Menenun Sinergi dari Sabu Raijua

43
Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena ketika melakukan kunjungan kerja di Sabu Raijua bertempat di SMA Negeri 1 Sabu Barat, Kabupaten ASabu Raijua, Jumat pagi (9/5/2025), Foto: Edy Naga

Gubernur Melki Laka Lena menyambangi Sabu Raijua membawa optimisme baru: dari koperasi desa hingga sekolah kedinasan.

SEBA,SELATANINDONESIA.COM – Suasana di SMA Negeri 1 Sabu Barat, Jumat pagi (9/5/2025), berubah riuh oleh kehadiran orang nomor satu di Nusa Tenggara Timur. Di bawah langit biru cerah khas Pulau Sabu, Gubernur Melki Laka Lena memulai kunjungan kerjanya dengan dialog bersama Bupati dan Wakil Bupati, para kepala SMA/SMK, dan pejabat daerah setempat. Pertemuan yang digelar sederhana namun sarat makna itu menjadi ruang temu antara visi pusat, provinsi, dan kabupaten.

“Kita ingin agar program pemerintah pusat bisa disinergikan dengan kebutuhan riil di daerah,” ujar Gubernur Melki, mantan legislator yang kini menakhodai NTT.

Baru menginjak jelang 100 hari kerja, Melki menyodorkan sejumlah gebrakan awal, memperkuat Posyandu untuk menekan angka stunting, mendorong One Village One Product lewat Koperasi Desa Merah Putih, dan menggerakkan “Beli NTT” sebagai upaya konkret memajukan produk lokal. Ia juga menaruh perhatian besar pada pendidikan dengan menyiapkan anak-anak NTT masuk sekolah kedinasan dan kampus unggulan.

Namun bukan itu saja. “Pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak juga jadi prioritas. Ini tentang melindungi kelompok yang selama ini paling rentan,” kata Melki tegas.

Kunjungan ini tak hanya membawa gagasan, tapi juga dana. Gubernur menyerahkan anggaran Dana Alokasi Khusus dan Dana Alokasi Umum Spesifik Grant tahun 2025: Rp1,85 miliar untuk sektor pendidikan menengah, serta Rp3,29 miliar untuk sektor pertanian. Traktor, pompa air, dan alat semprot tanaman digelontorkan untuk memperkuat pertanian lestari dan ketahanan pangan rumah tangga.

Di Sabu Raijua, yang selama ini kerap disebut sebagai “negeri terpencil di ujung timur Indonesia”, Melki mencoba membalik narasi. Ia ingin daerah ini bukan hanya jadi penerima program, tapi juga laboratorium pembangunan yang khas: dari desa, untuk dunia.*/llt

Center Align Buttons in Bootstrap