
Gotong royong petani dan gerak cepat PUPR NTT membangkitkan kembali saluran irigasi yang sempat lumpuh.
ENDE,SELATANINDONESIA.COM — Pagi buta, sebelum matahari benar-benar menyingsing, lamat-lamat terdengar bunyi pacul menghantam tanah di pinggir saluran irigasi yang mengering. Di Desa Waturaka, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, warga berjejer di sepanjang irigasi yang rusak. Ada yang mengaduk semen, mengangkat batu, hingga mengatur aliran air. Tak ada kontraktor. Tak ada helm proyek. Hanya para petani dan semangat gotong royong yang berbicara.
Kerusakan sepanjang 20 meter pada saluran irigasi utama itu sempat menghantui para petani setempat. “Tanpa air, kami tidak bisa tanam,” ujar Marsel, salah satu petani yang ikut bergotong royong. Namun kekhawatiran itu tak berlangsung lama.
Pada 4 April 2025, Gubernur Nusa Tenggara Timur Emanuel Melkiades Laka Lena melakukan kunjungan kerja ke desa itu. Begitu menerima laporan dari Kepala Desa tentang kerusakan irigasi, sang gubernur langsung memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) NTT untuk turun tangan. Instruksinya jelas: segera tangani, jangan tunggu lama.
Dinas PUPR yang dipimpin Benny Nahak merespons cepat. Material bangunan langsung dikirim, dan dalam hitungan hari, gotong royong dimulai. Pekerjaan teknis dilakukan bersama warga desa, tanpa banyak seremoni. Kini, air kembali mengalir di sepanjang saluran yang baru diperbaiki itu.
“Ini contoh bagaimana pembangunan tidak hanya soal anggaran, tetapi soal keterlibatan warga,” kata Gubernur Melki Laka Lena usai menerima kiriman video dari warga Waturaka yang memperlihatkan irigasi yang rusak itu sudah dialiri air, Sabtu (19/4/2025). “Pemerintah bertugas hadir secara teknis, tetapi partisipasi masyarakat adalah tenaga hidup dari pembangunan itu sendiri,” ujarnya.
Ia menekankan, kolaborasi seperti ini akan menjadi pola dasar pembangunan desa di NTT. “Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Rakyat tidak bisa menunggu sendiri. Ketika keduanya bertemu, hasilnya akan terasa cepat dan menyentuh kebutuhan nyata,” sebut Wakil Ketua Umum DPP Golkar ini.
Di Waturaka, kini petani kembali menanam. Air yang mengalir di sela-sela pematang adalah hasil dari semangat kolektif. Pembangunan bukan sekadar proyek, tapi peristiwa sosial yang mempertemukan kebijakan dan kerja tangan rakyat.*/)llt