Oleh Mahasiswa Program Studi Farmasi Program Sarjana, Fakultas Kedokteran Dan Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Cendana, Angkatan 2024
Nusa Tenggara Timur (NTT) menyimpan keanekaragaman sumber daya alam yang luar biasa, salah satunya adalah sereh merah (Cymbopogon nardus L). Tanaman ini memiliki prospek ekonomi yang menjanjikan dan manfaat kesehatan yang luas. Tidak seperti sereh dapur, sereh merah mampu tumbuh optimal di lahan kering, menjadikannya cocok untuk kondisi lingkungan khas NTT. Adanya kemampuan bertahan terhadap kekeringan dan produktivitas tinggi, sereh merah menawarkan manfaat besar di sektor pertanian, kesehatan, kosmetik, dan industri pengolahan.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatopytha
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonaea
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Cymbopogon
Spesies : Cymbopogon nardus L. (Santoso, 2007)
KANDUNGAN SEREH MERAH
Tanaman aromatik ini kaya akan senyawa aktif dengan potensi besar dalam berbagai aplikasi industri. Minyak atsiri merupakan komponen utama dengan kandungan sitronelal (30–45%), sitronelol, dan geraniol (55–65%) yang memberikan sifat antimikroba, antiinflamasi, insektisida, hingga antikanker. Akar sereh merah juga mengandung alkaloid (0,52%), menambah manfaat tanaman sereh merah secara keseluruhan. Flavonoid seperti quercetin, luteolin, apigenin, dan kaempferol yang terkandung dalam daun dan akar berfungsi sebagai antioksidan kuat untuk mencegah radikal bebas dan penyakit degeneratif. Senyawa bioaktif lain, seperti sitral, nerol, isoscoparin, dan dipentena, menjadikan sereh merah unggul dalam industri kesehatan, kosmetik, dan pengobatan alami.
PEMANFAATAN SEREH MERAH DI NUSA TENGGARA TIMUR
Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Rote Ndao memanfaatkan ekstrak minyak atsiri sereh merah sebagai pestisida organik yang ramah lingkungan.
Kabupaten Sumba Barat Daya mengolahnya menjadi teh herbal untuk mengatasi gangguan pencernaan dan menurunkan tekanan darah.
Kabupaten Alor mengembangkan sereh merah sebagai bahan kosmetik, khususnya perawatan kulit dan rambut, memanfaatkan kandungan geraniol dan citronellol.
Kabupaten Ende menggunakannya sebagai pengusir nyamuk alami sekaligus bahan aromaterapi.
Sementara Kabupaten Flores Timur memanfaatkan sifat antimikrobanya untuk pembuatan sabun herbal dan produk pembersih rumah tangga.
Kupang menjadi pusat industri minyak atsiri dengan produk yang diekspor untuk pembuatan parfum dan perawatan tubuh. Kabupaten Lembata mengolah sereh merah sebagai bahan utama aromaterapi untuk mengatasi stres dan insomnia.
Kabupaten Ngada mengintegrasikan sereh merah dalam masakan lokal untuk memperkaya aroma, cita rasa, dan menjaga kesehatan pencernaan. Keberagaman manfaat sereh merah mencerminkan potensinya yang luar biasa dalam mendukung berbagai sektor di NTT, mulai dari kesehatan, pertanian, hingga kosmetik. Selain memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal, pemanfaatan sereh merah turut melestarikan lingkungan.
REFERENSI
Arifin, B. (2023). Kuliner Lokal Ngada dengan Sentuhan Sereh Merah: Khasiat dan Inovasi. Jurnal Makanan Tradisional Nusantara, 4(1), 56-63.
Khoirotunnisa, A. (2008). Komposisi Minyak Atsiri Sereh Merah dan Potensinya sebagai Pestisida Nabati. Jurnal Pertanian Organik, 3(4), 112-118.
Kurniawan, A. (2023). Pengembangan Industri Minyak Atsiri di Kupang. Kupang: Universitas Nusa Cendana.
Mardani, A., & Arifin, B. (2023). Pemanfaatan Minyak Atsiri Sereh Merah dalam Produk Kosmetik di Pulau Alor. Jurnal Inovasi Herbal, 7(3), 45-52.
Opeyemi, A. (2015). Bioactive Compounds from Cymbopogon Nardus and Their Therapeutic Potential. African Journal of Plant Science, 9(2), 67-74.
Santoso, T. (2007). Taksonomi dan Karakteristik Sereh Merah. Surabaya: Universitas Airlangga.
Setiawan, D., & Susanto, E. (2023). Efektivitas Minyak Atsiri Sereh Merah sebagai Pestisida Organik di TTS dan Ende. Prosiding Seminar Nasional Pertanian erkelanjutan, 4(1), 98-105.
Susanto, H. (2023). Penggunaan Sereh Merah untuk Produk Pembersih Ramah Lingkungan di Flores Timur. Jurnal Lingkungan dan Kehidupan, 5(3), 34-40.
Wahyudi, M. (2023). Penggunaan Sereh Merah sebagai Teh Herbal dan Aromaterapi di Sumba Barat Daya dan Lembata. Jurnal Tanaman Herbal Nusantara, 6(2), 77-89. (*)