Wagub Johni Asadoma dan GMIT Bersinergi Hidupkan Kembali Pasar Lili: “Jangan Biarkan Aset Miliaran Terbengkalai”

35
Wagub NTT Johni Asadoma disambut Wakil Bupati Kupang Aurum Titu Eki saat mengunjungi Pasar Lili di Kelurahan Camplong 1, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, pada Selasa (18/3/2025). Foto: Beny

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Johni Asadoma, menegaskan pentingnya optimalisasi aset daerah saat meninjau Pasar Lili di Kelurahan Camplong 1, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, pada Selasa (18/3/2025). Didampingi Wakil Bupati Kupang, Aurum Titu Eki, Wagub Johni menyoroti bangunan baru pasar yang telah berdiri sejak 2019 dengan anggaran lebih dari Rp5 miliar, namun hingga kini belum dimanfaatkan secara maksimal.

“Sangat disayangkan kalau aset ini dibiarkan terbengkalai. Kita harus mengoptimalkan fungsinya agar bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan kesejahteraan masyarakat,” tegas Johni.

GMIT Berhasil Tingkatkan PAD Lewat Pengelolaan Pasar

Sejak 2023, pengelolaan Pasar Lili dipercayakan kepada Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Betel Lili melalui kerja sama dengan Pemkab Kupang. Wakil Ketua Sinode GMIT, Pdt. Saneb Blegur, menjelaskan bahwa sejak GMIT mengambil alih pengelolaan, pendapatan daerah dari pasar meningkat signifikan.

“Dalam dua tahun terakhir, pendapatan bersih yang kami setorkan ke Pemda mencapai Rp1,6 miliar, dua kali lipat dari sebelumnya. Kami menerapkan prinsip transparansi dan kejujuran demi kepentingan masyarakat,” ujar Saneb.

GMIT juga melakukan inovasi dengan mengolah limbah pasar, termasuk kotoran hewan, menjadi pupuk bernilai ekonomi. “Kami ingin menunjukkan bahwa gereja tidak hanya bergerak dalam bidang spiritual, tetapi juga bisa menjadi mitra strategis pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat,” tambahnya.

Solusi untuk Menghidupkan Kembali Gedung Baru

Meskipun GMIT berhasil meningkatkan pendapatan pasar, masalah utama tetap ada: bangunan baru yang sepi peminat. Pengelola pasar, Pdt. Jamers Hetmina, mengungkapkan bahwa para pedagang sempat direlokasi ke dalam gedung, tetapi mereka kembali ke area luar karena minimnya pembeli.

Menanggapi hal ini, Wagub Johni meminta agar Pemkab Kupang dan pengelola pasar segera mencari solusi agar gedung ini bisa difungsikan dengan optimal.

“Nanti Ibu Wabup dan jajaran Pemkab bersama pengelola pasar serta pemangku kepentingan duduk bersama untuk mencari solusi terbaik. Jangan biarkan aset sebesar ini sia-sia. Jika pasar ini berjalan baik, ekonomi berputar, PAD bertambah, dan pedagang sejahtera,” kata Johni.

Wakil Bupati Kupang, Aurum Titu Eki, memastikan bahwa Pemkab Kupang sudah merancang strategi untuk mengatasi masalah ini.

“Kami sudah rapatkan ini dengan Bupati dan jajaran. Mulai minggu depan, para pedagang akan kami relokasi kembali ke gedung baru, serta menata area parkir agar tidak menimbulkan kemacetan,” jelas Aurum.

Dengan dukungan penuh dari Pemprov, Pemkab, dan GMIT, diharapkan Pasar Lili bisa berkembang menjadi pusat ekonomi yang lebih produktif. Johni menegaskan bahwa semua aset daerah harus berkontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat.

“Pasar ini bisa menjadi contoh sukses jika dikelola dengan baik. Saya mengapresiasi GMIT yang telah menunjukkan hasil nyata. Mari kita bersama-sama optimalkan potensi ini demi kepentingan rakyat,” tutupnya.*/)lexradit/llt

Center Align Buttons in Bootstrap