
Mahasiswa Hindu audiensi ke Gubernur NTT, menuntut ruang ibadah yang layak dan peran lebih besar dalam pembangunan sosial.
KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Suasana di ruang kerja Gubernur Nusa Tenggara Timur, Kamis siang (8/5/2025), terasa lebih hidup dari biasanya. Emanuel Melkiades Laka Lena, Gubernur NTT yang dikenal akrab dengan aktivis muda, menerima kunjungan audiensi Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) NTT. Para mahasiswa datang tak hanya membawa laporan program, tetapi juga menyuarakan keresahan yang selama ini nyaris luput dari sorotan publik.
“Kami kesulitan saat beribadah ke Pura Oebanantha. Jalan masuknya dipenuhi pedagang liar yang berjualan sampai ke tengah,” kata Eka Saputra, Ketua KMHDI NTT, membuka keluhan mereka. “Kami mohon bantuan dari Pemerintah untuk menertibkan dan merapikan akses ke pura.”
Pura Oebanantha adalah pusat ibadah utama umat Hindu di Kota Kupang. Namun akses menuju tempat suci itu justru tidak mencerminkan penghormatan terhadap ruang ibadah. Mahasiswa Hindu itu menyuarakan bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga soal pengakuan.
Gubernur Melki merespons cepat. Ia menjanjikan penataan ulang akses menuju pura sebagai bentuk penghargaan atas keberagaman yang tumbuh di tanah Flobamora. “Pemerintah akan membenahi keluhan ini,” ujarnya. “KMHDI adalah bagian penting dari pembangunan sosial dan pendidikan di NTT.”
Melki tak hanya berhenti pada janji teknis. Ia menekankan pentingnya memberi ruang bagi seluruh umat beragama agar dapat berkembang setara. “Indonesia akan tumbuh hebat jika seluruh komunitas keagamaan diberi ruang untuk berkembang, termasuk umat Hindu,” ujarnya didampingi Plt. Kaban Kesbangpol NTT, Regina Manbait.
Audiensi itu berakhir dengan harapan baru: bahwa jalan menuju Pura Oebanantha bukan hanya akan dibenahi secara fisik, tetapi juga akan menjadi simbol keterbukaan ruang publik terhadap semua identitas keagamaan. Bagi KMHDI, ini bukan sekadar urusan jalan, tetapi jalan menuju keadilan spiritual dan sosial.*/laurens leba tukan