD, memperbesar deviden, dan menyejahterakan rakyat.

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Di ruang kerjanya yang sederhana di Soe, Kamis pagi 8 Mei 2025, Bupati Timor Tengah Selatan (TTS) Eduard Markus Lioe membubuhkan tanda tangan pada selembar dokumen penting. Di hadapannya, Yohanis Landu Praing, Pelaksana Tugas Direktur Utama Bank NTT, tersenyum puas. Penandatanganan nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama antara Pemerintah Kabupaten TTS dan Bank NTT itu menjadi tonggak baru dalam pengelolaan keuangan daerah.

Inti kesepakatan itu adalah pembayaran pajak daerah akan dilakukan secara digital melalui kanal layanan Bank NTT. Eduard menyebut langkah ini sebagai upaya memperkuat transparansi dan mempercepat peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).

“Kerja sama ini bukan hanya soal teknologi keuangan,” kata Eduard, “tapi juga komitmen untuk menyejahterakan rakyat lewat pengelolaan anggaran yang lebih efisien dan akuntabel.”

Bank NTT tak hanya menawarkan platform digital. Lembaga keuangan milik pemerintah daerah itu juga mencatat pertumbuhan laba yang menggembirakan. Deviden yang diterima Pemkab TTS dari Bank NTT pada 2023 mencapai Rp 4,5 miliar, lalu melonjak menjadi lebih dari Rp 7 miliar pada 2024.

Yohanis Landu Praing menyebut kerja sama ini sebagai langkah strategis yang menguntungkan kedua pihak. “Kami bangga dipercaya. Kabupaten TTS menjadi contoh daerah yang berani mengambil inisiatif untuk digitalisasi pajak,” katanya kepada wartawan, Minggu, 11 Mei 2025. Ia juga memastikan bahwa pembayaran pajak kini bisa diakses melalui seluruh kanal Bank NTT, dari kantor cabang hingga layanan mobile banking.

Bank NTT memang sedang menggenjot digitalisasi layanan dan memperluas sinergi dengan pemerintah kabupaten/kota se-Nusa Tenggara Timur. TTS menjadi kabupaten berikutnya yang menjalin kemitraan serupa setelah Kota Kupang dan Kabupaten Manggarai Barat.

Langkah ini bukan semata-mata soal bisnis. Di baliknya ada harapan: pendapatan daerah meningkat, pembagian deviden bertambah, dan manfaatnya kembali ke rakyat. Eduard Lioe menyebut target PAD tahun 2025-2026 harus melampaui capaian tahun sebelumnya.

“Kami optimistis, dengan Bank NTT sebagai mitra, PAD bisa naik signifikan. Kami ingin setiap rupiah yang masuk ke kas daerah kembali dalam bentuk program untuk masyarakat,” ujarnya.

Bank NTT, seperti digambarkan dalam kerja sama ini, bukan lagi sekadar tempat menyimpan uang. Ia telah menjadi mitra strategis pembangunan daerah. Jika tren positif ini berlanjut, bukan tak mungkin model kerja sama TTS–Bank NTT akan direplikasi oleh daerah-daerah lain.*/ab/llt

Center Align Buttons in Bootstrap