Satu Keluarga Tertimbun Reruntuhan, Total 10 Orang Tewas Akibat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

293
Proses evakuasi korban tewas akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Senin (4/11/2024) pagi. Lontaran batu api mencapai 6 kilometer dari puncak. Sejumlah warga tewas dan puluhan rumah terbakar. Foto: Kompas.id

LARANTUKA,SELTANINDONESIA.COM – Satu keluarga dilaporakan meninggal dunia lantaran tertimbung reruntuhan bangunan rumah akibat erupsi gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur (Flotim), Senin (4/11/2024) dini hari.

Hujan material termasuk lontaran batu api mencapai jarak 6 kilometer. Berdasarkan data sementara, 10 korban meninggal dunia, termasuk salah satu biarawati. Puluhan orang mengalami luka-luka, serta banyak bangunan hancur dan terbakar.

“Hancur lebur. Saya hampir saja…,” ujar Vanty Wai (40) sambil menangis saat dihubungi pada Senin (4/11/2024) pagi dilansir dari Kompas.id. Vanty adalah warga Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, desa yang berjarak lebih kurang 5 kilometer dari puncak gunung berketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut itu.

Rumah Vanty terbakar. Beruntung mereka keluar menyelamatkan diri di tengah hujan batu api. Erupsi besar itu terjadi lewat tengah malam ketika warga tertidur lelap. Lontaran batu api, kerikil, abu, tak henti menghujani daerah itu selama lebih dari dua jam.

Kepala Desa Klatanlo Petrus Muda mengatakan, sebanyak 9 warga di desanya tewas akibat hujan material. Korban tewas lainnya berasal dari Desa Dulipali. Data sementara, total korban meninggal 10 orang. Hingga pukul 08.00 Wita, petugas gabungan masih mengevakuasi korban di bawah reruntuhan rumah.

Hujan material tidak hanya mengenai dua desa, tetapi lebih dari tujuh desa. Belum ada laporan resmi dari pemerintahan Provinsi NTT dan Kabupaten Flores Timur. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi NTT, Cornelis Wadu belum memberikan keterangan. Informasi yang dihimpun, Cornelis Wadu sedang berkoordinasi dengan Pj. Gubernur NTT terkait bencana alam erupsi gunung Ile Lewotobi Laki-laki.

Sementara itu, Kepala Pos Pemantauan Gunung Lewotobi Laki-laki Herman Yosef saat dihubungi mengatakan, lontaran material mencapai 6 kilometer. Status keaktifan gunung ditetapkan pada Level IV atau Awas.

Erupsi kali ini merupakan lanjutan dari erupsi tahun lalu. Pertama terjadi pada Sabtu (23/12/2023) sekitar pukul 07.14 Wita. Tinggi kolom abu teramati berkisar 1.000 meter hingga 1.500 meter di atas puncak. Wilayah terdampak adalah Kecamatan Wulanggitang dan Kecamatan Ile Bura.

Gunung Lewotobi Laki-laki memiliki kembaran bernama Gunung Lewotobi Perempuan yang memiliki ketinggian 1.708 meter di atas permukaan laut. Puncak kedua gunung itu terpisah jarak lebih kurang 2 kilometer. Pelana yang memisahkan kedua puncak itu berketinggian 1.232 meter di atas permukaan laut. Gunung ini pertama kali tercatat dalam sejarah terjadi pada 1861. Adapun erupsi Gunung Lewotobi Perempuan pertama kali terjadi pada 1921. Gunung Lewotobi Laki-laki lebih banyak erupsi dibandingkan dengan Gunung Lewotobi Perempuan.

Lontaran material mencapai 6 kilometer. Status keaktifan gunung ditetapkan pada Level IV atau Awas.*/)Kompas.id

Center Align Buttons in Bootstrap