
JAKARTA,SELATANINDONESIA.COM– Masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) dibuat kecewa dan marah setelah kabar kedatangan bintang sepak bola dunia, Cristiano Ronaldo, terbukti hanya kebohongan besar. Pemerintah daerah dan pusat bahkan telah menyiapkan berbagai agenda menyambut sang megabintang, namun kenyataannya, berita ini hanyalah hoaks yang memicu kehebohan besar.
Anggota DPR RI dari Dapil NTT, Rudi Kabunang, geram dan menuntut aparat penegak hukum segera mengusut serta memberikan hukuman berat kepada pihak yang menyebarkan informasi palsu tersebut.
“Ini bukan sekadar kesalahan kecil, tapi kebohongan publik yang mengacaukan birokrasi dan menyesatkan masyarakat! Ini sudah melanggar undang-undang dan harus ada konsekuensi hukum yang tegas,” tegas Rudi Kabunang di Jakarta, Rabu (19/2/2025).
Ia juga meminta masyarakat yang merasa dirugikan secara materiil maupun non-materiil untuk segera melapor ke pihak berwajib agar pelaku dapat diadili.
“Jangan diam! Jika ada yang merasa tertipu, segera laporkan ke kepolisian. Siapapun yang menjadi otak dari penyebaran hoaks ini harus bertanggung jawab,” lanjutnya.
Di sisi lain, Plt. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) NTT, Alfons Theodorus, menyebutkan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai klarifikasi kepada orang-orang yang diduga terlibat dalam menyebarkan kabar bohong ini. Namun, hingga kini belum ada kejelasan mengenai siapa dalang utama di balik hoaks tersebut.
“Kami sudah berusaha mencari sumber pertama yang menyebarkan berita ini, tapi belum ada yang mau mengaku. Kami mendukung langkah hukum jika ada pihak yang merasa dirugikan,” ujar Alfons dengan nada kecewa.
Sementara itu, Plh. Gubernur NTT dan jajaran pemerintah daerah telah memberikan klarifikasi resmi kepada publik untuk meredam kegaduhan. Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menerima informasi yang belum terverifikasi.
Publik pun bertanya-tanya, apakah ini hanya kesalahan informasi biasa, atau ada motif tersembunyi di balik penyebaran hoaks yang begitu masif ini? Aparat hukum diharapkan segera bertindak agar kejadian serupa tidak terulang kembali.*/js/llt