Oleh Romanus Ndau Lendong
Oleh waktu, saya ditakdirkan untuk terus hadir dalam perjalanan politik Melki Laka Lena, gubernur terpilih NTT, 2024-2029. Tentu bukan suatu kebetulan.
Saat di Seminari Kisol, belum terasa. Tetapi saat kuliah di Yogya, saya mulai terlibat. Meski berbeda kampus, tetapi sebagai alumni Sanpio, kami sering berkumpul dan berdiskusi.
Suatu waktu ada lomba debat mahasiswa. Melki, Vicky Djalong dan Pompy Didimus, ketiganya teman kelas, menjadi salah satu tim. Sebagai senior dan berpengalaman lomba debat, saya terpanggil untuk mempersiapkan ketiganya.
Saat lomba, ketiganya tampil memukau. Penguasaan konten bagus dan teknik debat dipadu public speaking yang mumpuni. Mereka terpilih sebagai yang terbaik di DI Yogyakarta.
Kebersamaan berlanjut di Golkar, tahun 2009-2021. Tahun 2011 Golkar menyusun Visi Negara Kesejahteraan 2045. Ini program menyongsong seabad Indonesia.
Tim penulis lima belas orang. Empat orang dari NTT, Dr. Imma Blegur, Ir. Cyrilus Kerong, Melki Laka Lena dan saya. Ketua tim Theo L. Sambuaga, politisi senior Golkar.
Ada kejadian lucu. Saat naskah hampir tuntas, beredar isu bahwa ini bukan Visi Golkar, tetapi Visi NTT. Naskah ini memang praktis dikerjakan oleh putra NTT.
Untung ada Dr Aulia Rahman yang berusaha menetralisir keadaan. Naskah ini bisa selesai tepat waktu.
Tahun 2013 Melki maju sebagai calon wakil gubernur NTT mendampingi Ibrahim A Medah. Saat itu saya dan Emilianus Charles Lalung jadi tim pemenangan. Saya dan Charles menyusuri medan Manggarai Timur yang buruk untuk kemenangan Melki.
Dewi Fortuna sepertinya belum mengakrabi Melki. Paket ini kalah perkasa dengan Frans Lebu Raya, gubernur NTT saat itu.
Keterbatasan dana dan minimnya dukungan menjadi hal utama. Popularitas Melki juga masih jauh dari memadai.
Tahun 2024 Melki kembali tampil bersama Johni Asadoma. Saya kembali menjadi tim Melki-Johni. Matim menjadi fokus saya dan Ferdi Hasiman.
Kali ini suasana perjuangan relatif lebih mudah. Popularitas Melki sudah sangat tinggi. Namanya dengan mudah kita dengar bahkan di pelosok terpencil.
Dari sisi logistik juga baik. 2013 sekadar beli bensin saja sulit. Kini sebagai tim saya lebih terbantu. Tim bekerja baik karena mendapat dukungan logistik dari Melki.
Dewi Fortuna rupanya terpesona pada Melki. Putra asli Ende ini meraih dukungan sebesar 38 persen lebih. Melki mampu menaklukan Ansy Lema, keluarga dekatnya.
Setelah sukses Pilgub, Melki menyusuri Flores dari timur ke barat. Menyapa dan menyampaikan terima kasih kepada tim sukses, relawan, dan pendukung. Saya mendampingi Melki dari Borong, Ruteng, Cancar dan Labuan Bajo.
Menariknya, tidak terlihat Melki berlebihan merespons kesuksesannya. Ia tetap sederhana, bicara terukur dan sangat hati-hati. Jauh dari mengumbar janji, Melki justru dengan rendah hati memohon doa untuk kemudahannya nanti saat memimpin.
Saat bertemu dengan suster dan keluarga besar RS. St. Rafael Cancar, Melki menyampaikan pesan yang meneduhkan.
Setelah melihat kondisi RS ini saya belum bisa menjanjikan apa-apa. Kalau saya bilang akan dibantu APBD, itu pasti joak. Karena tidak mungkin. APBD kita sangat kecil. Tetapi saya akan mencari orang-orang baik untuk menolong.
Buat saya ini tanda sosok pemimpin yang rendah hati. Bicara sedikit tetapi bekerja banyak. Ini didukung jaringan Melki yang sangat luas.
Melki-Johni akan dilantik bulan Pebruari 2025. Semoga mereka bisa bekerja baik untuk membuat NTT lebih maju, terbebas dari kemiskinan dan ketertinggalan.(*)
Selamat bekerja Melki-Johni.