Melki Laka Lena dan Umbu Rudi Kabunang Keliling Sumba Sampaikan Terima Kasih dan Ajak Warga Sinergi Bangun NTT

132
Gubernur Melki Laka Lena dan Umbu Rudi Kabunang menggelar syukuran bersama dengan keluarga besar Payeti di Uma Patunggul, Kampung Payeti, Kelurahan Prailiu, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur, Kamis (16/1/2025). Foto: SelatanIndonesia.com/Laurens Leba Tukan

WAINGAPU,SELATANINDONESIA.COM – Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena didampingi Anggota Komisi XIII DPR RI Dr. Umbu Rudi Kabunang selama tiga hari keliling pulau Sumba. Kedua politisi Golkar itu berkeliling menyampaikan terima kasih sembari mengajak para tokoh masyarakat untuk bersinergi bangun Nusa Tenggara Timur.

Mereka memulai kunjungan dari Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) pada Rabu (25/1/2025). Selain bertemu dengan tokoh masyarakat dan para pimpinan partai koalisi dan tim relawan untuk pemenangan Melki-Johni, sejumlah agenda dilakukan Melki Laka Lena dan Umbu Rudi Kabunang. Salah satunya adalah bertemu dengan Uskup Weetebula Mgr. Edmund Woga C.SS.R dan menghadiri acara serah terima asset dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berupa pengelolaan Rumah Susun (Rusun) kepada Seminari Santo Fransiskus Asisi Sinar Buana di Kabupaten Sumba Barat Daya.

Selanjutnya pada Kamis (16/1/2025) Melki Laka Lena dan Umbu Rudi Kabunang melanjutkan perjalanan ke Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Timur. Di Sumba Barat, pertemuan dikakukan di kediaman Ketua DPD II Golkar Sumba Barat Daniel Bili di Weekarou, Waikabubak. Hadir juga politisi senior sekaligus Ketua DPC Partai Gerindra Sumba Barat Niga Dapawole serta pimpinan partai koalisi dan relawan pemenangan Melki – Johni.

Setelah itu, Gubernur Melki Laka Lena dan Umbu Rudi Kambunang melanjutkan pertemuan yang sama di Waibakul, Kabupaten Sumba Tengah. Pada sore harinya dilanjutkan pertemuan dengan partai koalisi dan relawan pemenangan Melki-Johni Sumba Timur di Waingapu.

Hingga pada malam harinya, Gubernur Melki Laka Lena dan Umbu Rudi Kabunang menggelar syukuran bersama dengan keluarga besar Payeti di Uma Patunggul, Kampung Payeti, Kelurahan Prailiu, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur.

Payeti merupakan kampung asal moyang perempuan dari ibunda Gubernur Melki Laka Lena. Nama moyang perempuan itu adalah Rambu Hara Ana Awa yang menikah dengan seorang pria bersal dari Ende yang melahirkan sorang putra bernama Toku Wangga Jawarai. Lantaran pertalian hubungan darah itu, keluarga besar Payeti beserta rumpun keluarga terkait mengundang Melki Laka Lena hadir dalam sebuah seremoni adat yang digelar Rabu (30/10/2024) di Uma Patunggul, Kampung Payeti.

Dalam kunjungannya di semua titik di daratan Pulau Sumba, Gubernur Melki Laka Lena menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam karena telah memilihnya Bersama Johni Asadoma menjadi gubernur dan wakil gubernur NTT. “Setelah menang, kembali kita berterima kasih ke masyarakat dan para tokoh pulau Sumba sembari membahas sinergi ke depan dalam spirit Ayo Bangun NTT,” sebut Melki Laka Lena yang juga didampingi anggota Fraksi Golkar DPRD NTT Anton Mahemba, Jumat (17/1/2025).

Gubernur Melki Laka Lena mengatakan, saat ini ia bersama Johni Asadoma telah mempercayakan sejumlah tokoh sebagai tim transisi yang kerjanya mensinkronisasi dan memastikan bahwa program-program Melki-Johni semaksimal mungkin mulai bisa dilaksanakan pada tahun 2025 ini. “Saat ini tim transisi sedang bekerja bersama dengan tim dari Pemda Provinsi NTT,” katanya.

Gubernur Melki Laka Lena mengajak masyarakat Sumba untuk terlibat dalam salah satu program unggulannya yaitu hilirisasi non tambang yang dikonkritkan dalam pembangunan satu desa satu produk unggulan.

Dijelaskannya, setiap desa di NTT memiliki keunikan sumber daya alam, budaya, atau tradisi yang dapat dikembangkan menjadi produk unggulan. Program ini juga sebagai wujud nyata janji kampanye Melki-Johni dimana mereka akan serius mengembangkan hilirisasi produk non tambang sebagai pembangkit ekonomi kerakyatan sebagai penopang industri pariwisata NTT yang terus menggeliat.

“Dengan fokus pada satu produk khas per desa, potensi ini dapat dimaksimalkan, baik untuk kebutuhan lokal maupun pasar domestik dan internasional,” ungkap Melki.

Dengan mendorong produksi berbasis desa, program ini memberikan peluang lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan masyarakat desa, dan mengurangi angka kemiskinan. Misalnya, desa yang menghasilkan tenun ikat, madu hutan, atau hasil laut dapat mengakses pasar lebih luas melalui program ini.

Selain itu, program ini mendukung pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di desa, dengan memberikan pelatihan, akses ke teknologi, dan pendampingan untuk meningkatkan kualitas produk. “Hal ini memperkuat basis ekonomi masyarakat sekaligus meningkatkan daya saing produk lokal,” kata Gubernur Melki Laka Lena.*/)llt/irvan

 

Center Align Buttons in Bootstrap