Gubernur Baru, Utang Lama dan Spiritualitas Politik Melki-Johni untuk NTT yang Lebih Baik

100
Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena dan Johni Asadoma.

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) yang baru, Emanuel Melkiades Laka Lena dan Johni Asadoma, yang dikenal dengan sandi politik Melki-Johni, akan dilantik pada Kamis, 20 Februari 2025, di Istana Negara, Jakarta.

Sebelum pelantikan, Melki Laka Lena telah bergerak cepat membangun komunikasi strategis dengan berbagai pihak untuk memastikan kepemimpinan mereka selama lima tahun ke depan berjalan dengan optimal. Kendati kondisi fiskal daerah NTT dalam tindihan beban utang lama yang berat.

Gerak cepat ini menunjukkan spiritualitas politik tanpa sekat yang diusung oleh Melki-Johni. Mereka merangkul semua kalangan dalam semangat Ayo Bangun NTT guna mendorong percepatan pembangunan di provinsi ini.

Filosofi Politik Merangkul Semua Pihak

Analis Politik dari FISIP Unwira Kupang, Mikhael Rajamuda Bataona, menyebut pendekatan politik yang dilakukan oleh Melki-Johni adalah manifestasi dari filosofi politik berbasis kerendahan hati, keterbukaan, dan gotong royong. Pertemuan intensif dengan berbagai menteri, pimpinan lembaga negara, serta tokoh politik nasional menunjukkan strategi mereka dalam membangun jejaring kuat demi kesejahteraan NTT.

“Gubernur Melki memiliki pemahaman politik yang mendalam, bukan hanya di panggung depan atau front stage yang formal, tetapi juga di back stage, di mana hubungan personal dengan elite nasional sangat menentukan. Itulah sebabnya, Melki dan Jhoni bergerak cepat menjalin komunikasi dengan para pemangku kebijakan di Jakarta,” ujar Rajamuda.

Mengoptimalkan Sumber Daya untuk NTT

Melki-Johni memahami bahwa 70% dari total anggaran pembangunan nasional sebesar Rp 3.600 triliun tahun 2025 masih terkonsentrasi di Jakarta. Oleh karena itu, membangun koneksi yang kuat dengan pusat kekuasaan menjadi langkah strategis untuk mendapatkan alokasi anggaran yang lebih besar bagi NTT.

“Dengan strategi ini, Melki-Johni bisa menarik lebih banyak program pembangunan ke desa-desa di NTT. Ini adalah bagian dari komitmen mereka dalam merealisasikan janji kampanye, termasuk mendorong hilirisasi tanpa tambang,” jelas Rajamuda.

Tantangan Besar dan Optimisme

Namun, perjalanan Melki-Johni dalam membangun NTT tidak akan mudah. Salah satu tantangan terbesar yang harus dihadapi adalah ruang fiskal yang terbatas akibat utang daerah yang memiliki kewajiban cicilan ratusan miliaran rupiah setiap bulan hingga 2029. Ditambah lagi, refocusing anggaran sebesar Rp 180 miliar yang dialami NTT semakin mempersempit ruang gerak pemerintah daerah.

Meski demikian, optimisme tetap tinggi. Melki-Johni diyakini telah memiliki kekuatan yang cukup untuk memulai kepemimpinan mereka dengan langkah progresif.

Birokrasi yang Cepat dan Efektif

Rajamuda juga menekankan pentingnya seleksi tim birokrasi yang solid untuk mendukung visi dan misi Melki-Johni. Mereka membutuhkan birokrat yang cerdas, cepat, dan memiliki loyalitas terhadap agenda pembangunan daerah, bukan yang bekerja lamban atau memiliki agenda pribadi.

“Keberhasilan Melki-Johni dalam mewujudkan visi mereka sangat bergantung pada tim kerja yang profesional dan mampu bekerja dengan strategi yang matang,” tegasnya.

Dukungan Masyarakat Diperlukan

Dengan segala tantangan yang ada, masyarakat NTT diharapkan mendukung upaya Melki-Johni dalam menata pembangunan daerah. Spirit kebersamaan dan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat akan menjadi kunci keberhasilan kepemimpinan mereka dalam membangun NTT yang lebih maju dan sejahtera.

Kini, setelah pelantikan, tantangan sesungguhnya bagi Melki-Johni dimulai. Dengan jaringan yang kuat dan strategi yang matang, kepemimpinan mereka membawa harapan baru bagi masa depan NTT yang lebih baik. NTT kini punya pemimpin baru, tapi utang lama masih melilit*/)jdz/llt

Center Align Buttons in Bootstrap