Melki-Johni Ajak Warga Diaspora NTT Seluruh Dunia Pulang Lewat Gagasan

54
Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena ketika berbicara dalam forum dialog bersama warga NTT Diaspora seluruh dunia di Yogyakarta, Senin (12/5/2025). Foto: Edy Naga

YOGYAKARTA,SELATANINDONESIA.COM – Di sebuah restorant terbuka di tepi sawah di Yogyakarta, Senin (12/5/2025), tepuk tangan bergemuruh ketika Gubernur Nusa Tenggara Timusr Melki Laka Lena menyapa peserta pertemuan diaspora NTT. Tak hanya yang hadir secara fisik, ratusan lainnya menyimak lewat layar dari berbagai penjuru dunia diantaranya Amerika, Australia, Afrika, hingga Eropa. Dalam pidatonya, Melki melontarkan ajakan yang jarang terdengar lantang dari seorang kepala daerah, bangun NTT dari luar negeri. Ajakan itu lantang dilontarkan Melki-Johni, sandi politik untuk menyebut pasangan Gubernur Melki Laka Lena dan wakilnya Johni Asadoma sejak masa kampanye Pilgub NTT.

“Kalau kita bangga jadi orang NTT, tunjukkan dengan aksi nyata. Dari mana pun kalian berada, kontribusilah sesuai kapasitas. Karena rumah ini milik kita semua,” kata Gubernur Melki, disambut anggukan peserta yang sebagian besar perantau dan pelajar asal NTT.

Jejak Pancasila dan Tekad Baru

Melki tak lupa mengingatkan satu fakta historis yang jarang dikaitkan dengan pembangunan masa kini bahwa Pancasila fondasi Republik Indonesia, lahir dari perenungan Bung Karno di Ende. “Kalau orang bilang NTT selalu minta dari pusat, ya mungkin benar. Tapi jangan lupa, Republik ini berdiri juga karena NTT,” ujarnya, retoris.

Diaspora Bukan Penonton

Pemprov NTT, kata Melki, sedang membuka ruang selebar-lebarnya bagi diaspora untuk terlibat dalam transformasi desa, pertanian, kelautan, hingga digitalisasi. Gerakan One Village One Product menjadi pintu masuk kerja konkret. Ia mencontohkan diaspora NTT seperti Maria dari Australia, kini Wakil Walikota Darwin, sebagai simbol bahwa orang NTT bisa besar di luar negeri, tapi tetap peduli pada akar.

“Kalian punya akses, teknologi, koneksi. Gunakan itu untuk bantu kampung. Misalnya teknologi atasi lahan kering dari Israel atau sistem pengairan dari Jerman, semua bisa kita adaptasi,” katanya.

Dari Laboratorium ke Lahan

Kepada akademisi dan mahasiswa, Gubernur Melki memberi tantangan: jadikan riset kampus sebagai solusi praktis. “Punya penelitian soal bibit pisang, pakan ternak, atau teknologi air? Kirim ke kami. Kami tunggu bukan hanya wacana, tapi aksi,” ujarnya.

Darurat Moral dan Kepemimpinan Baru

Gubernur juga menyinggung krisis yang menghantui NTT yaitu kekerasan terhadap perempuan dan anak. Data Pemprov mencatat lebih dari 70 persen penghuni lembaga pemasyarakatan di NTT adalah pelaku kekerasan dalam rumah tangga. “Ini bukan soal hukum saja, tapi soal moral. Kita akan copot pemimpin yang terbukti terlibat,” katanya.

Meja Rakyat dan Forum Diaspora

Untuk menjembatani masyarakat dengan birokrasi, Pemprov NTT meluncurkan platform digital Meja Rakyat, kanal pengaduan dari provinsi hingga RT. “Kalau ada keluhan soal jalan rusak atau korupsi dana desa, sampaikan di sini. Kita tanggapi cepat,” kata Gubernur Melki.

Ia juga menggagas pembentukan Forum Diaspora NTT sebagai wadah permanen dialog, ide, dan kolaborasi. “Kita ingin semangat seperti zaman Pak SBY dulu, forum diaspora Indonesia yang hidup. Tapi ini khusus untuk NTT,” katanya.

Layar Bola, Simbol Asa

Pertemuan itu ditutup dengan suasana kekeluargaan. Para peserta menyaksikan laga tim sepak bola NTT yaitu Persebata Lembata yang lolos ke 16 besar Liga 4 Nasional, sebuah simbol kecil dari tekad besar untuk membawa NTT melangkah lebih jauh. Dari Darwin hingga Detroit, dari Ende hingga Eropa, diaspora NTT kini dipanggil pulang. Jika tidak secara fisik, maka lewat gagasan, jejaring, dan tekad untuk membangun tanah asal.*/js/laurens leba tukan

Center Align Buttons in Bootstrap