
KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Impian masyarakat Umbu Ratu Nggai Tengah (Urganteng) di Kabupaten Sumba Tengah untuk memiliki sekolah menengah atas negeri akhirnya menjadi kenyataan. Setelah berdiri sejak 2023, SMA Negeri 1 Umbu Ratu Nggai Tengah resmi mengantongi Izin Operasional pada Jumat (11/4/2025), yang diserahkan langsung kepada Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu, di Kupang.
Izin Operasional tersebut ditandatangani oleh Plt. Kepala Dinas PMPTSP Provinsi NTT, Noldy Hosea Pelokila, atas nama Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena, dan berlaku selama lima tahun hingga 9 Maret 2030. Berkas tersebut diserahkan oleh perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT: Roy S. Haning dan Fransiskus Sagabara, mewakili Kepala Dinas, Ambrosius Kodo.
Akses Pendidikan yang Lebih Dekat dan Merata
Bupati Paulus tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya. Menurutnya, sebelum sekolah ini dibangun, anak-anak lulusan SMP harus menempuh jarak 8–10 km hanya untuk bisa belajar di SMA terdekat. “Tiap tahun, lebih dari 100 anak terancam tidak bisa lanjut SMA karena jauhnya jarak. Tapi sejak sekolah ini hadir, 130 anak lulusan SMP langsung mendaftar. Ini adalah berkat besar,” ujarnya penuh semangat.
SMA Negeri 1 Umbu Ratu Nggai Tengah berlokasi di Lowa, Kelurahan Wangga Waiyengu, Kecamatan Umbu Ratu Nggai Tengah. Sekolah ini kini menjadi harapan baru bagi anak-anak dari tujuh desa sekitar untuk mendapatkan akses pendidikan menengah tanpa hambatan geografis.
Langkah Awal Menuju Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Ambrosius Kodo, menyebut pendirian sekolah baru ini adalah bagian dari strategi membuka akses pendidikan seluas-luasnya. “Kami ingin anak-anak bangsa di pelosok pun punya kesempatan yang sama untuk berkembang. Kami berharap pemerintah daerah juga menciptakan iklim belajar yang aman dan mendukung bagi guru dan siswa,” katanya.
Lebih lanjut, izin operasional ini juga menjadi dasar bagi sekolah untuk melaksanakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang sah, serta kewajiban memenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan.
Gubernur Melki Ubah Paradigma Pendidikan: Dari Kelas ke Sawah
Di saat yang sama, Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena tengah menggulirkan revolusi pendidikan yang tak biasa: mengubah ruang kelas menjadi kebun dan sawah produktif. Ia menekankan bahwa pendidikan di NTT harus membumi dan menjawab tantangan riil masyarakat.
“Mulai tahun depan, siswa SMA/SMK tidak hanya belajar teori. Mereka akan turun ke kebun, pelihara ternak, dan bahkan ke laut. Kita sedang bentuk generasi produsen pangan, bukan sekadar pencari kerja,” tegasnya saat mengunjungi SMAN 1 Bajawa, Ngada.
Program ini akan diuji coba di Ngada, dengan menyatukan pelajaran IPA-IPS dalam praktik pertanian, peternakan, dan kelautan. Bahkan, siswa dari sekolah percontohan sudah mampu menyuplai Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan membawa pulang penghasilan Rp500 ribu hingga Rp1 juta per bulan dari hasil kebun sekolah.
Menuju 2026: Satu Visi, Seribu Kebun Pendidikan
Meski banyak pihak menilai reformasi ini tergesa-gesa, Gubernur Melki tetap melaju. “Saya tidak tunggu semua orang setuju. Yang saya tahu, anak-anak kita butuh arah, bukan hanya ijazah,” ucapnya tajam.
Pemerintah Provinsi NTT menargetkan seluruh kabupaten/kota mengadopsi model ini pada tahun 2026. Dengan demikian, sekolah tak hanya menjadi tempat belajar, tapi juga lumbung pangan lokal yang memberi solusi atas kemiskinan struktural.
Dari Sumba Tengah, Harapan Baru untuk NTT
Penerbitan izin operasional SMA Negeri 1 Umbu Ratu Nggai Tengah bukan hanya soal administrasi—tapi simbol perubahan. Di tengah revolusi pendidikan yang sedang berlangsung, hadirnya sekolah ini menjadi fondasi penting agar anak-anak di Sumba Tengah tak hanya belajar, tapi juga bertumbuh sebagai pelaku pembangunan.*/)llt