
KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah resmi menjalin kerja sama dengan Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang untuk memperluas akses pendidikan tinggi bagi masyarakat. Melalui program pembelajaran hybrid, mahasiswa dari Sumba Tengah kini bisa mengikuti kuliah dari kampung halaman tanpa harus meninggalkan pekerjaan sehari-hari seperti bertani dan beternak.
Kesepakatan itu tertuang dalam MoU yang ditandatangani oleh Bupati Sumba Tengah Paulus S. K. Limu dan Rektor UKAW Kupang, Prof. Godlief Neonufa di Gedung Rektorata, Kamis (10/4/2025).
Rektor UKAW, Prof. Godlief Neonufa, mengungkapkan keprihatinannya terhadap rendahnya angka lulusan SMA/SMK di Sumba Tengah yang melanjutkan pendidikan tinggi. Menurut data statistik, hanya 30–31 persen lulusan yang kuliah, sementara 69 persen lainnya tetap tinggal di Sumba, atau bahkan menjadi TKI/TKW tanpa persiapan yang memadai.
“Kalau mereka tetap di Sumba, itu masih bisa kita syukuri. Tapi banyak yang pergi ke luar negeri jadi TKI tanpa bekal. Itu yang ingin kita antisipasi. Karena itu, kami tawarkan sistem hybrid—bukan kelas jauh—di mana mahasiswa bisa ikut kuliah secara daring bersamaan dengan kelas di Kupang,” jelas Prof. Neonufa.
Dalam sistem ini, mahasiswa mengikuti jadwal yang sama dengan kampus pusat. “Kalau saya mengajar Kimia Dasar jam 08.00 di Kupang, maka mahasiswa di Sumba juga ikut pada jam yang sama, dari tempat mereka masing-masing,” tambahnya.
Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu, menyambut baik inisiatif ini dan menyatakan bahwa pembangunan sumber daya manusia (SDM) adalah investasi terbesar.
“Sumba Tengah adalah salah satu kabupaten termiskin di NTT, dengan tingkat kemiskinan 30 persen. Dari 1.000 lulusan SMA/SMK tiap tahun, hanya 300 yang kuliah, dan belum tentu semua lulus. Kita harus mulai bertindak. Kita hendak mewujdukan Indonesia Emas yang merupakan program Bapak Presiden Prabowo dan NTT Cerdas program Bapak Gubernur Melki Laka Lena,” tegas Bupati Paulus Limu.
Ia juga menyatakan kesiapan pemerintah daerah untuk menyediakan lahan jika UKAW ingin membangun kampus fisik di Sumba Tengah. “Kalau perlu, sebelum masa jabatan saya selesai, UKAW sudah lakukan peletakan batu pertama di sini,” katanya optimistis.
Pemerintah Sumba Tengah turut mendukung pendidikan melalui program Pro Oli Mila dan Beasiswa Abadi bagi masyarakat kurang mampu. Kolaborasi ini diharapkan menjadi langkah awal untuk membangun masa depan pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan di Sumba Tengah.*/)llt