
JAKARTA,SELATANINDONESIA.COM – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Emanuel Melkiades Laka Lena bersama para bupati se-NTT bertemu dengan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji di Jakarta, Rabu (19/3/2025). Pertemuan ini membahas strategi percepatan penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem di NTT.
Dalam pertemuan itu, Wihaji menegaskan komitmen Kemendukbangga untuk menjadikan NTT sebagai pilot project nasional dalam penanganan dua masalah tersebut. Ia menggandeng Universitas Brawijaya dan Universitas Muhammadiyah Malang untuk melakukan riset dan intervensi nyata di lapangan.
“Kami ingin melakukan sesuatu yang konkret untuk NTT. Kolaborasi dengan universitas akan memperkuat pendekatan berbasis riset, sementara korporasi akan berkontribusi melalui CSR untuk pembangunan rumah layak huni, penyediaan air bersih, dan program orang tua asuh cegah stunting,” ujar Wihaji.
Saat ini, NTT memiliki 4.328 tim pendamping keluarga (TPK) dengan total 13.242 personel yang terdiri dari bidan, kader PKK, dan kader KB. Mereka ditugaskan membantu 1,127 juta keluarga, termasuk 331.116 keluarga yang berisiko stunting.
Sebagai bentuk keseriusan, Wihaji berencana mengunjungi Lembata dalam waktu dekat. “Saya ingin menginap di desa dan kampung di Lembata untuk melihat langsung kondisi masyarakat,” katanya.
Gubernur Melki Laka Lena menyambut baik inisiatif ini dan berharap sinergi antara pemerintah pusat, daerah, akademisi, serta dunia usaha dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat NTT.*/)gt/llt