Tenun Ikat Lebih dari Kain, Simbol Kehidupan dan Kearifan Lokal di Kabupaten Malaka NT

94
Mahasiswa Program Doktor Ilmu Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan di Institut Pertanian Bogor (PSL-IPB), Wilhelmina Seran dalam balutan sarung tenun khas Malaka. Foto: Dok.Pribadi

KUPANG,SELATANINDONESIA.COM – Tenun ikat di Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu warisan budaya berharga yang dibuat secara tradisional dan diwariskan dari generasi ke generasi. Peran perempuan, terutama ibu-ibu sangat penting dalam melestarikan tradisi ini dan mempererat hubungan sosial.

Untuk menjaga dan melestarikan kain tenun ikat Malaka, Mahasiswa Program Doktor Ilmu Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan di Institut Pertanian Bogor (PSL-IPB), Wilhelmina Seran mengangkat tema tenun ikat Malaka dalam penelitiannya.

Dalam latar belakang tulisan, Wilhelmina mengurai, bahwa tenun ikat Malaka bukan hanya sekedar kain, tetapi merupakan simbol kehidupan dan kearifan lokal yang kaya akan makna.

Selain itu tradisi menenun tidak hanya memenuhi kebutuhan adat, tetapi juga mencerminkan kemandirian perempuan di daerah setempat.

Proses Pembuatan

Proses pembuatan tenun ikat di Malaka memerlukan keterampilan dan ketelitian tinggi. Setiap motif dan warna memiliki makna tersendiri yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Kain tenun ikat seperti Tais Marobo dikenal dengan warna-warna khas seperti merah, hijau, hitam dan kuning keemas-emasan.

Proses pembuatan melibatkan berbagai tahapan, mulai dari pemintalan benang, pewarnaan alami, hingga proses penenunan dengan menggunakan alat tradisional.

Dalam tulisannya, Wilhelmina menyebut kearifan lokal dalam tenun ikat mencakup berbagai aspek budaya, tradisi, dan pengetahuan yang diwariskan turun-temurun oleh masyarakat setempat.

Elemen Kearifan Lokal dalam Tenun Ikat

Motif dan Simbolisme: motif pada tenun ikat seringkali memiliki makna simbolis yang mencerminkan nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan cerita rakyat.

Teknik Pewarnaan Alami: penggunaan pewarna alami yang berasal dari tumbuhan, tanah, atau sumber daya alam lain adalah bagian penting dari kearifan lokal.

Fungsi Sosial dan Upacara: tenun ikat tidak hanya berfungsi sebagai pakaian, tetapi juga sebagai bagian dari ritual, upacara adat, dan simbol status sosial

Peran Gender dan Keterlibatan Komunitas: kegiatan menenun biasanya melibatkan perempuan dan menjadi bagian penting dari kehidupan sosial dan ekonomi mereka

Proses Pembuatan Tradisional: pembuatan tenun ikat melibatkan teknik tradisional yang diajarkan secara turun- temurun

Penghargaan terhadap Alam dan Kelestarian Lingkungan: proses pembuatan tenun ikat yang berbasis pada sumber daya alam setempat menunjukkan penghargaan dan keberlanjutan

Pewarisan Pengetahuan Keterampilan menenun dan pengetahuan terkait sering diwariskan secara lisan dan melalui praktik langsung dari generasi ke generasi

Identitas Kebanggaan Budaya: Tenun ikat sering kali menjadi simbol identitas dan kebanggaan budaya bagi masyarakat.*/EKrova/Laurens Leba Tukan

Center Align Buttons in Bootstrap