
Di Kupang, program Makan Bergizi Gratis dan Cek Kesehatan Gratis bikin dapur ngebul, ekonomi lokal bergerak, dan warga antre periksa darah.
KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Pagi belum genap terang ketika aroma tumisan dari dapur Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) Maulafa, Kota Kupang, menguar ke gang-gang sekitar. Sekitar sepuluh ibu berseragam dan penutup kepala sibuk meracik nasi, lauk, dan sayur dalam wadah-wadah plastik. Mereka bagian dari jantung program Makan Bergizi Gratis (MBG), salah satu janji kampanye Presiden Prabowo Subianto yang kini mulai dijalankan di pelosok-pelosok Nusantara.
Jumat (9/5/2025), Gubernur Nusa Tenggara Timur Emanuel Melkiades Laka Lena didampingi Wakil Ketua DPRD Provinsi NTT Fernando Soares dan Wakil Wali Kota Kupang Serena Francis, meninjau langsung dapur tersebut. Mereka memastikan setiap menu yang dimasak memenuhi standar kebersihan dan gizi. “Kami ingin semua proses penyediaan makanan betul-betul sesuai pelatihan yang telah diberikan,” ujar Gubernur di sela kunjungan.
Tapi urusan dapur ini bukan sekadar soal gizi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT menunjukkan, program MBG ikut menggairahkan ekonomi lokal. Para pemasok bahan pangan berasal dari desa-desa sekitar, sehingga hasil pertanian dan peternakan warga tak lagi menumpuk di kandang atau lumbung. “Ekonomi rakyat ikut bergerak,” ujar Fernando Soares.
Setelah dari dapur, rombongan menuju Puskesmas Penfui. Di sana, puluhan warga antre sejak pagi untuk ikut program Cek Kesehatan Gratis (CKG), yang juga merupakan bagian dari paket kebijakan sosial Presiden Prabowo. Hadiah ulang tahun, kata pemerintah pusat, untuk seluruh rakyat Indonesia.
Di meja pendaftaran, para petugas sibuk memanggil nama dan mencatat tekanan darah. Di ruang lain, dokter umum dan perawat memeriksa kadar gula dan kolesterol. “Kami ingin semua puskesmas di NTT aktif mendorong warga datang cek kesehatan,” ujar Gubernur. Ia juga meminta kepala daerah, camat, lurah, hingga RT dan kepala desa turut menggerakkan partisipasi warga.
Program ini, kata dia, bukan hanya menyangkut kesehatan individu, tapi juga menjadi alat pemetaan kondisi kesehatan masyarakat. Dengan data yang akurat, pemerintah bisa membuat kebijakan lebih tepat sasaran.
Program MBG dan CKG adalah dua wajah baru dari model bantuan sosial gaya Prabowo yang langsung, menyentuh hajat hidup sehari-hari, dan menyerap produk lokal. Di NTT, dua program ini menyatukan dapur, petani, tenaga medis, dan warga dalam satu rantai manfaat yang saling menghidupi.
“Kita butuh kerja bersama agar setiap orang di NTT sadar pentingnya cek kesehatan sejak dini,” kata Gubernur sebelum meninggalkan puskesmas. Sementara di dapur Maulafa, aroma masakan pagi itu masih menempel di dinding seng, menandakan hari baru telah dimulai dengan satu piring bergizi dan satu jarum suntik harapan.*/laurens leba tukan